1. PASSING BY

By rawrnana

8.4K 4.7K 19.2K

❝ Kamu dan segala kenangan yang tersisa ❞ ⚠️TIDAK UNTUK DIPLAGIAT⚠️ Ini Cerita keduaku, cerita yang sangat in... More

Prolog
1. the beginning of all
2. Dia yang asing
4. The secret of hera
5. Mariposa
6. Temanku
7. They are bad
8. What If
9. Menetap atau pergi
10. Mago
11. Orang jahat
12. Dia?
13. Tau
14. Mulai
15. Through me
16. Putus Asa
17. Tentang dan tantang
18. Rainbow
19. Hasil
20. Makan malam dan...
21. pulang dan datang
22. A DREAM
23. Ada apa?
24. Harta Saya
25. Semua oke
26. Happin€ss
27.The next
28. To the bond
29. Aku dan rasa sakit
30. Renggang untuk menyatu
31. Usaha untuk mengutarakan
32. Hello Ra
33. On me
34. Sepeda
35. my wish
36. I know now
37. beautiful time
38. Bohong
39. Tenang
40. Keluargaku
41. gonna leave
42. Tertidur
43. Apapun
44. Laut
45. Penebusan dan terima kasih

3. TODAY

341 176 407
By rawrnana

~•••**•••~

Bukhh

Karena waktu yang begitu sempit membuat Yura, gadis itu berlari dengan cepat menuju ke sekolah. Namun ketika tiba disekolah tak sengaja ia menabrak seorang lelaki yang menggunakan jaket kulit berwarna hitam, ketika lelaki itu baru selesai memarkirkan motornya.

"Yahh maaf ya...." lirih Yura, ketika ia berhasil berdiri setelah terduduk ditanah.

Lelaki itu menatap Yura tanpa mau untuk berdiri.

"Gue murid pindahan. Bisa kasih tau letak kelas dua belas IPA unggulan tiga." jelasnya.

"Ga tau gue, duluan yak." ucap Yura lalu berjalan  menjauh begitu saja.

"Sial, masa baru Dateng, udah jatoh ketanah aja sih." monolog nya dan bergerak untuk bangun, dan meletakkan helm nya di atas motor.

"Sekarang kudu kemana nih gue?"

"Ribet banget dah."

Berjalan perlahan dari area parkiran, kini tujuannya keruang guru dan bertanya atau memastikan dirinya dikelas mana.

Selesai dengan urusannya, lelaki itu berjalan dengan seorang guru lelaki, didepannya untuk membantu ia menemukan kelas yang akan ditempati nya.

"Ini kelasnya, masuk aja tadi bapak udah bilang sama guru yang ngajar, kalau bakal ada murid baru." ucap sang guru tersenyum.

Lelaki itu membalas senyumannya, "Makasih pak." sang guru menepuk bahunya dan berlalu pergi.

Masuk kedalam kelas membuat seluruh pasang mata menatap lelaki itu, dengan raut bertanya-tanya siapa dia?

"Permisi buk." ucapnya.

"Oh iya, kamu murid baru itu?" lelaki itu membalas dengan anggukan.

"Boleh perkenalkan nama kamu dulu, lalu baru bisa duduk oke."

"Iya, perkenalkan nama saya Levi Arnathan murid baru pindahan...."

"Okee, Levi boleh duduk dibangku yang kosong ya dibelakang." ucap sang guru menunjuk kearah bangku belakang.

"Iya buk."

Saat berjalan kearah bangku belakang raut lelaki yang bernama Levi itu berubah, dahinya berkerut tatkala ia melihat Yura yang dengan wajahnya yang terlihat biasa saja.

"Gue murid pindahan. Bisa kasih tau letak kelas dua belas IPA unggulan tiga."

"Ga tau gue, duluan yak."

Sekarang Levi ingat, dia perempuan yang bertabrakan diparkiran dengannya, dan berlari begitu saja saat ditanya dimana kelas yang akan Levi tempati.

"Lihat aja Lo."

******

Arya, lelaki yang menjadi wali Hera kemarin kini duduk disebuah restoran dengan seorang wanita yang begitu anggun tampilannya. Mamah Hera, wanita itu kini tengah duduk bersama Arya untuk sesuatu pekerjaan.

"Kau tahu Al, kemarin Hera memintaku untuk datang ke sekolahnya...." jelas Arya, yang membuat mamah Hera sontak menatap Arya dengan raut terkejutnya.

"Ada masalah apa? Bukannya belum kenaikan kelas ya?" tanya nya, yang membuat Arya tertawa pelan.

"Alora, ibu macam apa kau ini. Hanya kerusuhan dikelas, makanya kepala sekolah minta Hera buat panggil orang tuanya." balas Arya.

Mamah Hera menghela nafasnya, dan melanjutkan makannya.

"Kau tidak khawatir?" tanya Arya sekali lagi.

"Tidak, itu bukan masalah penting bukan?" ucapnya membuat Arya memalingkan wajahnya.

"Dia anakmu. Sampai kapan kau akan menyembunyikan identitas dirinya?" jelas Arya.

Mendengar itu membuat wanita itu meletakkan pisau dan sendok nya dengan kasar dan menatap Arya tajam.

"Kalaupun harus ku buka identitas nya, aku hanya akan menyebutnya sebagai adikku ... Apa cukup?" Arya menghela nafas panjang dan tersenyum.

"Setidaknya beri dia kasih sayang walau sedikit, pulang dan peluk dia kurasa itu cukup." tutur Arya.

"Dia begitu dingin pada orang ... Apa kau tega melihat itu?" Sambungnya.

Maman Hera mengambil tasnya dan dengan cepat keluar dari restoran itu, tanpa peduli Arya terus memanggil nya dan mengejarnya.

"Alora!!" teriak Arya.

Mamah Hera, wanita itu menghentikan langkahnya dan hal itu membuat Arya menahan satu tangannya.

"Oke maafin aku, aku salah bicara lagi." ujarnya pelan.

"Aku gasuka bahas hal itu Arya, kau juga tau bukan? Aku tidak menyukai anak itu." tutur Alora, mamah Hera.

"Baiklah ... Aku tidak akan membahasnya. Tapi jangan pergi seperti itu lagi."


*******

Pulang sekolah dengan langkah gontai, membuat Hera terus menggerutu sepanjang perjalanan pulang. Dia terlambat pulang sekolah, karena tadi adalah jadwal piketnya, seluruh teman piketnya pulang lebih dahulu meninggalkan Hera sendiri dikelas.

"Iya ... Emang selalu gitu kok. Semuanya pada ninggalin dan gaada yang mau sama gue!" ucapnya sedikit keras.

"Kasih kecuali buat gue Ra." mendongakkan kepalanya, membuat Hera menatap sosok lelaki berdiri didepannya dengan senyum manis seperti biasanya.

"Ngapain?" tanya Hera.

"Mau kerumah ga Ra?" ujar Jehan membuat Hera menyipitkan kedua matanya.

"Jangan salah paham ... Adek gue hari ini ulang tahun, jadi mama minta kamu buat kerumah, karena mama taunya kita temenan kan." ucap Jehan yang diangguki oleh Hera.

"Kapan?" mendengar itu membuat Jehan membulatkan kedua matanya kaget.

"Mau Ra? Ehm sekarang, kebetulan mama lagi masak." jelas Jehan.

"Yaudah." balas Hera.

Masuk kedalam rumah Jehan, membuatnya bertemu dengan mama Jehan, yang berada didapur dan tengah menata beberapa hidangan. Serta ada seorang anak kecil yang merupakan adik Jehan tengah bermain didepan tv.

"Abang...." teriaknya membuat Hera dan Jehan memalingkan wajah mereka kearah anak perempuan itu.

"Kesana Ra, kamu belum kenal kan sama dia." jelas Jehan dan Hera membuntuti Jehan yang berjalan kearah adiknya.

"Udah pulang?" sahut mamah dari dapur.

"Iya, ada Hera juga nih." teriak Jehan membalas ucapan ibunya.

"Yaudah sini makan, kalau nunggu papa bisa-bisa keburu tengah malam."

"Iya ma!"

"Yebin!!" teriak Jehan.

"Abang, siapa kakak ini?" ucap Yebin polos, membuat Hera dan dirinya saling tatap dengan mata yang membulat.

Terlihat menggemaskan keduanya, bagi Jehan.

"Teman, kenalan dulu dong." ucap Jehan mengulurkan tangan adiknya pada Hera.

"Halo kak, aku Yebin adiknya Abang Jehan, anaknya nda Shena" jelas gadis kecil itu.

Perlahan senyum tipis Hera terlihat dan tangannya bergerak menerima uluran tangan Yebin.

"Hera." ucapnya singkat.

"Punya Abang juga?" Hera menggeleng dengan ragu-ragu akan pertanyaan Yebin.

"Punya nda juga?" mendengar itu raut wajah Hera sontak bingung, dan beralih menatap Jehan.

"Nda itu, maksudnya bunda, ga tau kenapa nih anak beda sendiri. Orang manggil mama dia malah manggil bunda." jelas Jehan.

Mendengar itu membuat Hera manggut-manggut, "Kalau bunda enggak punya, tapi kalau mama punya kok."

"Udah nanya nya, sekarang makan dulu." itu adalah panggilan dari mama Jehan.

"Yuk Ra makan ... Masakan mama enak aku yakin kamu suka." ucap Jehan.

"Hm."

Selesai makan, Hera merasa bingung harus melakukan apa dan pada akhirnya ia mendekati ibu Jehan, untuk membantu membersihkan piring bekas mereka makan. Sedangkan Jehan pergi bersama adiknya untuk menonton bersama.

"Hera...." panggil wanita itu, mamah Jehan.

"Iya Tante?" balas Hera.

"Sayang, dengerin Tante ya ... Kamu kalau sama orang jangan kaku, santai aja." tutur mamag Jehan.

"Kaku? Memangnya aku harus gimana?" tanya Hera membuat ibu Jehan menatapnya.

"Begini misalnya, saat kamu ketemu sama orang coba untuk senyum walaupun sedikit. Kamu juga harus belajar buat enggak jutek sama orang sayang...."

"Mama selalu kayak gitu, tapi aku ga pernah mikir kalau mama kaku." jawab Hera datar.

"Tante cuma kasih saran ... Oh iya kamu ikut les enggak?" tanya Shena mamah Jehan.

Hera menggeleng pelan.

"Mau Tante daftarin, Jehan juga ikut soalnya karena udah kelas dua belas. Biasanya guru les nya Dateng setiap hari Jumat." jelas Shena.

Hera menyunggingkan sedikit senyumnya dan mengangguk.

"Mau kok Tante."

"Bagus kalau gitu, nanti tiap hari Jumat kesini aja ya sayang." ucapnya mengelus Surai milik Hera.

Hera merasakan desiran dihatinya ketika ibu Jehan mengelus kepalanya. Dan rasa peduli nya terhadap Hera membuat gadis itu seperti merasakan kebahagian yang melimpah seolah ada kupu-kupu berterbangan di perutnya.

"Mungkin gini ya rasanya kalau mama elus kepala Hera dan selalu nanyain hal kecil...."






"Era!!"

"Lo?"

"Iya gue, ternyata ketemu juga kita."

"Inget ya, kalau di area ini Lo gaboleh manggil gue dengan sebutan itu. Dan ... Jangan bertingkah seolah kita saling kenal."

"Iya-iya sorry."



To be continued
****************

Tips biar mood nulis gimana?
Kadang pengen nulis dan cepet up,
Tapi tiba-tiba mood turun.
Capek!

Sampai jumpa di part berikut
Thank you kalian <3

Continue Reading

You'll Also Like

947K 21.7K 50
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
846K 31.7K 34
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
770K 6.9K 20
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
171K 807 17
Yang orang tau Kiara Falisha adalah gadis lugu, imut, lucu, menggemaskan juga lemot. Tapi di depan seorang Faidhan Doni Advik tidak seperti itu. Pun...