I'm The Queen of Demon Kingdo...

De aristaptr

928K 83.1K 1K

Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang t... Mai multe

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Extra Part - I
Thanks!
Squel!

Extra Part - II

20.9K 1.4K 23
De aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget for vote and comment this story!
******

Xavier menatap lembaran kertas yang ada di hadapannya. Sesekali pria itu memijat pangkal hidungnya saat merasakan kepalanya yang terasa sedikit berat. Tanpa ia sadari seorang wanita tengah berdiri menatap heran ke arah Xavier.

"Kenapa kau tidak mengikuti saranku untuk segera mengangkat putra kita menjadi penerus kerajaan ini Lord. Lihatlah keadaanmu sekarang, kau seperti pria yang tidak terawat." ujar Crystal sambil meletakan secangkir kopi di dekat Xavier.

Xavier yang melihat kedatangan istrinya langsung menghentikan aktivitasnya dan bersandar di kursi kebesarannya. Crystal terkekeh pelan melihat raut wajah suaminya yang terlihat sangat lelah.

"Bagaimana dengan saranku?" tanya Crystal sembari memijat bahu pria itu.

"Aku akan memikirkannya." sahut Xavier membuat Crystal menghela nafas pelan.

Tak lama kemudian, Crystal dan Xavier melihat kedatangan putra mereka Evan. Pria itu melangkah menuju salah satu sofa yang ada di sana. Ia menatap ibunya yang tengah memijat ayahnya yang terlihat sangat lelah.

"Sepertinya kau sangat lelah dad. Kau bisa meminta bantuanku untuk mengerjakan salah satu pekerjaanmu." Xavier yang tengah memejamkan matanya seketika membuka matanya dan menatap ke arah Evan.

"Tenang saja, daddy masih bisa mengerjakannya." ujar Xavier membuat Crystal memutar bola matanya malas.

"Lihatlah ayahmu ini, dia sangat keras kepala. Mommy sudah meminta ayahmu untuk berhenti bekerja tapi dia sama sekali tidak mendengarkan mommy." ujar Crystal dengan nada kesal. Xavier yang mendengar itu terkekeh pelan, sedangkan Evan hanya menimpalinya dengan senyuman tipis.

Tok tok...

Terdengar suara ketukan pintu menghentikan aktivitas Crystal. Saat itu juga mereka melihat Darren masuk dengan langkah tergesa. Xavier mengerutkan keningnya saat melihat wajah pria itu yang terlihat sangat gelisah.

"Ada apa?" tanya Xavier sambil menegakkan tubuhnya.

Darren menundukkan kepalanya pada Xavier sebelum akhirnya membuka suara.

"Ada segerombolan vampire liar yang menyerang perbatasan utara Yang Mulia." ujar Darren membuat Crystal membulatkan matanya. Sedangkan Xavier yang mendengar itu hanya menghela nafas pelan dan kembali menyandarkan tubuhnya.

"Vampire sialan! Tidak bisakah mereka membiarkanku tenang sebentar saja." kesal Xavier. Namun saat Xavier ingin beranjak dari tempat duduknya, Evan lebih dulu membuka suaranya.

"Daddy tetaplah di sini, biar aku yang mengatasinya." ujar Evan yang telah beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari ruangan itu.

Xavier yang mendengar itu tersenyum senang. Akhirnya ia bisa bersantai karena tidak perlu mengurus para vampire liar itu.

"Kenapa kau tersenyum Lord?" tanya Crystal bingung.

"Sebenarnya aku hanya berpura-pura agar Evan mengambil alih tugas itu." Crystal yang mendengar itu membulatkan matanya. Ia tidak menyangka jika suaminya bisa bersandiwara seperti itu.

"Aku tidak menyangka kau akan bersikap curang seperti itu Lord." Xavier yang mendengar ucapan istrinya langsung terkekeh pelan.

Sedangkan Evan melesat menuju perbatasan utara untuk memberi perhitungan pada vampire liar yang berani mengacau di kerajaannya. Tak lama kemudian, Evan telah sampai di perbatasan. Ia dapat melihat beberapa prajurit tengah bertarung dengan para vampire liar itu.

"Ahh sudah lama aku tidak bertarung. Sepertinya ini akan selesai dengan cepat." ujar Evan sambil meregangkan pergelangan tangannya.

Darren dan para prajurit bergidik ngeri mendengar ucapan pria itu. Tentu saja mereka tahu apa yang akan terjadi pada para vampire liar itu.

Saat itu juga terlihat kilatan dari manik mata Evan. Pria itu langsung melesat mendekati para vampire tersebut dan mengeluarkan kekuatannya.

"Pangeran sangat menyeramkan, lebih menyeramkan dari Lord Xavier." bisik salah satu prajurit dan langsung disetujui oleh yang lainnya.

Evan terus menyerang satu persatu vampire yang ada di dekatnya. Tak ada satu pun vampire yang bisa lolos dari serangan Evan. Bagaimana tidak, Evan mengeluarkan api biru yang membuat vampire itu hangus terbakar dan hanya menyisakan abu.

Evan tersenyum menyeringai saat mendengar suara teriakan para vampire yang merasakan panas pada tubuhnya. Kini seluruh vampire liar itu telah musnah tanpa tersisa satu pun dari mereka. Darren dan para prajurit yang ada di sana dibuat kagum dengan Evan yang dapat memusnahkan mereka secepat kilat.

"Ini akibat kalian berani mengusikku." ujar Evan dengan nada dingin sebelum akhirnya berbalik dan melesat kembali ke istana.

Crystal yang baru saja keluar dari ruangan Xavier terkejut saat melihat putranya yang telah datang dari perbatasan.

"Sudah selesai? secepat itu?" tanya Crystal dan langsung dijawab anggukkan oleh Evan.

Crystal menggelangkan kepalanya heran saat melihat jawaban dari putranya. Namun ia juga tidak akan meragukannya, karena faktanya putranya juga telah berhasil melenyapkan musuh yang bahkan lebih kuat dari para vampire liar itu.

"Baiklah bersihkan dirimu setelah itu kita makan malam bersama."

"Yes mom." jawab Evan dan pria itu langsung melesat menuju kamarnya.

Crystal tersenyum menatap punggung putranya yang mulai menjauh. Ia kembali memalingkan pandangannya dan berjalan menuju dapur istana. Ia ingin memastikan jika seluruh makanan telah siap dihidangkan.

"Yang Mulia." ujar kepala maid sambil menundukkan kepalanya saat melihat kedatangan Crystal.

"Apa semua sudah siap?"

"Seluruh makanan telah selesai dimasak, kami tinggal menyajikan di atas meja makan Yang Mulia." ujar maid tersebut dan Crystal hanya memangut mengerti.

"Baiklah, setelah semua selesai kalian bisa beristirahat." ujar Crystal sebelum pergi meninggalkan tempat itu.

Beberapa menit kemudian, mereka semua telah berkumpul di meja makan untuk melangsungkan makan malam bersama. Makan malam berlangsung dengan cukup tenang. Hening, tidak ada suara sedikit pun yang terdengar sampai akhirnya mereka menyelesaikan makan malam mereka.

Xavier mengusap mulutnya dengan sapu tangan setelah menyelesaikan makannya. Kemudian ia menatap ke arah Evan dengan tatapan serius.

"Son, daddy telah memutuskan untuk mengangkatmu menjadi penerus kerajaan ini. Apa kau setuju dengan keputusan daddy?" Evan yang mendengar ucapan ayahnya langsung mendongakkan kepalanya.

"Aku akan mengikuti keputusan daddy." ujar Evan dengan tegas. Xavier tersenyum saat mendengar jawaban dari putranya. Ia tahu jika Evan pasti akan menyetujui keputusannya.

"Baiklah, besok pagi daddy akan melakukan pertemuan dengan para petinggi untuk menentukan hari penobatanmu." ujar Xavier dan langsung dijawab anggukkan oleh Evan.

"Kalau begitu aku ke kamar dulu dad, mom. Selamat malam." ujar Evan dan langsung beranjak dari tempat duduknya.

Crystal tersenyum melihat kepergian putranya lalu ia mengalihkan pandangannya pada suaminya.

"Kau membuat keputusan yang tepat Lord." ujar Crystal.

"Ini juga berkat saranmu Queen." ujar Xavier membuat Crystal terkekeh pelan.

Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kamar mereka untuk beristirahat.

*****

Dua hari kemudian...

Suasana istana kerajaan Demon terlihat sangat ramai. Hari ini adalah hari dimana Evan akan dinobatkan menjadi Penerus Kerajaan Demon. Para maid berlalu-lalang menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk kelangsungan acara tersebut. Beberapa prajurit ikut membantu untuk menghias istana agar terlihat indah. Crystal terlihat berdiri memperhatikan semua maid yang sedang menata makanan di atas meja. Ia ingin memastikan jika semua persiapan telah dilakukan dengan baik agar acara dapat berlangsung dengan lancar.

"Queen, sebaiknya anda duduk saja. Anda akan merasa lelah jika terus berdiri seperti itu." ujar Veronica menghampiri Crystal.

"Tidak Ve, aku harus memastikan semua persiapan penobatan putraku telah disiapkan dengan baik." ujar Crystal membuat Veronica hanya mampu menghela nafas berat.

Sedangkan dari sebuah balkon terlihat Evan sedang menatap kesibukan di bawah sana dengan wajah datar. Apakah dia gugup? jawabannya adalah tidak. Pria itu sama sekali tidak merasa gugup. Bahkan ia sangat malas untuk menghadiri acara itu. Itu karena ia sangat tidak menyukai keramaian. Tetapi ia tidak punya pilihan lain karena ini merupakan tradisi kaum mereka.

Evan memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kamarnya dan berbaring di atas ranjang. Ia menatap langit kamar dengan pikiran yang entah dimana.

Tok tok...

Evan menatap ke arah pintu kamarnya saat mendengar seseorang mengetuk pintunya. Saat itu juga ia melihat Cellina masuk ke dalam kamarnya dan langkah santai.

"Kau masih di sini?" tanya Cellina menghampiri Evan.

Evan yang melihat kedatangan Cellina langsung bangkit dari tidurnya dan bersandar di kepala ranjang.

"Kapan kau datang?" Cellina mendengus sebal saat Evan menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan.

"Baru saja." ujar Cellina dan hanya dijawab anggukkan oleh Evan. Cellina menjatuhkan tubuhnya di ranjang Evan dan menatap langit kamar itu.

Hening. Tak ada satupun suara yang keluar dari mereka berdua. Mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Apa kau senang dengan penobatan ini?" Evan mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan dari saudara kembarnya.

"Tentu." jawab Evan singkat.

"Lalu kapan kau akan mencari matemu?"

Saat itu juga Evan terdiam mendengar ucapan dari Cellina. Pria itu bahkan tidak pernah memikirkan tentang matenya. Apakah ia akan mencarinya sendiri atau ia akan tetap menunggu di sini hingga matenya datang menghampirinya. Ia tidak pernah memikirkan hingga sejauh itu.

"Entahlah." ujar Evan sambil menghendikkan bahunya acuh. Cellina yang mendengar itu hanya mendengus sebal. Ia tidak menyangka jika saudaranya akan sedingin ini.

Cellina pun memutuskan untuk beranjak dari tidurnya dan melangkah keluar dari tempat itu. Namun sebelum ia menutup pintu ruangan itu, ia berbalik menatap ke arah Evan.

"Sebaiknya kau segera mencari matemu." ujar Cellina dan langsung menutup pintu kamar tersebut.

Evan terdiam setelah mendengar kalimat terakhir dari Cellina. Ucapan gadis itu membuat pikiran Evan menjadi kacau.

"Ah sudahlah, dia akan datang jika sudah waktunya." ujar Evan sambil mengusap wajahnya kasar.

Akhirnya Evan memutuskan untuk membersihkan dirinya dan bersiap untuk acara penobatannya.

*****

Acara penobatan Evan menjadi penerus kerjaan Demon segera dimulai. Para petinggi istana dan seluruh rakyat kerajaan Demon telah datang untuk menyaksikan penobatan Evan. Tak lupa mereka juga mengundang para pemimpin klan untuk ikut menyaksikan acara tersebut.

"Kau sudah siap Queen?" tanya Xavier dan langsung dijawab anggukkan oleh Crystal.

Crystal mengaitkan tangannya pada lengan Xavier dan berjalan menuju keluar istana. Pintu istana terbuka menampilan Raja dan Ratu kerajaan Demon. Suara riuh tepuk tangan terdengar memenuhi istana. Crystal tersenyum saat melihat antusias dari rakyatnya.

"Hari ini aku akan menobatkan putraku untuk menjadi penerus kerajaan ini. Dia adalah Evander Nicolas Harrison." Evan yang mendengar itu langsung melangkah mendekati ayahnya.

"I'm Xavier Ellardo Harrison crowed you Evander Nicolas Harrison to be the King of the Demon Kingdom." ujar Xavier dengan lantang.

"Hidup Yang Mulia Evander!"

"Hidup Yang Mulia Evander!"

Seluruh rakyat kerajaan Demon bersorak gembira atas penobatan Evan menjadi Raja kerajaan Demon. Evan tersenyum tipis saat melihat seluruh rakyatnya sangat senang dengan penobatannya menjadi Raja kerajaan ini. Tentu ia berjanji akan membuat kerajaan ini tetap damai. Kebahagiaan juga terlihat jelas dari wajah Crystal dan juga Cellina. Mereka sangat senang karena kini Evan telah menjadi Raja yang akan membawa kebaikan untuk seluruh klan immortal.

The End.

*****

Continuă lectura

O să-ți placă și

13.5K 1.1K 34
FOLLOW SEBELUM MEMBACA 💕 Louis Xavier Adelard. Seorang vampire murni yang merupakan penerus kerajaan dan sudah menggembara selama 24 tahun atau 240...
296K 21.4K 49
(Fantasy Story) -Belum direvisi- Bukan lagi rahasia umum, jika bangsa vampir dan manusia serigala itu tidak pernah akur. Kedua bangsa tersebut salin...
21.6K 1.3K 36
𝐖𝐀𝐉𝐈𝐁 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀!!! ************************************* Arthur Carlson Theodor, adalah Pangeran dari Kerajaan Theodo...
1.1M 83.3K 60
Jeanna yocelyn, sosok gadis manis yang sangat ceria dan tak pernah kenal takut. Saat ini Jeanna tengah menempuh pendidikannya di sekolah menengah ata...