ARRAFFA | Selesai |

Purplelight_V द्वारा

1M 91K 12K

[ Belum revisi! ] Arraffa Pratama, remaja yang berusia 13 tahun ini hidup dalam ruang lingkup yang cukup meny... अधिक

S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
G A B U T!
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
P R A N K!
S E M B I L A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A P U L U H S A T U
D U A P U L U H D U A
D U A P U L U H T I G A
D U A P U L U H E M P A T
D U A P U L U H L I M A
D U A P U L U H E N A M
D U A P U L U H T U J U H
DELETED SCANE
DELETED SCANE [ 2 ]
EXTRA PART
Invitation 1

L I M A B E L A S

26.4K 2.5K 188
Purplelight_V द्वारा

RAFFA IN YOUR AREA!!!

Khusus di part ini, sebelum baca absen nama Raffa dulu yuk?

Wajib euy, biar lapak nya nggak sepi. kek hati^^

Malmingan ya?

• • •

Libur semester telah berakhir dan kini awal semester baru akan dimulai, seperti permintaan bocah menggemaskan ini ia akan masuk di awal semester dua. Ralat!! Bukan ia yang menginginkan masuk di awal semester dua, melainkan keluarganya.

Senin ini akan menjadi awal baru untuk nya, ia akan bersekolah, berkenalan dengan teman baru, suasana baru dan pelajaran baru akan ia pelajari.

Sudah tidak sabar menunggu hari esok hingga pagi-pagi sekali ia sudah terbangun, tangan mungil nya menggedor-gedor pintu kamar orang tua nya karena semalam ia tidur dengan Pras, Papa nya.

Sekarang ia sudah siap dengan seragam SMA yang melekat pada tubuh mungil nya, kini ia sudah berada di meja makan beserta anggota keluarga yang lain.

"Ayo dek berangkat sama kakak" ujar Rasya, ia sudah menyelesaikan sarapan nya.

"Bwental kwak dwikit lwagi"

"Telen dulu sayang" ujar Raina, tangan nya menyuapi putra nya yang ada di pangkuan Pram.

"Adek berangkat sama Bara" sahut Bara, semua pasang mata menatap ke arah Bara. Bagaimana tidak? Sekolah nya berbeda dengan Raffa.

"Adek berangkat sama abang" ujar Rangga tiba-tiba, ia bangkit dari duduknya.

"Adek berangkat sama Rasya Bang" kekeh Rasya.

"Ayo dek, berangkat nya sama kakak. Kakak ada kelas pagi hari ini" sahut Rere, Rasya mendelik mendengar nya.

"Adek berangkat sama kita" ujar Revan, Raven berbarengan.

"Kantor abang searah, jadi berangkat nya sama abang." Regan bangkit, ia juga ingin mengantar adik nya sekolah untuk pertama kali.

"Ayo" ujar Rico tiba-tiba, tangan nya menggenggam tangan mungil Raffa.

Raffa jadi linglung, ia ingin berangkat bersama kakak nya Rasya. Namun tidak enak karena banyak yang akan ia tolak, Raffa melepas gandengan tangan Rico ia berhenti berjalan.

"Laffa gak jadi sekolah, Laffa tidul aja di lumah."

"Kok gitu dek?" Tanya Rio.

"Gak enak, pagi-pagi udah libut."

"Kalian berangkat duluan, adek berangkat sama Daddy." Final Pram membuat mereka mendesah kecewa.

"Kakak tunggu di sekolah, nanti ke kelas sama kakak." ujar Rasya, ia mencium puncak kepala adik nya tanda sayang.

"Iya kak, dadah..."

* * *

Tiga mobil mewah memasuki area sekolah, dua diantaranya mobil pengawal yang di utus Pras untuk memantau putra nya di sekolah. Mobil pertama di isi Arnold, Pras, Pram dan juga Raffa. Tadi nya yang mengantar Raffa hanya Pram saja, namun kedua nya tidak mau kalah dengan Pram hingga kekeh ingin ikut mengantar putra nya ke sekolah.

"Kok sepi Dad?" Tanya Raffa ketika keluar dari mobil, suasana sekolah sangat sepi membuatnya bertanya-tanya. Mengingat ia tiba di sekolah hampir setengah sembilan, Raffa gugup sendiri, takut-takut jika di hukum di hari pertama ia bersekolah.

"Tidak perlu takut baby, sekolah punya kita." Ujar Pras yang melihat kedua tangan putra nya bertaut, sudah sangat hapal jika kedua tangan putra nya bertaut tanda jika sedang ketakutan.

"Laffa takut di hukum Papa..."

Arnold langsung membawa Raffa ke gendongan nya, "tidak ada yang berani menghukum mu hm, jika ada akan berurusan sama Ayah."

"Ayo, Daddy antar ke kelas."

"Kakak bilang mau tunggu Laffa, tapi kok gak ada." Monolog Raffa sendiri.

Raffa langsung turun dari gendongan Arnold, netra nya berbinar kala melihat seseorang yang ia kenal.

"Bang Balon.."

"Bang Balon.."

"Bang Balon.."

"Ihh Bang Balon kok gak dengel Laffa."

Arnold, Pras dan juga Pram bingung dengan putra nya yang seperti memanggil tukang balon, namun ketiga nya hanya diam memperhatikan.

Aby terus berjalan tanpa menoleh pada Raffa seolah-olah ia tidak mendengar panggilan Raffa, sial! Untung saja keadaan sangat sepi.

"Bang Aby.."

Aby langsung menghentikan langkah nya, ia menoleh sambil tersenyum kearah Raffa.

"Eh ada bocil, ngapain?" Tanya Aby basa basi. Pawang Raffa memang tidak main-main, aura nya saja membuat nya menciut seketika.

"Ya sekolah dong Bang, Abang gak liat apa Laffa pake selagam."

"Abang kira mau main hehe"

Rasanya Aby ingin cepat-cepat undur diri, Arnold, Pras dan juga Pram memperhatikan gerak-gerik nya. Padahal ia tidak membawa senjata, jangan kan senjata, menyakiti Raffa dengan tangan nya saja tidak terpikirkan oleh otak kecil nya.

"Laffa udah Panggil dali tadi Abang gak dengel"

"Adek manggil nya cuma sekali kok"

"Laffa udah panggil tiga kali ya bang, bang bal--"

"Ah iya iya mungkin Abang gak denger, telinga abang suka konslet."

Aby langsung memotong ucapan Raffa ketika Raffa akan menyebut 'balon' untuk panggilan nya.

"Jangan sesekali memotong ucapan putra ku" tegas Pras membuat Aby meneguk ludah nya takut, nada dingin Pras membuat nya ingin menangis seketika.

Poor Aby!

"Ma-af Om"

Raffa terkekeh mendengar nada bergetar milik Aby, tangan mungilnya menyalami tangan Arnold, Pras dan terakhir Pram Daddy nya. Tidak lupa mencium kedua pipi Pram yang membuat Pram langsung tersenyum lebar.

"Laffa ke kelas sama Bang Bal-- maksud Laffa Bang Aby hehe.."

"Gak! Ke kelas nya sama Daddy." Tolak Pram langsung.

"Enggak Daddy, Laffa ke kelas nya sama Bang Aby aja. Iya kan Bang?"

Aby refleks mengangguk, ingin mengatakan tidak pun ia tidak memiliki keberanian.

Tanpa mendengar perkataan Pram, Arnold maupun Pras. Raffa langsung berjalan dengan menggandeng tangan Aby.

"Dadah.." ucapan terakhir Raffa sebelum menghilang di balik koridor, ketiga pria paruh baya yang melihat nya hanya menggeleng.

* * *

"Abang kok dateng nya telat?" Tanya Raffa pada Aby, kini kedua nya berjalan beriringan menuju kelas x MIPA 1, kelas yang Raffa ingin kan.

"Abang gak telat cil, cuma Abang males aja dateng pagi."

"Kok gitu Bang?"

"Ya males aja cil" padahal alasannya memang Aby bangun nya telat, belum lagi jarak rumah dengan sekolah lumayan jauh.

"Iya-in deh, tapi Bang..."

Raffa tiba-tiba berhenti berjalan membuat Aby yang ada di sampingnya ikut berhenti, kedua alis Aby bertaut melihat Raffa yang menunduk.

"Kenapa dek?"

Raffa mendongak menatap ke arah Aby, "Laffa takut Bang"

"Takut kenapa sih?" Tanya Aby, sedikit merendahkan tubuh nya agar sejajar dengan Raffa.

"Kalo temen-temen Laffa jahat gimana?"

Aby tertawa mendengar nya, sedikit meredakan tawa nya sebelum menjawab. "Kalo temen-temen adek jahat sebut aja nama abang tiga kali"

"Abang langsung dateng?"

"Ya enggak lah, kan Abang gak denger."

Tangan mungil Raffa memukul-mukul lengan Aby, Sedangkan Aby tertawa melihat raut Raffa yang cemberut, terlihat menggemaskan di mata nya.

"Laffa aduin sama kak--

"BARONIO ABY PANGESTU!!"

Raffa maupun Aby langsung menoleh kebelakang begitu mendengar teriakkan yang memanggil nama Aby, di belakang ada Bundin--Bu Andin, Guru BK ter-killer yang ada di MHS-Miller High School.

"Mampus!"

"Kenapa Bang?"

Aby menelan ludah susah payah melihat Bundin memukul-mukul penggaris panjang pada telapak tangan nya yang gempal, tatapan Bundin beralih memperhatikan Raffa dari bawah sampai atas. Tubuh mungil, hidung mungil namun terkesan mancung, rambut hitam yang menutup jidat nya membuat nya semakin terlihat menggemaskan, kedua pipi yang sedikit berisi, bibir mungil nya merah seperti cherry.

Benar-benar menggemaskan!!

Bundin mengigit pipi dalam nya menahan untuk tidak menerkam bocah menggemaskan di depan nya ini, Bundin mencoba bersikap tenang dengan kembali menatap ke arah Aby.

"Mau alasan apalagi kamu Aby! Tiap hari selalu terlambat!!"

"Saya sebenarnya gak terlambat buk, saya tadi di suruh buat anterin murid baru. Nih" tunjuk Aby pada Raffa yang hanya diam memperhatikan.

"Putra bungsu pemilik sekolah" sambung Aby, membuat kepala Bundin refleks menatap ke arah Raffa.

"Bener? Kamu anak bungsu pemilik sekolah? Bukan nya--

"Cerita nya panjang buk, kepo nya lain kali aja."

Kurang ajar memang! Ucapan guru sendiri di potong, Bundin melotot ke arah Aby yang di balas dengan cengengesan.

"Ya udah buk kita pamit duluan, takut nya makin telat. Yuk dek"

Aby langsung menggandeng tangan mungil Raffa, jika sudah menyebut nama pemilik sekolah tidak ada yang berani membantah.

* * *

Tok...tok...tok

Aby mengetuk pintu kelas, guru yang ada di dalam langsung keluar begitu mendengar suara pintu di ketuk dari luar.

"Ada apa Aby?"

"Murid baru buk"

Guru tersebut langsung menoleh pada Raffa yang ada di samping Aby, sangat mungil pikirnya, bagaimana bisa anak sekecil ini sudah masuk SMA.

"Kamu jangan becanda Aby! Mana mungkin anak sekecil ini sudah SMA."

"Yeeeee, ibuk gak percaya nih?" Tanya Aby, Raffa masih diam memperhatikan.

Guru tersebut refleks menggeleng.

"Sama buk, saya juga gak percaya."

Raffa langsung meremat tangan Aby, bibir mungil nya mengerucut ke depan.

"Adawww, sakit cil."

"Salah sendili"

"Di suruh masuk kek buk, nanti anak nya nangis."

Aby langsung berlari setelah mengatakan nya, sedangkan Raffa menghentak-hentakkan kaki nya karena kesal.

Guru tersebut mempersilakan Raffa masuk kedalam, Raffa masuk masih dengan menghentak-hentakkan kaki nya terlampau kesal dengan Aby.

Tingkah Raffa membuat kelas yang ribut menjadi hening seketika, tidak ada yang bersuara sedikit pun. tatapan mereka tidak pernah lepas dari Raffa, apalagi ciwi-ciwi yang sibuk merapikan penampilan lewat ponsel masing-masing.

Ini anak SD kesasar atau gimana?

Gemesh bangettttt syetan!

Yang ini punya gue nih.

Kalo yang ini gue ikhlas deh mau nafkahin.

Gemesh bangettttt woyyy!!

Karung mana karung.

Sharlock dong! Gue mau langsung ngelamar!

Semua diem! Yang ini punya Mala seorang!!

Wuuuuuuuuuu!!!

Ciwi-ciwi langsung berteriak histeris ketika Raffa sudah berdiri di tengah-tengah kelas, Raffa hanya membalas teriakan mereka dengan senyum manis milik nya membuat mereka semakin menjadi-jadi.

"Sebelum duduk kamu perkenalkan diri dulu di depan" ujar guru tersebut dengan lembut.

Raffa mengangguk, netra nya memperhatikan seluruh murid yang ada di kelas.

Laffa gak boleh malu, kata kak Lele kalo Laffa malu Laffa jadi jelek.

"Hallo, pelkenalkan nama aku Allaffa"

"Hai Allaffa" sapa semua murid yang ada di kelas.

Raffa menggeleng brutal.

Semua murid yang ada di kelas terdiam, tidak mengerti apa maksud Raffa menggeleng seperti itu.

"Laffa boleh pinjam spidol?" Tanya Raffa pada guru yang duduk di kursi guru yang ada di depan.

Guru tersebut memberikan spidol pada Raffa, dengan cekatan Raffa membuka tutupnya kemudian mulai menulis pada papan putih yang ada di depan.

A-R-R-A-F-F-A.

Begitulah yang ditulis Raffa pada papan, semua murid di depan mengerti bahwa Raffa tidak bisa menyebut huruf 'R'.

"Kamu beneran cadel?" Tanya guru tersebut, ia sudah berdiri di samping Raffa.

"Laffa pula-pula kok"

"Ibu kira kamu beneran cadel"

Raffa menepuk jidatnya pelan, sedikit mendongak membaca name tag pada seragam yang di kenakan guru tersebut.

"LiLin"

"hahahahahahaha.. hahahahahahaha hahahahahahaha.. hahahahahahaha.. hahahahahahaha.. hahahahahahaha.. hahahahahahaha..hahahahahaha..hahahahahahahahaha...hahahahaha..."

Semua yang ada di kelas tertawa terbahak-bahak begitu Raffa menyebut nama buk Ririn, sedangkan buk Ririn malah menatap Raffa dengan gemash.

Buk Ririn menatap semua murid nya yang masih tertawa, tangan nya memukul-mukul papan yang ada di depan."DIAM!!" Teriak buk Ririn.

Semua langsung terdiam, menutup mulut sendiri dengan tangan agar tidak mengeluarkan suara.

"Jangan berisik woy ada lilin yg sedang dijaga.."

"Hahahahahahaha..hahahahahaha.. hahahahahahaha.. hahahahahahaha.. hahahahaha.. hahahahahahaha.. hahahahaha..hahhahahahah.."

Semua murid yang ada di kelas kembali tertawa mendengar perkataan Mala, buk Ririn memandang anak murid nya dengan jengah. Berbeda dengan Raffa yang sudah bosan berdiri di depan, kaki nya terasa kesemutan rasa nya ia ingin cepat-cepat mendudukkan diri nya.

"DIAM!!"

Hening, Kelas kembali hening setelah buk Ririn teriak untuk kedua kalinya.

"Buk Lilin, Laffa mau duduk"

Semua yang ada di kelas langsung menutup mulut dengan tangan agar tidak kembali tertawa, buk Ririn memandang aneh pada Mala yang mengangkat tangan nya tinggi-tinggi.

"Buk, saya mau tanya."

"Jangan yang aneh-aneh." Sahut buk Ririn, sudah sangat hapal tabiat murid nya yang satu itu.

Mala menggeleng, netra nya melihat satu persatu yang ada di kelas sebelum bertanya.

"Degem umur berapa sih? Kok bisa masuk SMA?"

"Laffa umul 13 kak, sebenalnya Laffa masih SMP tapi Daddy Laffa yang masukin Laffa kesini." Jawab Raffa polos.

Hening.

"Tapi untung nya Laffa gak di masukin ke pelut Mommy lagi." Sambung Raffa membuat keadaan kelas menjadi ribut kembali.

"Hahahahahahaha..hahahahahah.. hahahahaha..hahahahahahahahaha.. hahahahahahaha.. hahahahahahaha hahahahahahaha.. Hahahahahahaha.. Hahaha.."

Raffa memandang aneh ke arah semua yang ada di kelas, tidak lucu sama sekali. Entah humor mereka yang terlalu receh atau Raffa yang terlalu kertas:V.

Berbeda dengan buk Ririn yang kini sedang meremas tangan nya sendiri agar tidak kelepasan tertawa, bisa hilang image nya jika tertawa di depan anak murid nya sendiri.

"DIAM!! 15 MENIT LAGI ISTIRAHAT!"

* * *

Bel istirahat baru saja berbunyi, Raffa masih berada di dalam kelas saat ini.
Tempat duduk nya kini di kelilingi ciwi-ciwi membuat Raffa tidak bisa keluar, padahal ia sudah sangat lapar.

"Dek, kenalin nama kakak Mala khusus buat degem Panggil sayang aja. Gak mau tahu! kakak maksa loh ini" Ujar Mala membuat Raffa mengangguk pasrah.

"Gue minta kalian bayangin" ucapan Mala membuat teman-teman nya bingung.

"Bayangin apaan?" Tanya Dinda.

"Bayangin gue jadi pacar nya degem, bayangin aja dulu."

"Kalo mau muntah, muntahnya belakangan aja." sambung Mala membuat teman-teman nya tertawa.

"Hahahaha..hahahahaha..Hahaha.. hahahahahahaha..hahahahahahaha.. hahahahaha..hahahahahahahahaha.."

"Lo pada berisik bangettttt, pergi Sono hush..hush..hush..bisa budek kuping gue" Usir Yuda, ia yang berada di depan saja sangat risih dengan para ciwi-ciwi yang mengerumuni Raffa. Apalagi Raffa yang menjadi pusat perhatian mereka, mereka semua pergi dari sana dengan perasaan kecewa karena belum sempat memperkenalkan diri.

Yuda menatap ke arah Raffa yang sedang menuangkan minyak telon ke telapak tangannya yang mungil, di samping Raffa ada si kulkas--sahabat nya sendiri.

"Kenalin nama gue Yuda, panggil Abang aja karena kita disini lebih tua. Kenalin ini si kem--"

"Gue punya mulut, Lo diem deh."

Yuda auto kicep, senyum-senyum sendiri menatap Raffa yang memandang bergantian kedua teman nya yang bisa dibilang mirip alias kembar.

"Gue Jery, Panggil Abang aja. Gak enak kalo panggil nama" Jery tersenyum hangat, tangan nya merogoh saku jas yang ia kenakan.

"Buat Laffa?" Tanya Raffa begitu Jery menyodorkan milkita ke hadapannya.

"Suka gak?" Tanya Jery, tangan nya mengusak rambut hitam milik Raffa.

"Suka kok, tapi kok cuma satu."

"Yeee ni bocah, besok deh gue kasi dua."

"Besok Laffa tagih"

"Dasar bocah" Ujar Yuda.

"Ini kembaran gue, namanya--

"Gery" Potong Gery cepat sebelum Jery menyebut nama nya.

Raffa memandang Gery yang berada di samping nya, tatapannya datar, hidung mancung, rahangnya tegas, serta lesung pipi di pipi kanan nya. Berbeda dengan Jery yang tidak mempunyai lesung pipi.

Raffa mengangguk, ia bisa membedakan kedua nya.

"Mau ikut ke kantin gak dek?" Tanya Jery pada Raffa.

Dan ya! Mereka sepakat memanggil Raffa dengan sebutan 'Adek' karena memang Raffa yang paling kecil, begitu juga dengan Raffa yang memanggil mereka dengan sebutan 'Abang'.

"Boleh? Laffa Ikut deh"

"Skuyy"

* * *

Takut nya kalian bosen kalo kepanjangan, jadi segini dulu whehehe..

Garing beut kek kerupuk..


VOTE!!


पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

Melahirkan Bayimu bensollo द्वारा

सामान्य साहित्य

84.1K 461 5
cerita-cerita pendek tentang kehamilan dan melahirkan. wattpad by bensollo (2024).
SCH2 xwayyyy द्वारा

सामान्य साहित्य

128K 17.9K 47
hanya fiksi! baca aja kalo mau
MY BODYGUARD IS SEXY Jejemaurenn द्वारा

सामान्य साहित्य

709K 6.1K 19
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
Gus Fahry yaa_rhm द्वारा

सामान्य साहित्य

3.5M 269K 60
"Diantara semua nikmat yang ada, Una adalah nikmat termanis yang pernah Aa' terima," -ungkap Fahry tulus pada una *** "Una harus nikah sama Gus Fahry...