Best of Me (Yizhan) (END)

Yell__ द्वारा

52.6K 4.3K 703

Wang Yibo dan Xiao Zhan, mantan sepasang kekasih di masa SMA, tak segaja dipertemukan kembali setelah bertahu... अधिक

Pengenalan Toko
Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 32 (END)
Extra Chapter

Chapter 31

815 77 3
Yell__ द्वारा

Happy Reading

.
.
.
.
.
.

6 bulan kemudian...

Jin Ling mulai terbiasa dengan keadaan pasca di tinggal pindah oleh Fanxing. Seperti yang Fanxing pernah katakan sebelumnya mereka akan tetap sering bertemu dan itu Fanxing buktikan pada kekasihnya.

Tak jarang Jin Ling menginap di rumah Li Bowen. Jin Ling pun juga semakin akrab dengan Zhanjin saudara sambung dari Fanxing.

Ternyata apa yang diduga Fanxing dan Jin Ling selama ini terbukti benar, Zhanjin dan Wang Yizhou adalah sepasang kekasih. Wang Yizhou seorang mahasiswa di salah satu universitas swasta di Beijing.

Zhu Zhanjin dan Wang Yizhou sudah pacaran lebih lama dari pasangan Jin Ling dan Fanxing. Zhanjin dan Wang Yizhou sudah berpacaran sejak 2 tahun yang lalu. Sedangkan pasangan Fanxing dan Jin Ling sudah berpacaran kurang lebih 1 tahun.

Saat ini Jin Ling menginap di rumah Li Bowen. Akhir pekan ini ia menghabiskan waktu di sana dengan kekasihnya Fanxing.

"Anak-anak, ayo kita makan siang dulu", Wang Zhoucheng mengajak semua anggota keluarganya. Dan siang ini juga ada kedatangan dari Wang Yizhou.

Keempat pemuda itu sedang bergantian bermain PS.

"Iyaa bu", jawab Fanxing.

Jin Ling kadang lupa tempat saat bermanja-manja dengan kekasihnya. Seperti saat ini, Jin Ling sedang tidur beralaskan paha kekasih sebagai bantal. Ia sudah tak bisa menutup-nutupi lagi hubungannya dengan Fanxing. Cepat atau lambat hubungan mereka akan dikatahui oleh orang-orang di sekitar mereka.

Keempat pemuda tamapan itu langsung menuju ke ruang makan untuk santap siang hari ini.

Tahun ini Zhanjin akan masuk kuliah. Ia ingin masuk di universitas yang sama dengan kekasihnya. Karena memang jurusan yang ia minati ada di sana juga.

Wang Yizhou ternyata seumuran dengan Fanxing dan Jin Ling. Lebih tepatnya satu tingkat dengan Jin Ling. Walaupun umur Fanxing sama dengan mereka tapi ia terhitung terlambat satu tahun saat masuk kuliah.

Mereka berempat mengambil tempat duduk masing-masing dan siap memulai makan siangnya.

"Makanlah yang banyak", ujar Li Bowen pada para anak muda di hadapannya.

"Zhanjin, apa kau sudah memutuskan untuk kuliah dimana setelah lulus sekolah nanti?"

"Aku ingin kuliah satu kampus dengan Yizhou ge paa. Di sana ada jurusan yang aku minati juga walaupun aku tak sejurusan dengannya", jawab Zhanjin.

"Baiklah kalau itu sudah keputusanmu, papa akan selalu mendukungmu"

"Terimakasih paa"

"Bagaimana kuliahmu Fanxing, semuanya berjalan lancar. Sebentar lagi akan ada ujian semester di akhir bulan ini"

"Persiapankan dirimu untuk itu nak"

"Iyaa paa, tentu"

Makan siang berjalan dengan lancar. Terjadi percakapan dan candaan selama mereka menyantap makan siang.

.

Xiao Zhan sedang berada di kamar untuk menganti popok baby Rui.

"Yibo, tolong ambilkan popok baby Rui di lemari. Di sini persediaannya sudah habis"

"Yaa sayang tunggu sebentar akan ku ambilkan"

Wang Yibo mengambil satu pak popok untuk di bawa ke kamar mereka.

"Ini sayang", Wang Yibo menyerahkan popok itu pada istrinya.

"Terimakasih Yibo"

"Hhmm, anak papa sudah besar sekarang. Sudah pandai senyum-senyum"

"Dia melihat ke arah mu Yibo", ujar Xiao Zhan.

Setelah mengganti popok dan celana baby Rui bisa bermain lagi dengan tenang.

Hari ini mereka hanya bertempat di rumah. Karena Jin Ling sedang menginap di rumah Fanxing.

"Sekarang rumah menjadi lebih sepi", ujar Xiao Zhan.

"Begitulah sayang, tapi mau bagaimana lagi. Apa kau ingin jalan-jalan?"

"Nanti sore saja Yibo, siang ini sangat terik kasihan baby Rui kalau kepanasan"

"Kau benar sayang, sepertinya di luar sangat panas sekali"

"Aku akan menidurkan baby Rui dulu"

"Kau istirahat dulu saja, aku akan ke garasi mobil untuk memeriksa keadaan mobil dahulu"

"Baiklah Yibo"

Xiao Zhan menyalakan TV yang ada di kamarnya. Ia menina bobokan baby Rui sambil menonton acara di TV.

Baby Rui mulai tertidur dan Xiao Zhan pun ikut tertidur juga. Xiao Zhan sekarang lebih mudah lelah karena harus mengurusi baby Rui. Setelah sekian tahun tidak mengurus bayi akhirnya lahir baby Rui untuk melengkapi kehidupannya dengan Wang Yibo. Baby Rui adalah tanda cinta mereka yang selama ini mereka nantikan.

Wang Yibo kembali ke kamar setelah mengecek keadaan mobilnya.

"Kau tidur juga Zhan", Wang Yibo membenarkan selimut baby Rui dan tak lupa mengecup kening istri serta anaknya.

"Kalian kebahagiaanku", gumam Wang Yibo.

Kemudian Wang Yibo keluar dari kamar dan melakukan pekerjaan yang lainnya. Xiao Zhan sempat terbangun sebentar saat setelah Wang Yibo menciumnya.

"Tak ada siapa-siapa", gumam Xiao Zhan sambil mengucek-ucek matanya yang sedikit gatal.

Akhirnya Xiao Zhan melanjutkan lagi tidurnya yang sempat terganggu. Tidurnya sangat nyenyak sekali. Untung saja baby Rui tidurnya agak lama jadi Xiao Zhan bisa istirahat juga. Karena hampir tiap malam Xiao Zhan dan Wang Yibo pasti berganti begadang menemani baby Rui yang terbangun tengah malam.

Seperti yang dijanjikan Wang Yibo tadi siang, akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sore ini. Bibi Shishi membantu Xiao Zhan untuk memandikan baby Rui.

Wang Yibo mengecek sekali lagi kondisi mobilnya. Ia tak ingin mobilnya ada masalah saat mereka jalan-jalan nanti.

Semua sudah siap untuk pergi, perlengkapan baby Rui sudah berada di mobil semua.

"Bibi mau ikut kita jalan-jalan?", tanya Xiao Zhan pada bibi Shishi.

"Tidak usah tuan, saya di rumah saja. Saya ingin istirahat saja di rumah"

"Baiklah, kalau itu yang bibi inginkan. Kalau begitu aku akan pergi dengan Yibo dan baby Rui"

"Iyaa tuan, saya menjaga rumah saja"

"Bibi, kalau begitu kami berangkat dulu", pamit Xiao Zhan.

Baby Rui berada di dalam gendongan sang mama. Mereka bertiga langsung naik ke dalam mobil. Kemudian mereka segera meninggalkan rumah untuk jalan-jalan.

Xiao Zhan dan Wang Yibo mengajak baby Rui ke taman kota dekat rumah mereka. Sore itu di sana sangat ramai, selain banyak pengunjung ada juga beberapa penjual yang menjajakan dagangannya di sana.

Baby Rui berada di dalam stroller sang papa yang mendorongnya. Kalau dilihat dari penampilan pasangan itu masih cocok saja punya bayi walaupun umur mereka sudah 40 tahun lebih.

Tak lupa Xiao Zhan memakaikan sang putra bungsu pakaian yang lebih hangat untuk baby Rui. Ia tak mau sang putra kedinginan saat berjalan-jalan ke luar rumah.

Xiao Zhan dan Wang Yibo duduk di salah satu kursi taman. Mereka beristirahat sebentar setelah berkeliling taman.

"Kau mau minum sayang?"

"Boleh"

Wang Yibo menyodorkan botol air mineral kepada Xiao Zhan.

"Sudah lama kita tidak jalan berdua seperti ini Zhan"

"Kita sekarang bertiga Yibo, bukan berdua. Tuh ada baby Rui di situ"

Bayi yang merasa disebut namanya langsung tersenyum pada mamanya. Bayi gembul dan juga menggemaskan sudah hadir di tengah-tengah mereka saat ini.

Kalau Wang Yibo mengingat masa lalu rasanya sangat sakit. Jika diingat lagi bagaimana perjuangan dulu untuk bersama Xiao Zhan. Harus rela terpisah kurang lebih 20 tahun. Bayangkan itu bukan waktu yang singkat kalau bukan rencana Tuhan mungkin setelah Wang Yibo dipenjara ia tak akan bertemu Xiao Zhan selamanya. Tapi Tuhan berkata lain dan mereka dipertemukan kali dalam situasi yang tak di sangka-sangka. Rencana Tuhan memang luar biasa akhirnya Wang Yibo dan Xiao Zhan bersatu lagi dan sekarang mereka sudah menemukan kebahagiaan yang mereka tunggu-tunggu selama ini.

"Yibooo"

"Eh iya sayang"

"Kau melamun?"

"Tidak, aku hanya mengingat masa lalu"

"Semua sudah berlalu Yibo, sekarang kita sudah bersama. Kebahagiaan sudah lengkap sekarang ada kau, A-Ling dan baby Rui", Xiao Zhan menggenggam tangan Wang Yibo.

"Terimakasih Zhan, kau sudah berada di sisiku. Aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu Yibo"

Wang Yibo mengecup kening istrinya. Walaupun itu di tempat umum tapi tak banyak yang memperhatikan mereka berdua saat ini.

Wang Yibo langsung merangkul sang istri. Ia sangat bersyukur memiliki Xiao Zhan di sisa hidupnya. Siapa yang akan mengira kalau rencana Tuhan untuknya benar-benar indah.

"Yibo, aku ingin es krim"

Xiao Zhan melihat ke arah penjual es krim di sudut taman.

"Kau mau?"

"Hu'um"

"Tunggu di sini sebentar"

Wang Yibo berjalan menuju penjual es krim. Dari tempat duduk Xiao Zhan masih bisa melihat sang suami membeli es krim. Wang Yibo membeli dua es krim rasa coklat dan vanilla.

Sambil menunggu sang suami, Xiao Zhan memberi susu pada baby Rui. Seperti baby Rui sudah kehausan dari tadi.

Wang Yibo tiba dengan membawa dua buah es krim di tangannya.

"Ini", Wang Yibo menyerahkan es krim coklat pada Xiao Zhan.

"Terimakasih Yibo", ujar Xiao Zhan sambil tersenyum.

Wang Yibo tersenyum membalas senyuman dari sang istri.

"Zhan, ayo kita pulang. Kasihan baby Rui kalau terlalu lama di luar"

"Baiklah, kita pulang sekarang"

Pasangan suami-istri itu pulang ke rumahnya. Karena senja akan segera berganti malam. Mereka berjalan menuju parkiran mobil.

.

Minggu depan Fanxing akan merayakan ulang tahunnya. Jin Ling akan menyiapkan kejutan untuk kekasihnya itu.

Jin Ling bersekongkol dengan Zhanjin untuk mengerjai Fanxing saat di hari ulang tahunnya nanti. Tak hanya bersekongkol dengan Zhanjin saja Jin Ling juga meminta bantuan orang tua Fanxing dan orang tuanya untuk memberi kejutan pada Fanxing di hari ulang tahunnya.

Kebetulan hari ulang tahun Fanxing jatuh di akhir pekan juga. Jadi akan lebih leluasa untuk memberikan kejutan pada Fanxing.

Suatu hari Jin Ling meminta bertemu dengan Fanxing. Padahal Fanxing sudah bilang pada Jin Ling kalau ia tak bisa menemuinya waktu itu. Akhirnya Jin Ling marah dan mendiamkan Fanxing. Itu menjadi alasan untuk mengerjai Fanxing.

Jin Ling sudah 3 hari tak bisa di hubungi oleh Fanxing. Ditemui di kampus pun tak mau disamperi ke rumah ia hanya bersembunyi di kamar. Kelakuan Jin Ling mendadak seperti ini membuat Fanxing menjadi frustasi.

"Kau ini kenapa A-Ling?", gumam Fanxing saat duduk sofa di ruang keluarga.

"Kau kenapa Fanxing?"

"Tidak ada apa"

"Kau tidak bisa membohongiku", ujar Zhanjin.

"Sungguh"

"Kau bertengkar dengan A-Ling?"

Fanxing masih tidak bergeming untuk menjawab pertanyaan dari saudaranya itu.

"Kalau kau diam berarti jawabannya "iya" hhmm", ujar Zhanjin.

"Rencanamu berjalan lancar A-Ling", batin Zhanjin.

"Ada apa dengan A-Ling? Dia marah padamu?"

"Hu'um dia marah padaku mendiamkanku tiga hari ini"

"Apa yang kau perbuat padanya hingga ia menjadi seperti itu?"

Fanxing menceritakan kejadian yang terjadi antara dirinya dan Jin Ling.

"Awalnya ku kira ia tak akan marah, karena dari awal aku sudah bilang padanya, kalau aku tak bisa menemuinya waktu itu. Tapi ia bilang sudah menunggu ku di tempat biasa kita bertemu selama satu jam lbh. Setelah kejadian itu, ia mendiamkanku hingga 3 hari ini"

"Minta maaflah padanya"

"Aku sudah menemuinya di rumah tapi ia tak mau menemuiku, ia malah bersembunyi di kamarnya"

Batin Zhanjin tertawa terbahak-bahak melihat apa yang sedang terjadi pada saudaranya ini.

"Sial, kau memang aktor yang ulung A-Ling", batin Zhanjin.

"Tunggu saja beberapa hari lagi pasti ia akan berbaikan denganmu Fanxing. Tersenyumlah Fanxing. Kau sunggu jelek jika wajahmu murung seperti itu", canda Zhanjin.

"Yasudah aku akan tidur saja, aku sudah mengantuk"

"Oke, selamat tidur Fanxing"

Fanxing berjalan menuju ke kamarnya dan lebih baik ia mengistirahatkan tubuh juga pikirannya.

Zhanjin pun juga masuk ke kamarnya. Setelah itu, ia menelepon Jin Ling dan mengatakan apa yang baru saja ia bicarakan pada Fanxing.

Akhirnya, mereka berdua menyusun rencana untuk acara ulang tahun Fanxing.

Zhanjin memberitahukan orang tuanya begitu pun juga Jin Ling memberitahukan orang tuanya. Rencana sudah disusun dengan matang dan sedemikian rupa.

Beberapa hari sudah berlalu, hari ini tepat hari ulang tahun Fanxing. Agar rencana mereka semua tak terbongkar Wang Zhoucheng meminta putranya untuk menjemput kakek neneknya di Chongqing dengan membawa mobil. Kakek neneknya ingin pergi ke Beijing hanya saja Wang Zhoucheng tak mengijinkannya naik kendaraan umum.

Saat tak ada Fanxing di rumah, semua menyiapkan persiapan pesta sederhana untuk Fanxing di kediaman Li Bowen ayah sambungnya.

Xiao Zhan dan Wang Yibo juga ikut ambil bagian dalam membantu menyiapkan pesta ulang tahun itu. Bibi Shishi dan juga baby Rui pun ikut dengan mereka semua. Wang Zhoucheng menyiapkan makanan kesukaan Fanxing sejak kecil.

Jin Ling membuat cakenya sendiri dengan melihat tutorial membuat cake ulang tahun di Yout*be. Semua ia lakukan untuk kekasihnya itu.

Hingga saat ini pun Jin Ling masih mendiamkan Fanxing. Nanti setelah pesta ia akan meminta maaf pada kekasihnya itu. Tak lupa ia juga sudah menyiapkan kado lain untuk Fanxing. Ia membelikan buku bacaan untuk Fanxing yang ia tahu kekasihnya itu suka membaca buku.

Malam pun sudah tiba, tapi Fanxing serta kakek neneknya belum tiba juga di rumah.

"A-Cheng, kau sudah menghubungi bibi sampai mana mereka saat ini?"

"Sudah Yibo, ibu bilang sebentar lagi akan tiba. Tunggu saja"

"Baiklah"

Wang Zhouchenh sengaja mengunci pintu rumah agar mereka bisa bersiap-siap saat Fanxing tiba.

Ting... Tong... Ting... Tong...

"Mereka datang, biar aku buka pintunya", ujar Zhanjin.

Mereka semua sudah bersiap-siap dan tak lupa mematikan lampu seluruh ruang. Hanya lampu teras saja yang menyala.

"Selamat datang kakek nenek", sama Zhanjin.

"Kenapa gelap begini? Kau tidak menyalakan lampu"

"Masuklah dulu Fanxing", ujar Zhanjin.

Mereka berjalan menuju ke ruang keluarga, tiba-tiba lampu di sana menyala.

"Happy birthday to you! Happy birthday to you", semua orang bernyanyi dan berkumpul di sana.

Tak lupa Jin Ling datang dengan membawa cake hasil jerih payahnya sendiri untuk sang kekasih.

Fanxing merasa terharu dan bahagia. Karena selama ini tak ada yang merayakan ulang tahunnya. Ia terkurung dalam kesendirian dan kesepian saat ia masih tinggal dengan ayah Wang Yibo. Matanya mulai berkaca-kaca tak kuasa menahan haru saat itu.

"Terimaksih semua", dua kata penuh arti yang Fanxing sampaikan untuk orang-orang yang menyayangi dan mencintainya.

Kemudian Fanxing meniup lilin yang ada di atas cake buatan Jin Ling. Semua orang mendapatkan sepotong kue.

Akhirnya, satu persatu mereka semua memberikan ucapan selamat ulang tahun dan doa untuk Fanxing.

"Kue buatanmu enak juga A-Ling", celetuk Zhanjin.

"Kau membuatnya sendiri?", tanya Fanxing.

Wajah Jin Ling berubah merah padam saat mendengar ucapan Zhanjin. Ia sangat malu sampai tak bisa berkata-kata. Seperti Zhanjin memang sengaja mengatakan itu. Selain itu, Wang Yizhou juga turut hadir dalam acara itu.

"Terimakasih A-Ling", Fanxing menyuapi Jin Ling cake buatan kekasihnya itu.

"Ciee ciee ciee", goda semua orang di sana.

Tak dipungkiri Fanxing sangat bahagia hari ini. Ternyata selama ini sang kekasih hanya mengerjainya dan membuat rencana kejutan untuk ulang tahunnya.

"Ayo kita makan malam dulu. Aku sudah memasak untuk kalian semua", ujar Wang Zhoucheng.

Semua orang sudah berada di meja makan. Li Bowen sengaja membeli meja makan yang baru hanya untuk acara ulang tahun Fanxing ini.

Sebelum memulai acara makan bersama Jin Ling memberikan kotak kado untuk kekasihnya.

"Ini untukmu", Jin Ling memberikan kotak ukuran sedang itu untuk Fanxing.

"Terimakasih A-Ling", refleks Fanxing ingin mencium kening Jin Ling.

"Ehem", deheman dari Wang Yibo membuyarkan niatnya.

Semua orang tertwa melihat momen lucu itu. Antara calon mertua dan menantu itu.

"Oh iyaa, ibu ada hadiah untukmu dan kalian semua"

Li Bowen dan semua orang di sana bingung dengan pernyataan yang dikatakan Wang Zhoucheng barusan.

"Mana ibu hadiahnya", pinta Fanxing tak sabar menerima kado dari ibunya.

"Kado dari ibu, kau akan memiliki adik sayang", ujar Wang Zhoucheng dengan senyum manisnya.

Semua orang tercenung dengan ucapan Wang Zhoucheng barusan.

"Apa ibu? Aku akan memiliki adik?", ujar Fanxing memastikan.

"Hu'um"

"Kau hamil dear?", tanya Li Bowen.

"Iyaa, aku hamil anakmu dan anak kita", ujar Wang Zhoucheng.

"Kenapa kau tak memberitahuku dulu dear?"

"Maafkan aku, Bowen. Ini kejutan untukmu dan kalian semua. Jangan marah yaa, nanti setelah ini aku akan menceritakan semuanya padamu, oke?"

"Baiklah kalau begitu"

Semua orang nampak bahagia saat mendengar ucapan Wang Zhoucheng barusan. Kebahagiaan sekarang sedang menyelimuti keluarga Wang Zhoucheng dan Li Bowen. Karena mereka akan kedatangan anggota baru di keluarga mereka.

Semua orang bergantian memberikan ucapan selamat atas kehamilan Wang Zhoucheng.

TBC

Yuhuuuuuu selesai chapter ini dooonnnggg, hahhaha 😂😂😂

Semoga pada suka yaa sama ceritanya guys 🤗🤗🤗

Happy Saturday Night 😘😘😘

Yell~

04 Mei 2021

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

253K 19.8K 34
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...
480K 34.5K 36
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
2.6M 128K 56
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
16.6M 707K 41
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...