A Flower's Letter; ╰Noren╮

Par huwuang

108K 13.6K 1.1K

Disaat taktik dan intrik penguasaan istana berjalan seiring dengan kisah cinta milik Sang Putra Mahkota. Jik... Plus

🌸 Sinopsis [Trailer] 🌸
Kepada dua insan
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
🌸🌸🌸🌸🌸
Bagian 5
Bagian 5.5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 8.5
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 12.5
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18

Bagian 16.5

2.5K 313 29
Par huwuang

Kaki yang ramping berlari cepat, mencoba menembus semak-semak hutan dengan tergesa. Tak perduli pada chima nya yang kotor dan robek, gadis itu sesekali melongok kebelakang untuk memastikan pria-pria jahat yang beberapa saat lalu mengejarnya tidak terlihat lagi.

Dia merasa sangat lelah, tapi untuk sekarang rasanya tidak mungkin untuknya beristirahat sejenak saja.

Saat ini, entah kemana kakinya melangkah. Semak-semak dan pohon-pohon tinggi tiba-tiba saja berubah menjadi jalan tanah yang sepi. Gadis itu merasakan nafasnya yang tersengal, sebelum kembali berlari ketika melihat suatu rombongan kuda yang melintas.

"T-tolong aku!" pintanya ketika telah berhasil menghadang seorang penunggang kuda. "Kumohon tolong ak-"

Bruk

Tubuhnya yang lemah lantas tumbang sebelum berhasil menyelesaikan kalimatnya.

"Apa kau yakin aku tidak ikut?" Jeno memiringkan kepala mencoba mencari wajah Jaehyun yang sedari tadi sibuk berpaling darinya. Sedangkan kakaknya itu hanya tersenyum kecil tanpa berniat berhenti mengemasi barang-barang yang akan ia bawa ke Gyeongsang.

"Hyung, aku bisa membantumu jika terjadi sesuatu disana."

Jeno sekali lagi membujuk. Mencoba menawar pada Jaehyun yang saat ini malah terkekeh. "Apa anda pikir aku tidak bisa menyelesaikan ini sendirian, Yang Mulia?"

Merengut. Jeno hanya bisa mencibir pada kakaknya yang sudah selesai berkemas. Pewaris kerajaan itu tidak lagi dapat membantah, jika Jaehyun dari segi manapun akan selalu unggul darinya.

"Kalau begitu, Hyung harus berjanji untuk minum bersamaku ketika pulang nanti!" putus Jeno mutlak. Jubah naga perak kebanggaannya berkibas tegas ketika ia berbalik pergi meninggalkan Jaehyun yang sudah bersiap dengan benda-benda ditangannya.
.

.

.

.

.

.

Derap langkah rombongan kuda terdengar ribut mengisi sepinya jalan menuju Gyeongsang. Tanpa membawa lentera ataupun obor, para penunggang itu seakan fasih dengan jalur yang mereka lalui saat ini.

Tali kekang mereka genggam dengan kuat. Seakan tak membiarkan hewan berkaki empat itu memperlambat kecepatannya, sehingga mereka bisa dengan segera tiba di Gyeongsang sebelum matahari terbit.

Jaehyun yang berada di posisi terdepan, mengawasi perjalanan. Mata tajamnya dengan cermat mengintai pergerakan-pergerakan yang sekiranya mencurigakan. Sedangkan dua orang pengawal di belakangnya selalu dalam posisi siaga. Bersiap-siap dengan kemungkinan adanya penyerangan tiba-tiba terhadap keturunan raja itu.

Semilir angin malam yang membelai wajahnya bahkan seolah tak mampu membuat Jaehyun terbuai untuk memelan. Kuda yang ia tunggangi semakin bergerak cepat, melewati semak-semak dan kerikil-kerikil dengan lincah dan tanpa kendala. Hingga...

"T-tolong aku!"

Seorang gadis dengan tiba-tiba menghadang jalannya yang membuat Jaehyun dengan spontan menarik tali kekang dengan kuat. Menyebabkan kuda hitam itu memekik ribut sebelum akhirnya bisa ia kendalikan.

"Kumohon tolong ak-"

Gadis yang menghadangnya itu kemudian dengan mengenaskan terjatuh lemah dihadapannya. Hanbok yang kotor dan lusuh, juga chima yang sobek dibagian ujungnya membuat Jaehyun berfikir jika gadis ini mungkin sudah menghabiskan waktu berjam-jam dengan berlari.

Pangeran itu turun dari kudanya dan mengangkut tubuh tak sadarkan diri sang gadis. Dengan bantuan para pengawal, saat ini gadis yang tak sadarkan diri itu terkulai manis di dalam dekapannya.

Meskipun sedikit kesulitan karna harus memegang tali kekang, sedangkan sebelah tangannya yang lain harus memastikan tubuh gadis ini tidak akan jatuh selama perjalanan, Jaehyun kemudian mulai memacu kembali kudanya. Melanjutkan lagi perjalanannya menuju Gyeongsang dengan membawa seorang gadis asing bersamanya.

Pagi yang dingin menyambut terbukanya mata cantik berbingkai bulu mata yang lentik. Gadis itu segera bangun dan terkesiap, mencoba melihat keadaan di sekelilingnya meskipun rasa takut dan panik begitu terlihat jelas di wajahnya yang sedikit terluka.

"Orabeoni.." suaranya terdengar bergetar memanggil seseorang. Ia dengan cepat bergerak menuju pintu untuk bisa pergi dari ruangan ini, sebelum benda geser itu terbuka oleh orang lain.

Sang gadis menatap takut pada sosok lelaki yang kini berjalan mendekat kearahnya. Mulutnya sudah akan terbuka untuk mengeluarkan teriakan, sebelum si lelaki asing menyumpalkan segenggam mandu yang masih hangat dan tersenyum simpul ketika berhasil membuat wajahnya mengembung penuh karena makanan itu.

"Nah, begitu. Akan bagus kalau kau makan dengan baik dan bisa cepat pulih."

Lelaki tersebut lalu mendudukkan dirinya di lantai dan membuka mangkok-mangkok di atas nampan yang baru ia sadari keberadaannya.

"Kau mau berdiri seperti itu sepanjang hari?" tanya lelaki itu dengan senyum usil. "Kemari dan makanlah. Kurasa ini cukup untuk membuatmu punya sedikit tenaga."

Si gadis sedikit membelalak ketika mendengarnya. Ia lantas duduk dengan sopan dan menatap lelaki berlesung pipi dihadapannya dengan binar mata pengharapan.

"Sebenarnya dari mana asalmu?" lelaki itu bertanya ketika memberikan semangkok sup rumput laut kepada si gadis. "Dari caramu berbicara, aku yakin kau bukan penduduk disekitar sini."

Sup rumput laut yang terasa gurih dilidahnya membuat gadis itu sedikit merasa bertenaga. "Aku dari Joseon. Ada kejadian buruk yang membuatku sampai disini" jawabnya.

Lelaki itu mengangguk singkat. Ternyata benar dugaannya, gadis ini pasti mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan semalam. Terlebih lagi dari telapak dan pergelangan kaki yang terluka cukup parah, tidak mungkin gadis itu penduduk yang tinggal di sekitar daerah ini.

Mangkok sup rumput laut sudah tandas isinya. Kini si gadis beralih meraih mangkok makanan yang kedua.

"Lusa, aku dan rombonganku akan kembali ke Joseon. Jika kau ingin, aku bisa memberimu tumpangan kecil untuk pulang."

Si gadis tersedak. Sukchae didalam mulutnya tiba-tiba terasa mengganjal hingga membuatnya terbatuk-batuk. "Benarkah?! Anda tidak keberatan?" matanya yang cantik terlihat berkilau dengan rasa senang. Ia lalu membungkuk hormat di hadapan lelaki itu. "Terimakasih banyak atas kemurahan hati anda.. hmm?" kalimatnya menggantung. Gadis itu sedikit bingung ingin memanggil tuan baik hati ini dengan apa.

Si lelaki tertawa renyah ketika menyadari sesuatu. "Namaku Lee Jaehyun," timpalnya ringan. "Dan akan tidak adil jika aku tidak mengetahui namamu, kan?"

Senyum cantik sang gadis merekah. Ia lalu kembali membungkuk hormat, tapi kali ini dengan kalimat yang sedikit berbeda.

"Terimakasih banyak atas kemurahan hati anda, Jaehyun-daegam. Dan aku, Park Taeyong, akan selalu menyimpan kebaikan anda untuk selamanya."





____________________________________________

*) itu Taeyong tapi seperti bukan Taeyong :"))
Maafkan ilmu editku yg cetek ini ( ͡≖ ͜ʖ ͡≖)

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

176K 8.6K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
112K 9.9K 22
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
78.6K 3.6K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
109K 8.9K 85
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...