INCORPOREAL ✔

Od chaoticmortal

12.5K 2K 178

Muggle AU, Supranatural. Y/N marah pada ibunya karena memutuskan pindah ke ujung negeri. Marah. Dia faham bah... Viac

insight
satu
dua
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh

tiga

913 190 14
Od chaoticmortal

Ruangan yang ingin ditunjukkan Draco Malfoy padanya, ternyata adalah perpustakaan, dan disana sangat menakjubkan.

Y/N menghabiskan setidaknya dua jam disana, menyisir sepanjang sejumlah ribuan buku di dalam rak buku raksasa, menjulang sampai langit-langit.

Draco berterbangan di sekitar perpusatakaan besar, kadang lambat kadang secepat cahaya, menunjuk beberapa rak-rak, atau mengirim buku untuk terbang pada Y/N untuk ia tangkap, membuat Y/N berjanji untuk membacanya, dan semua yang Y/N lakukan dengan Draco membuatnya sangat gembira dan itu semua terasa sangat aneh.

Y/N tidak bisa menahan untuk tidak memikirkan ironi pahit, bahwasanya pertama kali dan satu-satunya teman yang ia miliki adalah seorang hantu yang tinggal di rumahnya.

Atau Y/N yang tinggal di rumahnya?

Mending tidak usah memikirkannya terlalu dalam.

Saat ibunya pulang ke rumah dan Y/N mendengar namanya dipanggil, dia bertukar pandang dengan Draco dan dia hanya nyengir, melayang mundur masuk tembok dan meninggalkannya sendirian hanya sesaat sebelum ibunya membuka pintu masuk dan matanya membesar melihat perpustakaan besar.


_______________________


Musim panas berlalu, lebih cepat dari yang Y/N kira.

Y/N perlahan terbiasa mendapat ekstra penghuni di rumahnya dan dia sudah menerima fakta bahwa dia, faktanya, tidak memimpikan semua itu.

Draco akan nyelonong ke kamarnya begitu sering saat dia tahu ibu Y/N tidak ada disana, memberinya peringatan dan meminta izin dari balik dinding, dan lalu menamani Y/N sementara dia perlahan membereskan sekitar. Beberapa kali Draco protes saat Y/N mengubah letak furnitur dan menjentikkan jarinya untuk mengembalikannya ke tempat; di lain waktu, untuk menggoda Y/N, Draco menongolkan kepalanya dari langit-langit. Y/N akan memekik pada Draco, yang mana terkadang membuat ibunya berlarian mengeceknya, lalu Draco akan menghilang begitu saja dengan tersenyum jahil dan kedipan mata.

Draco juga senang muncul dari dinding untuk menakutinya saat Y/N berjalan di koridor.

Sekali, saking jengkelnya, Y/N bahkan mencoba untuk memukul bahu Draco seperti yang akan ia lakukan pada manusia. Dia hanya mendapat sensasi siraman air dingin di sekujur tubuh dan tangannya menembus bahu Draco sementara dia membalas Y/N dengan seringaian.

Mereka bicara tentang buku, dan Y/N menunjukkan gambar-gambarnya pada Draco. Di lain waktu mereka bermain. Y/N mulai terbiasa dengan cara Draco menggerakkan barang-barang tanpa menyentuh. Dan untuk pertama kalinya Y/N menyadari bahwa dia tidak kesepian, dan untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan, Y/N merasa dia tidak lagi ingin sendiran setiap saat. Dan dia berharap bahwa Draco benar-benar hidup.

Semalam sebelum sekolah di mulai, Y/N duduk di kamarnya dan sedang menggambar saat dia mendengar ketukan di pintu kamar. Draco, yang sedang bertengger di samping Y/N dan menontonnya membuat sketsa dengan seksama penuh ketertarikan, mengedipkan mata pada Y/N, melayang terbang ke sisi dinding dan menghilang secepatnya. Y/N menggelutukkan gigi terganggu tapi sebelum dia meneriakinya untuk keluar, ibunya sudah masuk.

"Hai, sayang," sapanya ramah. "Itu adalah gambar yang bagus." Ibunya memperhatikan dengan penuh kebanggaan selama beberapa saat dan memberi Y/N senyuman. "Siap untuk hari pertama besok?"

"Terimakasih. Dan aku sangat siap lebih dari apapun," Y/N menjawab, menghela nafas kecil. Y/N bergeser sedikit, menandakan pada ibunya bahwa tidak apa jika ia ingin duduk dengannya di atas ranjang.

Ibunya jelas terlihat sangat gembira dengan tawaran tersebut, dan duduk perlahan di tepian, menoleh untuk menatap Y/N. "Aku tahu sangat berat mengulang semuanya di saat tahun terakhir," kata ibunya lembut. "Dan aku tahu mungkin kau masih marah padaku karena itu. Aku benar-benar minta maaf, honey. Tapi aku tahu semuanya akan baik-baik saja." Tangannya melingkar ke bahu Y/N dan dia memberi Y/N senggolan jahil, suaranya jadi terdengar menggoda. "Dan siapa tahu? Mungkin disini kau akan menemukan lelaki baik."

"Mum," protes Y/N, merasa pipinya memanas. Dia bisa merasakan Draco tertawa kecil di sisi lain kamar dan dia memprediksikan bahwa dia akan menggodanya tentang ini berhari-hari. Kalau ada yang Y/N ketahui tentang Draco dari dua bulan terakhir, adalah bahwa dia sangat senang menggoda.

Ibunya menyibak rambut dari wajah Y/N penuh kasih sayang. "Ayahmu akan bangga padamu."

Sesuatu muncul di tenggorokan Y/N. "Aku merindukannya."

"Aku juga, honey." Suara ibunya bergetar. Y/N tidak mau ibunya menangis, karena itu juga akan membuatnya ikutan menangis, jadi dia berkata cepat, "Sorry, Mum. Karena bertingkah kelewatan padamu. Aku tidak senang karena harus pindah, tapi aku – aku mengerti kenapa kau menginginkan itu dan... ...well, aku akan coba untuk melakukan yang terbaik."

Ibunya memeluknya erat dan mengecup keningnya. "Kau anak yang baik, kau tahu itu? I love you, sweetheart. Tidur yang nyenyak."

"Love you too," balas Y/N, dan sesuatu yang mengganjal masih belum menghilang di tenggorokannya meski ibunya sudah pergi dari kamar. Hampir seketika Draco kembali muncul, dia melayang kembali padanya dengan ekspresi yang Y/N tidak bisa kenali. Dia menghela nafas dan berkata, "Well, teruskan, Draco."

Draco mengangkat alis dan berbaring di sampingnya (atau, sebenarnya, melayang) di ranjang. "Teruskan, apa?"

"Aku tahu kau mau mengejek," kata Y/N, memutar bola matanya. "Jadi teruskan saja."

Draco tersenyum, dan matanya kembali dipenuhi kilatan terhibur. "Aku tidak mau mengejek." Y/N hanya mengangkat alis skeptis, senyuman Draco melebar. "Okay, mungkin sedikit."

"Katakan," desak Y/N, memiringkan kepala dan melipat lengan, menunggu.

Mata Draco bersinar dengan gurat kenakalan. "Tidak banyak ketemu lelaki baik di rumah lama, eh?"

"Sudah ku tebak," Y/N bergumam, kembali tersipu. "Itu bukan urusanmu."

Draco terkekeh. "Obrolanmu dengan ibumu selalu menghibur. Pagi ini saat sarapan aku baru tahu kau masih bobo dengan boneka hewan dan kau menyembunyikannya di bawah bantal tiap pagi."

"Bacot," Y/N mengerang, menyembunyikan wajahnya di tangan selama beberapa saat sebelum kembali terangkat dan memberi Draco sungutnya yang terbaik. "Aku sudah bilang padamu tidak sopan menguping. Bagaimana kalau begini. Beritahu sesuatu tentangmu. Jelaskan kenapa kau masih disini, karena kau tidak pernah memberitahu detailnya, jadi sekarang kau hutang penjelasan padaku. Jadi bagaimana, kenapa kau jadi hantu? Kenapa kau membeku?"

Draco terlihat tercengang selama beberapa saat, tapi kemudian wajahnya berubah serius. "Ada hal yang belum aku selesaikan," jawab Draco akhirnya, dengan sedikit helaan nafas.

"Hal belum selesai macam apa?" tanya Y/N penasaran.

"Gatau," jawab Draco pahit. "Si bangsat tidak mau memberitahuku apa yang harus aku lakukan agar bisa pergi. Katanya aku harus menemukannya sendiri agar hal itu bisa betulan berarti."

"Sebentar." Y/N mengangkat tangan dan menatap Draco dengan tidak percaya beberapa lama. "Siapa yang kita bicarakan?"

Draco mengedipkan mata, terkejut. "Kematian, lah."

Y/N hanya menatap Draco selama sepuluh detik penuh, mulutnya terbuka, sebelum akhirnya dia memahami dan tahu apa yang harus ia katakan dengan nada menyindir, "Oh, tentu saja. Itu juga perkiraan pertamaku, kau tahu."

"Mahluk fana," goda Draco, tersenyum saat Y/N menyipitkan mata padanya. "Tidak tahu apa-apa."

"Aku tidak bisa mengerti," kata Y/N, dan memang otaknya masih terasa rada tolol. "Apa kau bilang padaku kalau kau pernah bertemu Kematian?"

"Hanya sekali," Draco menjawab santai, mengangkat bahu. "Sangat tidak jelas. Tidak ramah juga. Tidak mau memberitahuku kenapa aku harus tetap tinggal disini atau bagaimana aku bisa memperbaikinya. Dan laporan bulanan juga tidak jauh berbeda."

"Laporan bulanan?" Y/N hampir memekik, matanya melotot hampir melompat dari tempatnya, rahangnya makin terjatuh.

"Oh ya," Draco menjawab, terkekeh melihat reaksi Y/N. "Aku harus bertemu dengan beberapa tangan kanan Kematian, mereka menanyakan perkembangan tentang apa yang terjadi, hal semacam itu, deh. Seperti terapi untuk para hantu agar bisa pergi, hanya saja mereka tidak beritahu apa yang harus kau lakukan. Mereka membimbingmu." Wajah Draco berubah jijik dan sebal, lalu dia memutar matanya. "Semua itu sangat konyol. Dan kau tidak akan percaya birokrasi yang terlibat. Kau pikir kau akan bisa terlepas dari macam-macam laporan dan apalah setelah kau mati, setidaknya, tapi itu semua tetap mengikutimu meskipun sudah disana – "

"Stop," Y/N berkata lemah, melayangkan tangannya ke udara. "Aku tidak bisa ...ini semua terlalu rumit untukku sekarang. Aku harus memikirkan hal-hal normal untuk sekarang, seperti bagaimana aku harus melewati hari pertama besok."

Wajah Draco melembut. "Itu akan baik-baik saja, Y/N."

"Bagaimana kalau aku tidak dapat teman?" bisiknya, merasa menyedihkan sekaligus lega karena membagikan ketakutannya pada Draco.

Tapi tidak ada yang perlu dipedulikan sekarang, kan? Draco sudah menyaksikan banyak, kalau tidak semua, percakapan terdalam dengan ibunya yang memalukan, Y/N tidak akan bisa menyembunyikan hal macam ini dari Draco terlalu lama. Y/N tidak tahu kenapa, tapi dia mempercayai Draco. Sepenuhnya dan sejujur-jujurnya.

"Kau akan," Draco berkata tenang. "Lagipula kau sudah punya satu."

Y/N memberinya senyum malu-malu. "Mungkin punya hantu yang selalu mengikuti tidak buruk amat."

"Itu hanya karena hantunya aku," Draco menjawab penuh percaya diri, memberinya senyuman dan kedipan mata.

.

aku ga punya self-control baik, aku udah nerjemahin delapan dan jadi pengen ngeupload semuanya di satu waktu like... dgkajdskbhql

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

60.6K 3.2K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
256K 34.8K 20
[sequel to ALTERATION] Tahun keempat, Draco dan Y/N merahasiakan hubungan pertemanan mereka dari para siswa siswi Hogwarts. Set time : GoF Reading gu...
397K 32.3K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
205K 17K 87
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...