"Baek ada apa ini?" Chanyeol memanggil baekhyun yang sepertinya berada di dalam ruangan yang sudah di hampiri oleh banyak pegawai lain.
Baekhyun hanya memberikan surat pengunduran diri ke 2 orang kakak beradik IT developer mereka, Minho dan Taemin.
Chanyeol melepas nafas panjangnya, "Jika ini karena kemarin, aku sebenarnya tidak pernah menyalahkan kalian,"
"Kami tidak ingin mengecewakan perusahaan ini, terimakasih atas dukungannya selama ini, tapi kami akan mengundurkan diri dan memberi waktu sedikit untuk keluarga kami,"
Chanyeol mengurungkan niatnya untuk menjawab perkataan mereka dan memutuskan untuk diam saja membiarkan mereka berdua pergi, kepalanya berdenyut keras, 2 orang staff ahlinya pergi meninggalkan Chanyeol dalam keadaan genting saat dirinya harus segerah menyelesaikan productnya untuk mengikuti project besar yang di adakan pemerintah.
"Chan, apa kau tidak papa?" Baekhyun khawatir, ia tau air wajah Chanyeol yang panik.
"kita tidak punya waktu untuk mencari kepala staff ahli yang baru, bagiamana ini?"
"Sehun..."
"Sehun?"
"iya sehun.."
"ya! mana mungkin ia mau"
"coba saja dulu Chan, kita hanya membutuhkan Sehun 1 bulan, selagi kita mencari orang baru untuk menggantikan mereka," Baekhyun berusaha untuk meyakinkan Chanyeol.
di sisi lain, Hana berada di dalam kamarnya, ia mencoba untuk menulis dengan segenap tenaganya, ia ingin mengabadikan setiap moment yang ia punya saat ini, untuk jackson, chanyeol juga Minha.
Air mata terus menetes di pinggir matanya, ia tak ingin terlihat lemah sama sekali, ia ingin mejadi orang yang kuat dan bisa di andalkan, ia akan mengakhiri semua penderitaan ini dan membawa semuanya bersama dengan dirinya.
kepalanya begitu berat, rasanya ia tak punya tenaga lagi untuk mengangkat kepalanya sendiri, dengan nafas yang begitu susah, membuat tubuhnya menjadi begitu lelah, semuanya bermula saat ia di culik oleh Kai, laki - laki itu benar - benar membuat hidup keluarga Chanyeol sengsara.
di pagi yang cerah hari itu, Hana baru berjalan turun dari bus yang biasanya ia ambil saat pergi kerja, ia baru saja melangkahkan kakinya untuk melaju menelusuri jalan setapak menuju hotel tersebut, tiba - tiba seseorang dengan tubuh kekar dan besar memukul kepala Hana sampai tak sadarkan diri, saat terbangun dari tidur lelapnya, Hana di ikat di sebuah kursi di ruangan tanpa berpenghuni, entah sudah berapa lama ia tertidur di ruangan tersebut, mencoba melihat - lihat jika saja ada seseorang yang berada di sekitar sini dan menolongnya.
tak selang beberapa lama, laki - laki berperawakan cukup tinggi dengan kulit gelapnya memasuki ruangan gelap itu, Hana terdiam, matanya masih bertanya - tanya.
"Selamat siang nona, selamat datang di korea, bagaimana penerbanganmu?"
"APA KOREA?"
"Jika kau tidak percaya aku bisa membuktikannya, saat ini pangeran berkudamu sedang melakukan perjalanan di atas pesawat menuju ke korea, bersama dengan anakmu,"
Hana mulai menangis, ia tak tau apa yang harus ia lakukan, Kai membuka penutup mulut Hana,
"BAJINGAN!" Hana berteriak dan
PLAK! tangan Kai berhasil mendarat di wajah Hana dengan sempurna,
"ahk!" Hana sedikit meringis saat bibirnya berdarah karena ulah Kai.
"Kau! berani - beraninya,"
Hana terdiam, ia memandang wajah itu dengan bengis,
Kai memegang wajah Hana Geram, "Kau pantas mati jalang, aku tak ingin Chanyeol bahagia dan kau memberikan kebagiaan untuknya, dan aku tidak menyukai itu,"
PLAK! untuk kedua kalinya, ia menahan pukulan kencang dari tangan Kai.
"Apa yang kau inginkan?"
"aku? aku ingin Chanyeol menderita, itu saja,"
"Mengapa kau begitu membenci Chanyeol?"
"Ia mengambil semuanya dariku, keluargaku, perusahaanku, wanita yang aku cintai, teman - temanku, aku hidup menderita melihat ia bahagia, dan kau kira aku akan diam saja?"
"Apa yang kau katakan, aku tidak mengerti, Chanyeol tidak mungkin melakukan hal sejahat itu pada siapapun, kau yang pengecut! kau yang tidak punya hati beraninya memanggil Chanyeol sebagai orang jahat!"
"KAU!" PLAKK!
dan kini, Hana benar - benar tidak bisa menahan sakitnya dan matanya tertutup, Kai menjambak rambut Hana kencang,
"buka matamu jalang, kau harus menerima penderitaan ini saat kau masih bernafas!"
"katakan padaku apa yang kau inginkan?" Hana terlihat lemas
ia medekatkan wajahnya ke arah Hana dan mengatakan "aku ingin kau mati" dengan senyum ngerinya.
"aku ingin kau menjadi hal yang paling menyakitkan untuk Chanyeol!" Kai mengeluarkan sebuah suntikan dengan isi berwarna kuning di dalamnya,
"Hana-sshi, apa kau melihat ini, di dalam suntikan ini, terdapat sebuah Virus yang sedang di telitih oleh perusahaan kami, dan aku ingin kau menjadi tempat di mana virus ini di coba,"
"jadi kau ingin aku mati?"
"tentu saja, saat kau mati, Chanyeol tidak akan bisa bahagia lagi, ia akan kehilangan segalanya,"
UHUK UHUK UHUK
Hana terbatuk dan membangunkannya dari mimpi buruk bodohnya,
"Oh, Hana-ya, apa kau baik - baik saja?" lagi dan lagi, Chanyeol berlari menuju tempat di mana Hana berada, ia tak mengerti dengan perasaannya sendiri tapi hatinya mengatakan bahwa Hana tidak dalam keadaan sehat.
"Oh, Chanyeol-aa, aku tidak papa, Uhuk Uhuk," Hana kembali terbatuk sambil menahan semua perasan yang ada di dalam dirinya.
"Oh, Baiklah, aku akan pergi kerja dulu," Chanyeol berpamitan.
Chanyeol juga Sehun beriringan pergi dari rumah Hana dan meninggalkan wanita itu sendirian di kamarnya.
"Sehun-a, aku benar - benar habis akal," Chanyeol memulai pembicaraan dalam perjalanannya menuju ke kantor.
"Hyung, aku tidak bisa melihat seseorang menyakiti Hana seperti ini,"
Chanyeol terdiam, bergitu banyak hal yang ia inginkan tapi tidak bisa ia lakukan.
"D.O-ya," Chanyeol berbicara di telponnya
"aku ingin kau mencoba menggali informasi tentang perusahaan Kai, dan juga Nam jooHyuk, sepertinya ada yang mereka sembunyikan."
[aku mengerti] D.O menjawab singkat.
"Hyung, aku-"
"Aku tau, kau menyayangi Hana seperti aku menyayanginya,"
Sehun terdiam, ia merasa kesal pada dirinya sendiri, sepertinya ialah yang membuat Hana menderita, ia yang mempertemukan Hana dengan Chanyeol dan ia yang membuat Hana terjebak dalam kehidupannya yang sekarang.
Mereka sampai di dalam gedung kantor Chanyeol, dengan sangat sigap Chanyeol, Baekhyun dan Sehun membuat meeting tertutup untuk merencanakan aplikasi yang akan ia luncurkan 1 bulan lagi.
"Sehun-aa, bagaimana menurutmu?"
"Tentu saja ingin sangat menarik, tapi aku rasa kita bisa meningkatkan system ini ke beberapa area,"
"Ya, sepertinya kita mendapatkan kepala IT yang baru," Baekhyun berkata dengan senyum di wajahnya.
hari itu berakhir dengan sangat cepat, mereka bertiga masih berada di ruangan Chanyeol di lantai atas gedung bertingkat ini, ia hanya berharap semunya cepat selesai agar mereka bisa kembali ke rumah.
Ponsel genggam Chanyeol berdering kencang, tentulis nama D.O dengan sangat jelas,
"Oh, D.O ya? ada apa?"
[Hyung, sepertinya kita harus bertemu]
"Di kantorku sekarang?"
[Lebih cepat, lebih baik]
"Oh, baiklah, aku tunggu."
"Siapa itu?"
"D.O, ia mebawa informasi sepertinya"
Beberapa saat berlalu, terlihat pintu kantor Chanyeol di buka dengan pelan oleh D.O, laki - laki dengan mata tajam itu membuah semua orang yakin bahwa ia tak membawa berita bagus.
"D.O ya, ini adalah teman dekatku, Sehun, dan ini asisten ku Baekhyun, kau bisa menceritakan semuanya pada mereka.
D.O sedikit terdiam, ia terlihat tidak yakin bahwa ini adalah waktu yang tepat.
"Hyung, aku- "
TBC