Draco Malfoy and Demelza Meli...

Por lohakusiapasih

47.7K 5.1K 1.9K

SEDANG DIREVISI [ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ᴅɪᴍᴜʟᴀɪ ᴘᴀᴅᴀ ᴛᴀʜᴜɴ ᴋᴇʟɪᴍᴀ] ʙᴇʙᴇʀᴀᴘᴀ ᴋᴀʀᴀᴋᴛᴇʀ ᴍɪʟɪᴋ ᴊ.ᴋ ʀᴏᴡʟɪɴɢ , ᴋᴇᴄᴜᴀʟɪ ᴋᴀʀᴀᴋᴛᴇʀ... Más

Intro
Hospital Wing
Great Hall
Meliflua Manor
Back to Hogwarts
Great Hall
Karakter Tambahan
I Recognize It
Black Lake
Quarrel
Rain and Demelza
Hospital wing
Disappointed
Disappointed 2
Was Revealed
Quidditch
Amortentia
Gallagher
Draco and Aidan
Betrayed
Back to Hogwarts
Malfoy Manor
Flashback
Aidan?
Strange
Ibu
Who are you?
Edmund
What's feel?
Dumbledore
Dumbledore 2
The Deathly Hallow 1
Aidan
Ceroboh

Demelza Meliflua

3.9K 317 174
Por lohakusiapasih

Tolong banget biar paham alur bacanya jangan lompat lompat, ini demi kenyamanan kalian sendiri!

Panjang umur buat yang marathon baca cerita ini tapi tetep nge vote , makasi banyak🦋🕊️

⚠️Ini masih awal ya monmaap kurang asik tapi insyaallah pertengahan udah mulai mulai konflik nya wkwk⚠️

"Mahh" teriak demelza dari kamarnya

"Ada apa?" sahut riska dari dapur

"Besok pembagian rapot nya secara online, jadi mamah dirumah aja " ucap demelza

" Baguslah jadi mamah tinggal nunggu saja " ucap riska

" Iya mah " ucap demelza

" Sini turun bantu mama masak jangan berdiri di tangga terus " ucap riska

" Iya mah, aku kesitu " ucap demelza mendekati Riska

" Ayah mana mah " ucap demelza yang tengah sibuk memotong bawang

" Belum pulang kerja " ucap riska fokus memotong sayur

" Citam udah makan belum mah " tanya demelza menatap Riska

Btw , citam itu nama kucingnya keluarga Demelza

" Udah. Tadi kakak yang kasih makan " ucap riska

" Loh kakak kemana mah? Biasanya dia yang bantu mamah masak " ucap demelza heran karena kakak nya tidak terlihat sedari tadi

" Main kerumah temennya, dari tadi pagi " ucap riska

" Oh " jawab demelza kembali fokus pada apa yang ia kerjakan

" Mah, kalau peringkat ku turun ke 9 atau 10 gimana mah" ucap demelza

" Peringkat 9 dan 10 itu sudah bagus sayang , cuma kamu kan tahu ayah kamu gimana dia pasti marah besar dan seperti biasa mamah yang akan belain kamu" ucap riska

" Maaf ya mah, kalau misalnya nanti peringkat Demelza turun , mamah harus debat sama ayah" ucap demelza merasa bersalah

" Iya sayang tenang aja, mamah pasti belain kamu kalau ayah marah karena nilai atau peringkat kamu " ucap riska tersenyum menatap putrinya

" Iya mah , aku tau kok ayah mau yang terbaik buat Demelza" ucap demelza

Riska tersenyum mengusap kepala putrinya, bahkan gadis itu masih menyayangi ayahnya ketika dirinya di sudut kan sekalipun

Mereka mendengar suara ketukan dari pintu rumah mereka

Demelza dan Riska saling menatap

" Demelza aja mah yang bukain pintu " ucap demelza

" Iya sayang cuci tangan dulu sana " ucap riska

" Iya mah " ucap demelza beranjak dari tempatnya

Gadis itu melangkah menuju pintu setelah mencuci tangan nya

"Ada yang bisa ku bantu? " ucap demelza

Orang yang mengetuk pintu tadi terkejut dan memasang raut wajah terkejut nya saat bertatapan dengan gadis itu

" Maaf ?" ucap demelza mencoba ramah

" Dunia mu bukan disini " ucap pria itu

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan" ucap demelza

" Harusnya kau sudah tidak disini ,sejak 4 tahun lalu nak " ucap pria itu

"Mungkin anda salah rumah, aku ada urusan dan kau bisa pergi sekarang" ucap demelza enggan membuang buang waktu

" Kau dalam bahaya nak , harusnya keluarga itu segera mengambil mu kembali" ucap pria itu

" Keluarga siapa?" ucap demelza heran

" Besok malam mereka akan membawamu, keluarga tidak pecus itu harusnya mereka membawamu sejak 4 tahun lalu bukan besok malam " ucap pria itu

" Mereka siapa yang kau maksud? Aku tidak ada waktu untuk membicarakan hal gila ini, kau bisa pergi sekarang!" ucap demelza

Pria itu hanya menatap Demelza , sampai akhirnya dia berbicara lagi

" Jiwa kalian harus segera ditukar ,jika tidak salah satu dari kalian akan mati " ucap pria itu

Kali ini demelza tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejut dan khawatir nya

" M-m-maksud mu? Jiwa siapa yang akan mati dan keluarga siapa yang kau maksud" ucap demelza dengan ekspresi mengerikan

" Demelza?" Teriak riska dari dapur

" Demelza, ada apa? " ucap riska menghampiri putri nya karena khawatir ,dia sangat lama diambang pintu

" Apa kau memperlakukan sesuatu?" ucap riska menatap pria itu

" Walaupun jiwa mereka tertukar ,kau harus tetap menyayangi nya " ucap pria itu

" Jiwa siapa?" ucap riska tenang, meskipun jantungnya berdetak kencang

Pria itu menatap Demelza

Riska refleks berdiri didepan putri nya, menutupi nya dari pria aneh itu

"Apa yang kau inginkan?" ucap riska penuh penekanan

" Beberapa tahun ini, sudah cukup untukmu merawat putri orang lain. Putrimu yang sebenarnya akan segera kembali" ucap pria itu

"Kami sibuk, berceramah lah ditempat lain" ucap riska mengusir pria itu

Pria itu masih menatap Demelza yang tengah berdiri dibelakang Riska

" Hei nak , besok jika terbangun didunia yang berbeda jangan bingung dan tetap lanjutkan hidup mu disana karena itu memang dunia mu yang sesungguhnya , ayahmu sangat tidak pecus menjaga mu dia pengecut maka dari itu mengorbankan nyawa anak tidak berdosa untuk melindungi mu " ucap pria itu

Riska menggenggam kuat tangan Demelza

"Untung nya ayahmu dengan cepat bertindak jadi nyawa anak itu tidak terancam dan kau yang akan bingung nantinya tapi tenang saja ,kau mempunyai banyak kelebihan ,kau hanya perlu mempelajari nya maka Harry Potter pun tidak ada apa apanya dibandingkan dirimu" ucap pria itu membuat Demelza tersentak pasalnya dia mendengar nama harry potter film favorit nya disebut

" Harry Potter?" Tanya demelza membuat Riska semakin kuat menggenggam tangan nya

" Ya Harry Potter yang berhasil bertahan hidup dari "Kau-Tahu-Siapa" " ucap pria itu

"Voldemort?" Tanya demelza

Pria itu membelalakkan matanya dan terdengar marah
" Jangan sebut namanya atau dia akan mengetahui bahwa yang disana palsu" ucap pria itu

" Bukanya itu hanya film dan novel fiksi, karya JK Rowling?" ucap demelza

" Demi kementerian sihir, aku lupa bahwa kau tinggal didunia muggle dan dibesarkan disini , ya tentu saja pasti percaya itu hanya karangan seorang penulis " ucap pria itu

" Memang benar bukan? " ucap demelza

"Memang benar-benar ada, aku tidak bisa mengelak lagi bukan " ucap pria itu enteng

Demelza tidak terkejut karna ia hanya mengira pria itu adalah seorang Potterhead akut

" Sudahlah, kau tidak akan percaya. Tapi lihat saja besok malam jiwa kalian akan tertukar dan kembali ketempat yang seharusnya. Saat itu mau tak mau kau akan langsung percaya padaku" ucap pria itu

Sebelum Demelza menjawab ucapan pria itu, Riska terlebih dahulu menjawab nya

"Aku akan bertanya dengan sungguh-sungguh dan begitu pun dengan jawabanmu" ucap riska

" Apa kau memiliki urusan dengan putri ku?" ucap riska

" Tidak aku hanya mengecek nya, memastikan jiwa mereka sudah kembali ketempatnya, tapi ternyata belum " ucap pria itu

Riska semakin kuat menggenggam tangan putrinya, lelucon yang dikatakan pria utu benar benar tidak lucu

" Tolong berhenti bicara hal hal gila itu, sekarang pergilah!" ucap riska tersulut emosi

" Baik sampai jumpa dan selamat besok malam kau sudah bisa melihat putrimu yang sesungguhnya ,yaa meskipun nantinya dia harus koma beberapa bulan" ucap pria itu menatap Demelza sesaat lalu pergi begitu saja

Riska langsung berbalik dan memeluk putrinya, takut kejadian 10 tahun lalu terulang kembali.

" Mah?" ucap demelza

"Sayang mamah takut kejadian 10 tahun lalu terulang lagi " ucap riska

Demelza langsung teringat apa yang kakak nya ceritakan tentang kejadian 10 tahun lalu, saat umurnya menginjak 5 tahun dirinya mengalami kejang kejang dan secara tiba tiba berhenti bernafas

Riska terisak, untungnya putrinya kembali bernafas saat itu. Jika tidak, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama

Demelza kembali bernafas , meskipun tidak mengingat apapun

Demelza mengeratkan pelukannya sesaat, lalu kembali kedapur untuk menyiapkan makanan untuk mereka

---

Malam harinya

Demelza dan Riska memutuskan untuk tidak menceritakan kejadian yang mereka alami kepada keluarganya , jadi hanya mereka yang tahu tentang pria aneh yang datang kerumah mereka

Mereka tengah menatap meja makan

" Bukan nya Anet dari tadi pergi, Jadi yang bantu mamah masak siapa?" ucap ernest

" Tadi aku memanggil Demelza untuk membantuku" ucap riska mendudukkan dirinya disamping Ernest

Demelza hanya menatap Ernest sekilas, lalu kembali melanjutkan aktivitas nya

" Anet pergi dengan temannya sedari tadi dan tidak ada siapapun di rumah ini selain diriku dan putri kesayangan mu itu

Ernest tampak acuh dan mengangguk

" Demelza, kapan ayah bisa melihat nilaimu?" ucap ernest

" Besok yah " ucap demelza

" Aku yang akan mengambil kan nya ucap ernest

" Tidak perlu, pembagian nilaiku secara online. Jadi ayah tidak perlu kesekolah" ucap demelza

" Aku akan tetap mengambil cuti untuk melihat nilaimu secara langsung" ucap ernest

Wajah Demelza memucat , takut nilainya tidak sesuai yang diharapkan Ernest

" Kenapa sayang?" Tanya ernest

" Aku hanya pembagian nilai, apa ayah akan tetap mengambil cuti?" ucap demelza

" Aku tidak sabar melihatnya masuk 3 besar yah setidaknya 8 besar " ucap ernest

Gadis itu mengangguk tak yakin, kemudian menghembuskan nafas kasar

" Siapapun, selamatkan aku. Rasanya sesak" batin demelza

" Kenapa , kau takut ?" ucap anet

" Aku? Tidak akan pernah " ucap demelza merutuki pertanyaan kakaknya membuat kedua orang tuanya menatapnya

" Tidak perlu takut, kau hanya perlu berperilaku seperti biasa" ucap anet

" Iya sayang, ayah yakin nilai mu kali ini naik drastis dan lebih bagus dari sebelumnya, putriku tidak pernah gagal soal ini bukan?" ucap ernest

Nafas Demelza semakin tercekat, rasanya ada sesuatu yang mencekiknya

---

Keesokan harinya

Terlihat Riska mencoba membangunkan Putri nya dikamar

" Demelza, apa kau sudah siap?" ucap riska

" Iya mah, Demelza lagi siap siap!" ucap demelza

" Mamahtunggu dimeja makan ya , udah ditunggu ayah juga untuk melihat nilaimu" ucap riska

" Gleg " lagi lagi Demelza kesusahan menelan saliva nya

" Hufft " Demelza tengah menghembuskan nafas nya kasar

" Aku datang" ucap demelza

" Kemarilah, Demelza" ucap ernest

" Iya yah " ucap demelza cemas

" Makanlah " ucap ernest

" Iya yah " ucap demelza

" Kapan pembagian nya akan dimulai?" ucap ernest

" Pukul 8 " ucap demelza masih terlihat berusaha menelan saliva nya dan mencoba menelan makanan nya susah payah

" Ada apa? " tanya ernest

" Hanya merasa cemas akan nilaiku" ucap demelza

" Oh. Tenang saja, ayah yakin nilai mu melampaui nilai sebelum nya" ucap ernest

" Aku berharap juga begitu" batin demelza

Mereka pun menghabiskan sarapan nya dalam diam

"Berapa lama lagi?" ucap ernest

" Mungkin 5-6 nama lagi menuju namaku" ucap demelza

Riska tengah melirik putrinya yang khawatir akan respon Ernest tentang nilainya

" Nilai anak anak zaman sekarang jelek jelek banget ya mah , hanya 80" ucap ernest mencibir

" Aku tidak sabar melihat nama mu, masuk 8 besar lagi " ucap ernest yang berhasil membuat Demelza kesusahan menelan apelnya

" 10 besar itu menurutku lumayan " ucap riska

" Itu terlalu biasa untuk keluarga kita " ucap ernest datar

Riska menggenggam tangan putrinya

Notifikasi tentang nilai Demelza muncul dilayar ponselnya

Demelza terlihat menegang, ponsel gadis itu langsung diambil alih oleh Ernest

" Akan kujelaskan bagaimana putri mu disekolah kami, kami bersyukur memiliki nya disekolah ini" ucap guru itu menjelaskan panjang lebar

"Dan ya dia sangat pintar , kami sangat bangga padanya, kami berharap kalian juga sama bangganya. Seperti tahun tahun sebelumnya, Demelza berhasil memenangkan kompetisi antar sekolah diberbagai negara" ucap guru itu

Ernest dan Riska mengangguk bangga

" Jadi, berapa peringkat putriku dikelas untuk saat ini? " ucap ernest

Senyum guru itu menipis

" Sangat disayangkan salah satu murid pindahan menyingkirkan namanya dari 1-8 besar " ucap guru itu

Demelza yang tadinya tersenyum tiba tiba menunduk

" Tapi tenang saja, Demelza berada di 9 besar" ucap guru itu

" Baik terima kasih" ucap riska mematikan sambungan nya ke sekolah

Ernest menatap Demelza marah

" Sudah kubilang, 8 besar adalah yang terburuk!" sentak ernest

Demelza tersentak

" Hanya beda satu angka!" ucap demelza

" Karena itu, Demelza!" ucap ernest

" Hanya berbeda satu angka, kenapa kau tidak bisa mengejarnya dengan mudah?" ucap ernest

" Karena aku memasuki kelas unggulan , dimana para muridnya terisi oleh murid pintar dari satu negara ini!" ucap demelza

"Aku sudah berusaha semampu ku ayah, aku bersungguh sungguh setiap harinya! Mengorbankan waktu bermainku, hanya untuk memenuhi keinginan mu" ucap demelza

" Berusaha kau bilang? Kau disingkirkan oleh orang lain dari posisi mu yang seharusnya!" sentak ernest

Demelza menundukkan kepalanya, percuma saja berdebat dengan ayahnya

" Cukup Ernest, sudahi keegoisan mu ini. Kau terus menuntut nya sempurna, kau harusnya berkaca bagaimana dirimu dimasa lalu" ucap riska

" Karena itu Riska! Aku khawatir dengan masa depannya, dia harus melebihi diriku" ucap ernest

Riska menghela nafas pasrah

" Kembali kekamar mu sekarang!" ucap ernest penuh penekanan, menatap Demelza

Demelza hanya mengangguk dan langsung kembali ke kamarnya, ia melewatkan makan siang walaupun sudah dipanggil Riska berkali kali.

Terdengar ketukan pintu

Demelza menatap pintu kamarnya dan melangkah keluar dari kamarnya

"Ayo makan malam, kau sudah melewatkan makan siang. Jadi kau harus makan malam" ucap riska tegas

" Jadi?" ucap demelza

" Apa kita akan terus berdiri disini? Aku sudah siap" ucap demelza

Riska tersenyum dan menarik putrinya turun dari lantai dua

" Wah berani sekali menampakkan diri" ucap ernest saat Demelza muncul diruang makan

Anet langsung menepuk kursi disampingnya dan memanggil Demelza untuk duduk. Kemudian dia menggenggam tangan adiknya itu

"Ernest, apa kau lupa ucapan ku?" ucap riska

" Berhenti mengungkit masalah sepele itu" ucap riska

" Masalah sepele?" ucap ernest mencibir

Ernest bersikap acuh tak acuh langsung memakan makan malam tersebut dalam diam, diikuti kedua putrinya dan istrinya

Setelah selesai, mereka tengah dilanda hawa menyesakkan di ruangan itu

"Seharusnya aku memang tidak mengandalkan gadis bodoh seperti mu" ucap ernest

Anet terlihat menggenggam tangan adiknya

" Yah!" Ingat riska

" Kak Anet bahkan selalu masuk 10 besar dan ayah tidak pernah mempermasalahkan nya " ucap demelza angkat bicara membuat Anet meremas tangannya menandakan untuk diam

" Ohh jadi sekarang kau mulai berani " ucap ernest

Ernest memberikan putri nya tatapan tajam, tentunya hal itu tidak meruntuhkan keberanian Demelza

"Ernest!" ucap riska mencoba menengahi keduanya

" Lihat kau terlalu memanjakan putri mu, lihat dia mulai berani melawanku, sungguh miris didikanmu" ucap ernest

Riska terdiam, menatap Ernest kecewa

Demelza menatap tajam ayahnya,menandakan ia tidak suka ibunya diperlakukan seperti itu

Ernest menatap Demelza tajam

Anet kembali meremas tangan adiknya agar menundukkan kepalanya

Demelza tersenyum sinis dan menatap tajam ayahnya

" Harusnya kau mati saja saat kau sekarat di umur 5 tahun , harusnya kau tidak selamat hari itu daripada menyusahkan seperti ini " ucap ernest spontan membuat Demelza, Riska , dan Anet menatap Ernest kecewa

Demelza menggebrak meja makan itu dan tanpa sadar benda disekelilingnya melayang karna aura marahnya , membuat kedua orang tuanya dan kakaknya terkejut

" Kalau begitu malam ini kau akan mendapatkannya Mr. Ernest " ucap demelza berlari kekamarnya lalu terperosok dan menangis

Dan yaaa semua benda yang melayang diruang makan tadi berserakan dan pecah

"Ayah keterlaluan" ucap anet

Riska hanya menangis, menatap kecewa Ernest yang tidak bisa mengendalikan mulut sialannya itu

" A-a-aku tidak bermaksud mengucapkan itu" ucap ernest

" Ayah selalu begitu saat Demelza mendapatkan peringkat 9 , padahal dia sudah berusaha , dia selalu berusaha agar tidak mengecewakan mu. Tapi apa yang dia dapat? Kau selalu bertindak bodoh saat kemauanmu tidak terpenuhi " ucap anet dengan mata berkaca kaca lalu berlari kekamarnya

" Kau akan menyesali ucapanmu " ucap riska lalu pergi meninggalkan Ernest

.

22.05

"Kau akan mendapatkannya " ucap demelza mengingat ucapan menyakitkan yang keluar dari mulut ayahnya sendiri

Ia tertawa dan mengusap air matanya ,bahkan mata nya sudah sembab karena terus menangis dari jam 20.00 - hingga saat ini

" Konyol " ucapan demelza menidurkan diri nya

Ia kembali menangis lalu tertidur

----

"Apa yang terjadi padanya?" ucap draco khawatir tapi dia tutupi dengan sikap dinginnya

"Sekarang dia tidak apa apa malfoy, aneh dia kejang kejang seperti ada sesuatu yang keluar dari tubuhnya , bahkan tadi dia sempat tidak bernafas " ucap madam pomfrey

Malfoy tersedak Saliva nya sendiri sangking terkejutnya

"Lalu bagaimana keadaan nya sekarang?" Ucap draco

"Sekarang lebih baik dari sebelumnya, bisakah kau jaga dia dulu aku akan membuatkan ramuan untuknya " ucap madam pomfrey

" Apa? Yang benar saja, menjaga nya?" ucap draco tampak enggan

" Dia tanggung jawabmu ,malfoy. Karena kau yang membawanya kesini " ucap madam pomfrey

"Aku seorang Slytherin dan dia Gryffindor si singa itu " ucap draco

"Lalu?" tanya madam pomfrey malas

" Hah yang benar saja aku harus segera bergabung ke tim penyelidik sekarang, kami akan mengadakan rapat" ucap draco

Madam pomfrey hanya menatap Draco Malfoy dengan malas lalu menaikan bahunya tanda dia tidak mau tahu

" Baik lah baik, aku harus izin dulu lalu akan kembali kesini " ucap malfoy

" Well , silahkan dan aku akan membuat ramuan sekarang " ucap madam diangguki Draco, lalu melangkah pergi meninggalkan hospital wing

" Dimana dia, ini sudah waktunya sarapan, kita sudah mencari keseluruh Hogwarts tapi dia tidak ada dimana mana " ucap harry diangguki oleh Hermione dan Ron

"Harry apa kau tidak berpikir kita melewatkan sesuatu " ucap hermione

Ron dan Harry hanya menggeleng

" Mungkin dia sudah ada di Great hall sekarang , ayolah aku sangat lapar " ucap ron

" Berhenti memikirkan makanan ,Ron " ucap hermione

" Sahabat mu menghilang dan kau hanya memikirkan makanan? Yang benar saja!" ucap hermione

" Aghr baiklah " ucap ron mengerucut kan bibirnya

" Ron benar, lebih baik kita ke great hall terlebih dahulu untuk mengisi perut , lalu kembali mencari Demelza sebelum pelajaran ramuan dimulai " ucap harry diangguki oleh Ron dengan mata berbinar

"Ugh baiklah" ucap hermione pasrah mengikuti kedua sahabatnya berjalan menuju great hall

Draco dan Harry tidak sengaja saling menyenggol

" Hei hati hati ,Potter " ucap malfoy

" Kau yang harusnya hati hati, Malfoy " ucap harry dengan nada sengit

" Terserah kau, aku buru buru " ucap draco melangkah menjauh dan berhenti sejenak

" Sepertinya anggota kalian kurang satu " ucap draco kemudian menyeringai lalu kembali melangkah kan kakinya

" Kurasa dia mengetahui sesuatu. Oh dan apa bahu mu tidak apa apa Harry?" ucap hermione

" Yeah, mencurigakan" ucap ron

" Mungkin dia hanya mengejek , bahuku tidak apa apa sudahlah ayo ke great hall" ucap harry


Seguir leyendo

También te gustarán

855 113 8
Sudah beberapa tahun, semenjak kejadian terakhir kali di maze. Thomas dan yang lainnya berusaha untuk berjuang bertahan hidup. Thomas dan lainnya yan...
158K 15.5K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
13.6K 694 7
Berisi kisah tentang Okita dan Kagura. Dengan semua genre yang ada dan Pairing lainnya. Jika ada yang mau request, silahkan. Don't Plaggiat my stori...
200K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...