BERUANG KUTUB ✔

Od chiirosean

20K 4.2K 715

[Roseanne Lokal Series] Mimpi apa aku bisa punya tetangga dingin banget, ditanya jawab seperlunya. Senyum aja... Více

00
01. Kota Baru
03. Jajan Bareng
04. Numpang Mandi
05. Siapa Dia?
06. Kopi
07. Gara-Gara Paket
08. Dukungan Orang Dalam
09. Kesalip Lawan
10. Mengantar Pulang
11. Pelipur Lara
12. Kembali Ke Kota Kembang
13. Berakhir
14. Pekerjaan Baru
15. Wanita Itu Lagi
16. Pria Yang Tepat
Bonus Chapter

02. Dingin dan Angkuh

1.3K 277 69
Od chiirosean

[Kosan Rosetta]

Semenjak sore, gemericik air dari langit tak pernah berhenti. Cuaca kota Bandung semakin dingin. Rosetta meringkuk, memeluk kakinya erat-erat di sofa. Ternyata Bandung bisa sedingin ini, lebih dingin dari musim hujan di Semarang.

Perut wanita itu sebenarnya sudah minta diisi, hanya saja ia terlalu malas untuk menuju dapur. Padahal mie instan berkuah adalah makanan yang paling cocok saat hujan seperti ini.

Jam baru menunjukkan pukul tujuh malam, kantuk juga belum Rosetta rasakan. Televisi semenjak tadi mati, ia tak berani menyalakan televisi karena takut guntur yang menggelegar. Terlalu menakutkan dan tentu saja beresiko.

"Bolehlah hujan, tapi kalau bisa nawar jangan sampai mati lampu, deh!" monolognya.

Baru saja ia mengatakan hal tersebut, keadaan ruangan mendadak gelap gulita ditambah saat suara guntur yang membuat Rosetta menjerit sejadi-jadinya.

Dari kecil wanita itu memang paling takut saat hujan turun, lampu padam, petir dan kilat yang beradu seolah menunjukan betapa menakutkannya mereka saat berjalan bersama. Sesuatu yang lebih mencekam dari pada menonton konten horor di Yout*be.

Tok ... tok ... tok ....

Terdengar suara ketukan pintu, Rosetta ragu untuk membuka pintu. Lagipula siapa yang akan datang dalam situasi seperti sekarang ini?

Dalam pikirannya, ia kini memikirkan satu sosok makhluk astral yang menyeramkan. Wanita berambut mengembang, kusut tak terawat, wajah pucat pasi dengan lingakaran hitam di kedua matanya. Serta pakaian putih lusuh, dengan beberapa bercak kemerahan yang seolah menjadi motif di pakaiannya.

Bulu kuduknya lantas berdiri, Rosetta merinding dan semakin meringkuk. Ia memeluk erat bantal sofa. Suara ketukan kembali terdengar, kali ini dia mendengar suara seseorang memintanya untuk membuka pintu.

Rosetta pun meyakinkan dirinya, akhirnya ia beranjak dari sofa, menyalakan senter dari ponselnya, lantas membuka pintu.

Kini setelah pintu terbuka, ia bisa melihat seorang pria tengah berdiri dengan memegang payung dan ia pun menyodorkan beberapa batang lilin pada Rosetta.

"Uㅡuntukku?" tanya Rosetta terbata.

Pria itu mengangguk. Karena sorotan dari ponsel Rosetta, akhirnya wanita itu menyadari bahwa yang datang adalah tetangganya, pria yang ia sapa pagi tadi.

"Terima kasih. Tahu saja aku enggak punya lilin," kata Rosetta.

"Jangan teriak-teriak, berisik! Ganggu aja!" Pria itu berbalik dan menuju kosannya.

Rosetta terdiam beberapa saat, melihat pria itu pergi setelah mengatakan kata-kata yang cukup menyebalkan untuknya.

Kilat kembali terlihat, Rosetta buru-buru menutup pintu dan menguncinya. Gelegar suara langit pun kembali terdengar. Rosetta segera kembali ke sofa, menaikkan kakinya dan kembali meringkuk.

"Untuk apa dia kasih lilin tapi enggak sama koreknya coba? Dia pikir lilin bisa nyala sendiri apa? Mana dibilang teriakanku ganggu lagi! Ya, masa enggak paham? Kan tadi kaget sekaligus takut," cerocos Rosetta yang kini bibirnya manyun seperti bebek.

05:00 AM

Alarm berbunyi, Rosetta pun membuka matanya, ia bangun dan terduduk. Satu hal yang ia sadari ketika pertama kali bangun, badannya terasa sakit. Semalam Rosetta tertidur di sofa dengan posisi meringkuk.

"Wah, harus beli anti pegal linu, nih!" keluhnya.

Hari ini adalah hari pertamanya bekerja, ia pun memilih melupakan sejenak rasa sakitnya dan bergegas menuju kamar mandi. Tak lupa sebelum mandi, Rosetta juga mengisi daya ponsel yang semenjak semalam menemaninya dengan setia.

Setelah selesai mandi, menunaikan shalat subuh dan bersiap, Rosetta membuat sarapan. Kali ini ia membuat nasi goreng. Porsinya tidak terlalu banyak, karena di pagi hari ia terbiasa makan sedikit.

Ia melahap sarapannya seraya memainkan ponselnya. Melihat isi galeri dan memilih foto yang akan ia unggah hari ini ke akun sosial medianya.

"Yang ini aja kayaknya." Akhirnya dia menemukan satu foto yang menurutnya terbaik untuk hari ini.

Ia tersenyum dan langsung mempostingnya ke aplikasi chat.

Sarapan telah habis, Rosetta langsung beranjak dan mencuci piring. Ia pun sempat melirik jam dinding, memastikan bahwa Rosetta masih punya waktu untuk datang ke tempat kerja tanpa terlambat.

07:30 AM

Rosetta mengunci pintu, ia kemudian memasukkan kuncinya ke dalam tas. Dari kosan menuju tempat bekerja hanya membutuhkan waktu lima belas menit dengan menggunakan taksi. Saat ia menunggu taksi yang sebelumnya telah ia pesan, ia melihat tetangganya juga tengah berdiri tak jauh darinya.

"Pagi ...," sapa Rosetta.

Kali ini dia penasaran, apakah pria itu akan tetap bersikap dingin padanya atau tidak.

Pria itu mengangguk. Ia hanya merespon dengan anggukan. Rosetta sedikit kesal sebenarnya, pria itu tak pernah membalas melalui kata-kata.

"Mas ... kok kalau disapa cuman bisa ngangguk aja, sih?" tanya Rosetta tanpa malu.

Pria itu pun menoleh, ia menatap dingin Rosetta. "Enggak kenal, jadi ngapain harus ngobrol?"

"Ketus banget!" gerutu Rosetta pelan.

"Masih kedengeran, ya," kata pria tersebut.

Rasa kesal Rosetta makin meninggi, ia pun berjalan mendekati pria itu. "Mas, kita kan tetanggaan. Masa iya, aku enggak boleh nyapa atau kenalan sama kamu, sih? Aneh banget!"

"Kamu cerewet banget! Teora, usia dua puluh delapan tahun, asal dari Jakarta Selatan, puas belum?" tanya pria bernama Teora tersebut.

Rosetta terkejut, pria itu terkesan angkuh baginya. Wanita itu pun memilih untuk kembali ke tempatnya berdiri tadi.

"Ck, dasar wanita! udah dijelasin malah diacuhin," keluh Teora.

Rosetta pun mendelik. Ia tak percaya harus memiliki tetangga yang menyebalkan seperti Teora. Andai saja jarak kosan dengan tempat kerjanya tidak dekat, mungkin ia akan memilih tempat lain untuk ia tinggali.

Laurent Factory Outlet

"Jadi kamu yang namanya Viorella Rosetta?" Seorang wanita menatap serius ke arah Rosetta.

Rosetta mengangguk.

"Perkenalkan, nama saya Cecillia Krystal. Saya pemilik Factory Outlet ini. Saya dengar kamu direkomendasikan oleh salah satu teman Mama saya, semoga kerjamu sama bagusnya dengan rekomendasi itu, ya," ungkap wanita bernama Cecillia tersebut.

"Baik, Bu. Saya akan berusaha sebaik mungkin," kata Rosetta.

"Untuk pekerjaan, kamu akan ditempatkan di bagian fashion. Lebih jelasnya biar Jackson Ranggana yang menjelaskannya. Dia yang bertanggung jawab atas tempat ini, dengan kata lain dia adalah atasanmu. Dia juga adik kandung saya," jelas Cecillia.

Pria yang tadi disebutkan oleh Cecillia pun langsung merubah posisi duduknya. Ia berlagak sok keren dan menyebalkannya memang benar-benar terlihat keren bagi Rosetta.

"Hai, saya Jackson Ranggana, panggil saja Rangga. Semoga betah, ya, kerja di sini," sapa Ranggana.

"Iya, Pak. Terima kasih." Rosetta tersenyum.

"Kalau begitu, kamu sudah bisa langsung bekerja. Ngga, tolong antar dan jelaskan bagaimana saja tugasnya," perintah Cecillia.

Ranggana pun beranjak, begitu juga dengan Rosetta yang ikut berdiri. Setelah berpamitan pada Cecillia, keduanya langsung keluar dari ruangan tersebut.

Dalam perjalanan mereka menuju bagian fashion di factory outlet tersebut, Ranggana menjelaskan tugas-tugas Rosetta, tak lupa ia juga memperkenalkan Rosetta pada para pegawai di sana yang mereka berdua temui.

10:00 AM

Ranggana tersenyum seraya menyilangkan kaki saat duduk. Cecillia menatapnya dengan tatapan aneh, ia pun mendekati saudara laki-lakinya tersebut.

"Kenapa kamu senyum-senyum gitu?" tanyanya dengan raut wajah jutek.

"Itu yang namanya Viorella geulis pisan, Teh," ungkap Ranggana.

"Tong, aneh-aneh siah! Jangan ganggu pekerja di sini!" sinis Cecillia.

"Saeutik atuh, Teh. Biar aku itu enggak jomlo terus. Sedih aku, tuh. Enggak mau jomlo lama kayak kamu yang sebenarnya belum bisa moveon dari Aa Kai," ledek Ranggana.

"Kenapa malah jadi bawa-bawa aku? Ngga, besok enggak usah kerja lagi, deh," kata Cecillia.

"Dih, ambekan si Teteh! Keuheul aku mah. Becanda, dong! Jadi orang itu jangan terlalu serius, jangan terlalu jutek, nanti kalau enggak ada yang mau sama situ gimana?" Ranggana berdiri dan melipir ke arah pintu keluar.

Cecillia mencopot sepatu hak tingginya, wanita itu siap melemparkannya pada Ranggana, adiknya itu memang hobi membuat emosinya memuncak.


Bersambung ....
Voment jusseyo, mian untuk typonya. 🙇

[Update Seminggu sekali]
Pengecualian malam ini, update lebih cepat untuk memeriahkan malam pergantian tahun. 🎊

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

6.9K 1K 21
𝕋𝕒𝕖𝕪𝕠𝕟𝕘 𝕏 𝕃𝕚𝕤𝕒 Hari hari lisa yang mulai aneh kala ia pindah di sebuah asrama tua yang sangat misterius, tak boleh keluar setiap jam 3.33...
90.9K 8K 40
Perkumpulan shipper Rosé ada disini....
2K 210 33
Siapa yang ingin memiliki hubungan yang toxic? Tentu tak ada yang menginginkan hal itu. Setiap orang ingin memiliki hubungan yang baik-baik saja. Red...
32.1K 3.9K 31
Gimana jadinya kalo Aluna Jessia, si sekretaris 2 OSIS dipaksa jadi manager sementara tim basket Neo High? -- Start : Maret 2022 End : -- Foradayy, 2...