Cursed or Die | 02 Line ✓

De ALO-EVERA

701K 189K 163K

❝ Lagi?! Kita pemainnya?! ❞ Mais

ouverture
┆un┊
┆deux┊
┆trois┊
┆quatre┊
┆cing┊
┆six┊
┆sept┊
┆neuf┊
┆dix┊
┆onze┊
┆douze┊
┆treize┊
┆quatorze┊
┆qiunze┊
┆seize┊
┆dix-sept┊
┆dix-huit┊
┆dix-neuf┊
┆vingt┊
┆ving et un┊
┆vingt deux┊
┆vingt trois┊
┆vingt quatre┊
┆vingt cing┊
┆vingt sept┊
┆vingt huit┊
fermeture

┆huit┊

23.1K 6.3K 5.4K
De ALO-EVERA

Jisung berdeham, atmosfer terasa canggung sejak kehadiran Taehyun, Hueningkai, Eunsang, Junho, Doyum, dan Yedam. Seperti ada dinding membatasi jarak mereka, terlihat tak bersahabat.

Yang lain bergidik dan memilih tak bertanya apapun sebab Taehyun terus memainkan pistolnya dengan acuh, kalau dibuat marah bisa modar mereka.

Samuel tahu pistol apa itu, itu pistol untuk membunuh werewolf dan penyihir.

"Berhenti ngeliatin gue atau gue bunuh kalian," ancam Taehyun melirik tajam.

"Ternyata dia emosian juga orangnya," bisik Dongpyo ke Eunsang dan dibalas anggukan setuju oleh empunya.

"Jangankan emosian, auranya juga gak enak," bisik Jake menimpali, setuju dengan pendapat Dongpyo.

"Aura gak enak bukan berarti jahat," kata Hueningkai datar, rupanya obrolan mereka terdengar.

"Belain aja terus," cibir Jay tak suka.

"Stop, jangan berantem. Gue mau kasih tau hal penting disini," sela Yedam sebelum terjadi perdebatan. Buku yang sedari tadi ia bawa ia angkat, ia buka halaman yang sudah ia tandai dengan penanda buku, kemudian menunjuk deretan tulisan disana.

"Ini buku yang sama kayak punya Kak Guanlin, bedanya ini khusus buat kita," lanjutnya serius.

"Hah?! Berarti selama ini lo tau dong?!" Tanya Dongpyo terkejut, dia marah. "Kenapa gak bilang sejak awal, Dam? Ini masalah nyawa."

"Gue tau, tapi gue ragu karena gue belum tau siapa kalian sebenernya. Buku ini penting, bahaya kalau jatuh ke tangan yang salah."

"Berarti lo gak percaya sama kita?"

"Bukan begitu! Petunjuk disini belum lengkap dan belum tentu benar, gue gak bisa main kasih tau kalian. Gue cuma mau mencegah kemungkinan buruk yang bakal terjadi kalau kalian tau buku ini, secara gak langsung gue berusaha lindungin kalian. Kenapa? Karena kalau kalian tau buku ini, otomatis dalangnya bakal mempercepat waktu pembunuhan karena kita punya petunjuk yang mengarah ke dia."

Memang ya, pemikiran anak Athena sangatlah... apa ya, pantas saja dia masuk sepuluh besar di campnya.

"Kalau lo punya buku itu, berarti lo bukan manusia biasa, iya kan?" Tanya Jisung, dan Yedam mengangguk, memilih jujur.

"Iya, gue keturunan Dewi Athena, satu-satunya yang ada di angkatan kita."

"Siapa aja temen demigod lo?" Tanya Jay tiba-tiba. "Kalau lo keturunan Athena, otomatis lo tau dong siapa aja demigod di sekolah ini."

Yedam tersenyum miring. "Gue gak mungkin bocorin identitas temen gue sendiri. Emangnya kenapa kalau ada demigod lain? Lo mau apa?"

Junho melirik Doyum, dia merasakan aura aneh di sekitarnya. Benar saja, dia melihat tatapan Doyum sangatlah kosong, wajahnya pucat.

Apa dia sakit?

"Ya gak apa-apa sih, karena gue curiga ada demigod lain selain lo disini," kata Jay melirik Taehyun dan Hueningkai.

"Kenapa lo lirik-lirik begitu?" Tanya Hueningkai tersenyum lebar.

"Lo beneran keturunan Apollo?" Tanya Jay to the point.

Senyum Hueningkai sirna, digantikan raut wajah kebingungannya. "Apollo? Bukan tuh, emang siapa yang bilang?"

Samuel menunjuk Eunsang. "Dia yang bilang di grup chat waktu itu, emangnya lo gak baca?"

"Ah, iya iya gue inget. Jawabannya bukan, gue bukan keturunan Apollo."

"Terus lo tau identitas kita dari mana?"

"Dari mana ya? Gak tau, hehe."

Jake memutar bola matanya. "Jangan bilang lo peramal kayak Kak Hyunsuk."

"Salah, coba ditebak lagi."

"Gue curiga lo memang keturunan Apollo tapi gak mau ngaku," cibir Dongpyo yang tak mau tertipu.

"Hehe."

Taehyun mendengus geli. Dasar Hueningkai, bisa saja dia bersandiwara.

"Yedam, apa yang mau lo tunjukin?" Tanya Jisung kembali ke topik awal, dia tahu kalau sebentar lagi ada pertengkaran. Lebih baik dicegah daripada dibiarkan, tapi kan seru kalau ada keributan :(

"Disini tertulis, ada kemungkinan dalangnya bukan penyihir, bisa aja makhluk lain. Contohnya Kak Sunwoo, ia manusia setengah vampire. Tapi bisa juga memang penyihir kayak Kak Sungchan. Nah, kemungkinan lain dalangnya bukan di antara kedua itu."

"Menurut lo apa?"

"Hipotesis gue, dalangnya kalau bukan half-vampire atau penyihir, pasti di antara demigod dan iblis. Karena keduanya kuat, bisa bawa makhluk lain sebagai pasukan."

"Kalau iblis kayaknya gak deh," kata Eunsang ragu.

Gimana dia tidak ragu, kelakuan iblis yang ia temui di sekolah sangatlah berbanding terbalik dengan apa yang sering dipikirkan semua orang. Siapa lagi kalau bukan Jerome dan Woonggi, iblis berperilaku absurd namun berguna.

Ya gimana tidak begitu, pemimpinnya saja lawak. Tapi tampan, hehe.

"By the way, ini si Woonggi, Minhee, Hyeongjun, sama Sunghoon kemana? Kok gak dateng-dateng?" Tanya Jake baru sadar setelah menghitung jumlah mereka.

"Minhee gak masuk sekolah, katanya mau beli obat," jawab Dongpyo yang memang tahu kebiasaan temannya itu.

"Terus sisanya ke-"

"NINUNINUNINU! GAWAT WOI GAWAT!" Teriak Woonggi yang tiba-tiba muncul di depan Jay.

"AAAAAAH! JANGAN MUNCUL SEMBARANGAN DONG!" Serunya emosi karena jantungan.

"Kok lo bisa muncul kayak setan sih?!" Pekik Dongpyo duduk di tanah, ia jatuh karena kaget barusan.

"A-ah itu, nanti dulu deh! Ada hot news nih! Tadi gue ketemu penyihir, dia kasih pertanyaan itu lagi! Gue salah jawab woi, bentar lagi gue dikutuk. Nanti muka gue gak ganteng lagi dong?!"

Jisung menutup kedua telinganya. "Pelanin suara lo, telinga gue sakit."

Samuel membelalakkan matanya. "Jangan bilang itu anak buah dari dalangnya... berarti dalangnya penyihir dong?!"

Yedam merutuki dirinya, ternyata dugaannya salah. Dia pikri dalangnya makhluk lain... tapi tetap saja yang lain harus dicurigai.

Eh, kok pikri sih. Pikir woi, typo kan.

"Hati-hati, ada aura gak enak disini," ucap Hueningkai tiba-tiba, menoleh ke sekitar untuk mencari tahu.

"Avada kedavra."




Bruk!





"ANJIR, DOYUM!!!" Pekik Jay melompat ke belakang.

Junho melotot kaget, dia yang oleng karena tersenggol Doyum tak bisa berkata-kata, hanya duduk diam melihat badan yang terbujur kaku itu.

Mantra terlarang, itu efek mantra terlarang.

"Penyihir ya... bukan kalian berdua, kan?" Taehyun menatap tajam Eunsang dan Dongpyo, yang kini mematung dan tak berani berbicara.

Jisung menelan salivanya, memberanikan diri untuk memeriksa Doyum yang tak lagi bernyawa di depannya. Ia bersimpuh dengan satu kaki, memperhatikan setiap sisi tubuhnya.

"Permisi..."

Mereka semua menoleh, ada murid laki-laki berdiri tak jauh dari mereka, ekspreksinya syok, ragu, dan takut disaat yang bersamaan.

"Ya? Kenapa?"

Laki-laki itu bingung harus berkata apa, dia tak berani berbicara karena takut menyinggung setelah melihat mayat di antara mereka.

"Cepet ngomong," suruh Jay datar, berusaha meredam emosinya.

"Itu... tadi setelah di cek, Pak Siwon bilang kalau peserta permainannya ternyata ada enam belas orang... gue termasuk pesertanya..."

Taehyun melangkah maju ke orang itu, mempersiapkan pistolnya dengan sigap. "Nama dan identitas."

Laki-laki itu tersentak, dia takut. "G-gue siswa pertukaran pelajar di kelas C... gue..."

"Nama dan identitas, gak tuli kan?" Tanya Taehyun sekali lagi, dia curiga. Kenapa setelah Doyum jadi korban ada pemain baru yang datang?

Siswa baru itu mengangguk kaku, menatap Taehyun takut-takut.

















































"Gue Jung Jinsung, demigod keturunan Dewi Aletheia."












。˚ ⋆ Jung Jinsung ⋆ ˚。


Aletheiadewi kebenaran, kejujuran, dan ketulusan.❜

Continue lendo

Você também vai gostar

907K 238K 35
❝ Kayaknya kita kena sial deh, makanya main game ini. ❞
The Phone 3 | TXT ✓ De MAYA

Mistério / Suspense

760K 201K 29
❝Teror akan segera berakhir.❞
208K 46K 10
Suatu hari nanti, semua orang akan tahu kalau Hyunjin tidak main-main dengan ucapannya Ft. Hyunjin, Jinyoung
The Phone 2 | TXT ✓ De MAYA

Mistério / Suspense

784K 189K 25
❝Telepon asing itu datang lagi.❞