Vega

203 16 23
                                    

Setiap satu hari dalam setahun di bulan Juli, kurasakan sesuatu retak di dalam diriku. Memori musim panas yang telah terkunci jauh dalam ingatan kini meleleh dan mengalir deras seperti tumpahan sungai susu di langit. Aku mendongak, menatap kanvas gelap raksasa bertabur aneka mutiara kecil bercahaya, lalu pelan-pelan mengulurkan tangan ke atas. Langit musim panas selalu terlihat menawan dan begitu dekat, namun saat tanganku terulur, aku enggak pernah bisa menggapainya.

Persis seperti Boboiboy.

***

"Vega"

Boboiboy Fanfiction by 2U3ShiRo

Disclaimer : Boboiboy Monsta. Apapun yang diselipkan di dalam fanfiksi ini bukan milik Niumi, hanya dipinjam untuk keperluan nulis.

Warning(s) : Salah genre (?), unnamed OC/Reader insert

#SummerTriangleTrilogy

***

"Kamu tahu legenda Tanabata?"

Aku yang sibuk menulis permohonan pada kertas harapan—tanzaku—menoleh. Boboiboy yang mengucapkan kalimat barusan. Rasanya baru saja kemarin kami mengobrol banyak lewat telepon dan dia masih berada di luar angkasa, menyelam di dalam lautan galaksi bersama kapal angkasa TAPOPS, tapi Boboiboy sekarang ada di Jepang bersamaku. Hari ini tanggal 7 bulan Juli, bertepatan dengan perayaan festival Tanabata, atau biasanya dikenal dengan nama festival bintang.

"Aku tahu. Tentang sepasang kekasih yang dipisahkan oleh Milky Way dan hanya diizinkan bertemu setahun sekali, kan?"

Boboiboy merengut. "Harusnya kamu bilang enggak tahu, biar aku bisa cerita tentang legendanya."

"Oke, oke. Aku minta maaf." Kucubit pipi sahabat baikku dan sebelum dia mulai mengomel seperti nenek-nenek kehilangan kondek, buru-buru kulanjutkan ucapanku. "Kamu boleh cerita soal legendanya biarpun aku sudah tahu."

Kali ini Boboiboy tersenyum. Matanya berbinar-binar seperti pantulan cahaya matahari di permukaan lonceng angin. Sangat manis. Sambil berjalan beriringan, Boboiboy cepat-cepat mengisi tanzaku miliknya dan mulai bercerita.

"Seperti yang kamu bilang sebelumnya, legenda Tanabata bercerita tentang sepasang kekasih. Putri Raja Langit yang pandai menenun, Orihime dan seorang penggembala sapi, Hikoboshi. Keduanya dimabuk asmara sampai melupakan pekerjaan masing-masing. Raja Langit marah lalu memisahkan mereka di sisi yang berjauhan dan hanya boleh bertemu setahun sekali di malam hari ke-7 di bulan ke-7. Tapi yang enggak kumengerti dari cerita ini," Boboiboy berhenti sebentar, mengalihkan pandangan ke arahku, lalu melanjutkan. "Kenapa harus serba 7?"

"Soalnya di Jepang, angka 7 itu istimewa sekali." Kusapukan tisu ke permukaan anak tangga kemudian mempersilahkan Boboiboy duduk di sana, sebelum akhirnya ikut duduk di samping. "Kamu enggak berpikir begitu? Ada tujuh dewa keberuntungan di Jepang, tujuh festival musim panas, dan tujuh tanaman herbal untuk bubur nanakusa."

"Kamu ngomong apa aja, sih? Aku enggak ngerti soal jejepangan," keluh Boboiboy sebal.

Aku tertawa. "Intinya angka 7 itu angka keberuntungan di Jepang. Pertemuan sekali setahun harus dirayakan dengan sesuatu yang istimewa, kan? Karena itu festival Tanabata diadakan di hari serba 7. Lalu di hari festival, orang-orang menuliskan harapan di tanzaku dan menggantungnya di bambu. Katanya bambu bisa menembus langit, jadi permohonannya bisa cepat sampai ke bintang."

Boboiboy memandangiku lalu pelan-pelan tersenyum lagi. "Aku mulai berpikir kalau kisah di balik festival Tanabata itu mirip dengan kita berdua. Terpisah oleh jarak dan butuh waktu lama untuk bisa bertemu, biarpun cuma sebentar."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 07, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Summer Triangle (Trilogi)Where stories live. Discover now