Membaik?

4.3K 749 1K
                                    

Melukaimu.. sadarkah kau disini ku pun terluka~

✨✨


BUGH!

BUGH!

BUGH!

Rien melayangkan pukulannya ke Ali beberapa kali. Ini adalah puncak kemarahannya pada Ali. Benar-benar bodoh. Rien tidak habis pikir sama apa yang sudah Ali lakukan. Rien merasa sedih melihat keadaan Neca kemarin-kemarin.

"ITU BUAT LO YE NYET, DEMI APAPUN GUE GEDEK BAT LIAT LU! MENDING LU BELOK KE CLUB DAH SAMA GUE! DARIPADA BENERAN NYARI JANDA! ANAK LU, BEGO! ANAK LU BUTUH LU! MALAH ASIK-ASIK DADDA-DADDA-AN SAMA ANAK ORANG. CUIH NYET! CAPER BEGO LU!" Rien terus mencerca Ali dengan ucapannya. Benaran meluapkan emosinya dia tuh:) Kecewa sangat Rien pada Ali.

Kevlar yang memang kebetulan berada di rumah sakit, menghalangi Ali agar tidak dipukulin oleh Rien. Sudah kemarin ditampar Prilly, dihajar Papi Vano sekarang Rien mau ikut-ikut. Astaga.

"Weh bego yen! Lo mau temen lo mati hah?! Udah apa! Jangan kesetanan bego! Ngucap lu ngucap!" Kata Kevlar menengahi. Dia sih gak mau mukulin Ali. Manusia tempatnya khilaf. Kevlar memaklumi lah apa yang Ali lakukan. Walaupun sempat kesal karena di Belanda kemarin ia mencari Ali tapi gak ketemu. Punya abang ipar nyusahin banget astaga.

Ruang inap Neca terasa mencengkam. Ada Prilly dan Kaylee pula disana. Anak-anak tidak ada, selain Neca. Semua ada di rumah Mami Rietta. Prilly dan Kaylee menangis melihat Ali yang dipukuli Rien, tanpa Ali berniat untuk menghindar.

"BANGGGG UDAH BANGGG!!"

"YEEEENNNN! GUE BILANG APA?! GAK USAH LAGI MUKULIN ALI!" Prilly menghampiri Ali. Memegangi lelaki itu yang mulai kehilangan keseimbangannya.

Neca membuka matanya ketika mendengar suara-suara keributan. Lagi dan lagi anak itu harus menyaksikan Papinya dipukulin. Kali ini oleh Rien. Salah Rien juga sih, mau mukulin Ali malah di ruangan Neca. Gini nih kalau udah terlanjur emosi.

"OMMMMM NAZZZZZ JAAATTT! OMM NAZZZ BIKIN PAPIIIII CAAAA CAKITTT LAGIIII!!!! KAKAKKKKKK NDAAAA LIKEEE CAMA OM NAAZZZZZ!!!!!" Teriaknya langsung. Semua langsung menoleh pada Neca.

Kaylee yang duduk didekat brankar Neca, masih sambil menangis, mendekap keponakannya itu agar tidak melihat apa yang terjadi. Kaylee bahkan tidak bisa berucap apapun, hanya menangis sembari memeluk Neca.

Neca didalam pelukan Kaylee terus berontak. "NDAAAAAA! KAKAK NDAAA CUKA CAMA OM NAZZZZ! OM NAZZZ PELGIIII DALIII CINIIIIII! NDAAAA BOWEHHH ADA YANNGG PUKUWLINNN PAPI LAGI. HUHUUUUU KAKAK CAD IATTTT PAPI CAKITTTTTTTT! PAPIIIIII, KAKAKKKK MU CAMA PAPIIII!!!" Katanya melepaskan diri dari Kaylee.

Neca terus bergerak, bahkan ia berniat lompat dari brankar. Benar saja, Neca melompat sampai infusnya di tangan terlepas begitu saja. Bahkan Neca tidak peduli dengan rasa sakitnya. Yang ia mau hanya Papinya baik-baik saja.

Semua yang melihatnya kaget, "Kakak! Ya Tuhan, Necaaaa!!!" Pekik Prilly. Histeris dia melihat putrinya seperti itu.

Neca berlari menuju papinya. Memeluk kaki papinya erat. Kevlar yang sedang memegangi Ali jadi tidak tega. Anak sekecil Neca harus melihat perkelahian yang lumayan rumit.

Kevlar menuntun Ali, membawa lelaki itu duduk di sofa. Kesadarannya mulai melayang. Yang Ali tau, hanya ada Neca didekatnya. Neca terduduk dipangkuannya, sembari menangis tersedu dan memeluknya.

"PAPIIIII!! PAPII NDA PAPAAAA? PAPIII NDAAA CAKITTT KANN? PAPIIII KAKAK CAYANGGG PAPIII!! KAKAKK NDAAA LIKEEE OM NAAZZZ! OM NAZZZZ JAAAT KAYAAA OPAAA! OM NAZ PUKUWLIN PAPI! HUAAAAAHHH HUHUUUUU!" Katanya masih sembari tersedu.

TPB Season 2Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ