Chapter 1 : Bertabrakan dengan Pemberi pinjaman dasi

Start from the beginning
                                    

"Kau tidak akan tepat waktu"

Setidaknya aku ingat bahwa memakai jam tangan dan mendorongnya ke wajahku dan hampir kehilangan napas. Aku merasa dunia akan runtuh di depanku.

Ya, hanya ada lima menit yang tersisa, dan saat ini aku tidak berpikir akan dapat berlari ke universitas dan berlari kembali ke ruang ujian di lantai 4 di gedung terakhir universitas. Kecuali aku punya sepeda.

"Pokoknya, aku minta maaf lagi, ini salahku khrap."

Pilihan pertama untuk membeli dasi adalah tidak mungkin. Aku dengan cepat memutar balik untuk berlari lebih cepat daripada dosen sehingga aku bisa memohon padanya untuk memberikan kelonggaran. Aku juga bersedia dihukum selama bisa ikut ujian.

"Hei, tunggu."

"Khrap?"

"Ah, aku akan meminjamkanmu milikku dan ketika aku bertemu denganmu lagi, kau bisa mengembalikannya kepadaku."

Aku sudah pernah kehilangan dasi sebelumnya tapi ini adalah pertama kalinya dalam hidupku bahwa aku menerima bantuan tanpa memintanya. Dan ketika aku terpana dengan kebaikannya dan juga tidak segera mengambilnya, jadi P'Keng menghela nafas, meraih tanganku dan memberikan dasinya ke tanganku.

"Terima kasih."

"Cepatlah, kau ..."

"Aku Shin ... khrap."

"Kau Shin."

"Khrap."

Jika dia tidak memiliki dasi dan tidak membantuku tidak tahu apa yang akan aku lakukan. Dosen itu mungkin tidak memiliki hati yang baik untuk mengizinkanku masuk tanpa dasi. Aku harus menyusul dosen itu dan setidaknya itu memakan waktu sepuluh menit untuk membeli dasi baru dan aku tidak akan bisa sampai ke ruang ujian tepat waktu.

Semakin aku memikirkan situasi ku, semakin erat tangan yang memegang dasi itu. Mungkin dasi dari pria yang baik ini akan membantuku melakukan tes dengan baik.

"Semoga tes ini tidak akan sulit untuk dikerjakan."

----00----

Aku ingin menjawab .... tapi sangat sulit. Jawaban yang aku tulis di kertas aku tidak yakin, tapi aku memberikan jawaban yang kepikir benar. Dasi itu tidak membantu apa pun selain memberikan ku akses ke ruang ujian.

Kondisi ku ketika berjalan keluar dari ruang ujian tidak sama dengan yang lain. Semua orang berjalan keluar seolah-olah mereka memiliki sesuatu yang tersedot keluar dari tubuh mereka. Meskipun itu hanya tes kecil dengan 10 poin, tetapi 10 poin itu sangat berarti bagi kami.

Aku berjalan keluar dari ruang ujian, tetapi tidak kembali ke kamarku. Aku terus berjalan mengitari halaman gedung, berharap aku punya kesempatan untuk bertemu P'Keng dan mengembalikan dasinya. Ini alasan yang benar, yang aku kata pada diri sendiri.

Aku cukup yakin dia belajar di gedung ini karena aku bertabrakan dengannya di lantai dua gedung ini. Jika dia tidak datang untuk belajar kelas, dia akan pergi ke gedung di belakang universitas. Aku bahkan mencoba berkeliling, dan tidak bisa melihat bayangannya.

"Ayo kembali sebelum hari gelap," kataku pada diri sendiri.

Aku tidak yakin apakah ini ide yang bagus. Aku harus menyelesaikan PR juga. Aku tidak bisa kembali terlambat. tidak tahu apakah itu sesuatu yang benar, tapi aku akan menyimpan dasi ini.

Aku tidak akan bisa melakukan ujian hari ini jika bukan karena dia dan aku tidak akan gagal mengembalikan dasi ini kepada pemiliknya. Paling tidak hari ini, aku mengetahui bahwa P'Keng benar-benar "Malaikat" seperti yang dikatakan banyak orang.

The EffectWhere stories live. Discover now