1

81 4 3
                                    

Matahari bersinar sempurna. Cowok dengan tubuh tegap, dada bidang dan wajah Tampan itu cukup membuat mata enggan berpaling darinya khususnya para cewek yang tidak berkedip melihatnya.

Leodean, begitulah orang memanggilnya. Cowok ganteng yang saat ini menjadi ikon remaja gaul dan hits yang sedang digandrungi remaja seumurannya, selain selebgram ternyata dia juga salah satu model yang sedang naik daun disalah satu majalah fashion remaja.

Semua orang mengenalnya sebagai sosok perfeksionis, tanpa cacat, tanpa kekurangan barang setitik pun. Mereka beranggapan Leo adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna.

Tanpa mereka tahu, Leo memiliki banyak, ralat, sangat banyak kekurangan. Dan ia tidak ingin satu orang pun tahu tentang itu.

🍕

"Aye! Kok cabut gitu aja sih?" Leo menangkap pergelangan tangan Ayesha, sahabatnya sejak mereka masih berbentuk zigot. Leo memaksanya berhenti dan membuat Ayesha menatapnya saat itu juga.

"Lo marah?" Tanya Leo sesaat setelah ia sadari sorot mata Ayesha menjadi sangat tajam menatapnya. "Aye? What is going on?"

"Lepasin," Ucap Ayesha lirih tapi sadis, diliriknya tangan Leo yang mencengkramnya erat sampai menimbulkan rasa sakit itu.

Tanpa berkata-kata lagi Leo melepaskan tangan Ayesha. Ia menelan saliva dengan penuh perjuangan dan melihat punggung Ayesha pergi menjauh.

Sial, tuh cewek kapan bisa gua tebak jalan pikirannya, batin Leo.

Baru saja Leo berniat untuk menemui kembali Gerry, rupanya pria yang juga sudah lama menjadi sahabatnya itu sudah berada dibelakangnya, entah sejak kapan.

"Busett, sejak kapan lo dibelakang gua?" Leo terkejut.

"Sejak lo ditampar sama matanya si Ayesha, kenapa lagi dia?" Tanya Gerry seraya memasukkan tangannya kedalam saku celana abu-abunya.

Leo mengangkat bahu, "Kaya lo nggak tau dia aja," Ucapnya sebelum berbalik hendak kembali ke kelas.

"Man, gua ngerasa nggak enak sama Aye," Gerry menyusul Leo dengan langkah yang lebih lebar, badannya memang sedikit lebih bongsor dari Leo, jadi mudah saja Gerry mengsejajari langkah kawannya itu.

"Dia cuman badmood, nggak usah baper lu, nggak mungkin dia jealous cuma gara-gara ada senior montok ndeket,"

"Senior montok? Maksud lo Juliet?" Gerry memastikan, dan Leo mengangguk memberi jawaban iya.

"Ntar juga dia happy lagi kalo moodnya udah membaik,"

"Gimana kalo emang iya Aye cemburu sama Juliet?" Kalimat Gerry seketika membuat Leo berhenti berjalan, menatapnya heran selama dua detik, lalu tertawa konyol. "Hey, itu cuma semisal!" Tekan Gerry yang mulai terganggu pada suara tawa Leo.

"Cemburu itu cuma buat orang yang punya perasaan. Dan lo liat putri es yang tadi nampar gua pake mata? dia nggak punya perasaan. Cold and freeze like an ice cube," Tangan Leo berekspresi diudara menunjukkan emosionalnya sebelum akhirnya ia melanjutkan perjalanannya yang sempat terhenti.

"Yang bener aja? Dia juga manusia, Man, nggak mungkin nggak punya perasaan, apa lagi dia juga cewek ABG,"

"Lu pengen banget dicemburuin sama Aye?"

"What?" Gerry mengerutkan dahi.

"Leooo !!!!" Suara seorang  perempuan akhirnya menghentikan perdebatan ini. Dia Ashley, teman Leo yang sekaligus menjadi manager Leo dibidang permodelan. Ashley berlari mengejar Leo, lalu berhenti didepannya dengan nafas tersengal.

"Apa? Suruh ke studio lagi? Bilang sama mereka, gua udah mulai sekolah, nggak bisa foto tiap hari," Ketus Leo.

"Indigo banget sih lo! Orang ini Bu Ellie nyuruh gua ngasih info ke elo, jadi..." Ashley masih mengatur laju nafasnya yang belum stabil, "Pemotretan bakal dilakuin besok disini,"

"Hah?!"

"Lo sama Gerry, berdua," Ashley menunjuk Gerry dengan dagunya.

"Kenapa gua ikutan jadi model lo?" Gerry menautkan alisnya,tak mengerti apa yang sedang terjadi.

"Nggak tau, gua nurut aja sama Bu Ellie, dia udah minta persetujuan sama kepala sekolah, disusun pake proposal resmi. Besok, lo berdua siap-siap jadi sorotan semua orang, gua minta jangan ladenin dulu fans-fans kalian besok, kalo seterusnya terserah kalian." Ashley mengulurkan sebuah dokumen bersampul map biru. Disana tertulis "Proposal Permohonan Ijin Mengadakan Pemotretan Diarea Sekolah" Setelah itu Ashley pergi dengan tersenyum penuh arti.

Leo mencengkram map itu kuat-kuat, "Kenapa harus disekolah?" Geramnya sebelum membanting dan meninggalkan map itu kelantai lorong bersama Gerry.

🍕

To be continued...

To be continued

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ayesha Atmadja

Ayesha Atmadja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Juliette Xava

F A M O U SWhere stories live. Discover now