Taeyong baru saja ingin mengeluarkan protes dan memberikan tendangan di dada Jaehyun. Namun lelaki tampan itu sudah menggendong tubuhnya di bahu; persis seperti karung beras. Seolah berat tubuh Taeyong tidak menjadi masalah besar untuk Jaehyun.

"SIALAN TURUNKAN AKU!" Taeyong menendang dan memukul punggung Jaehyun dengan keras. Darah yang ada di bahunya merembes; mengenai pakaian yang Jaehyun kenakan.

"Diamlah, kau akan jatuh." gumam Jaehyun pelan, ia membawa Taeyong menuju mobilnya yang terletak tidak jauh dari sana.

"TURUNKAN AKU! FUCK! TURUNKAN AKU JUNG ASSHOLE JAEHYUN!!"

Jaehyun menggeram pelan dan memberikan tamparan keras di pantat Taeyong. Berhasil membuat si lelaki mungil memekik dan bergetar.

"Diamlah, atau kutelanjangi kau disini." ancam Jaehyun yang kini merogoh ponsel dari kantung celana. Ia harus mengubungi orang dari Organisasi untuk membereskan mayat yang berserakan di lantai basement serta tangga darurat.

Taeyong mendengus, mengeluarkan sumpah serapah untuk Jaehyun di dalam hati. Ia tidak memiliki kekuatan untuk memberontak karena luka di lengan serta bahu semakin terasa menyakitkan.

***

"Jadi, dia Johnny's Angel?"

Jaehyun mengangguk dan menyalakan rokok yang terselip di bibir; menghirup asap mengandung zat beracun itu sebelum mengepulkannya ke udara. Ia menoleh; menatap ruangan medis di mana Taeyong sedang di obati. Tidak ada pilihan selain membawa Taeyong ke Organisasinya; Phoenix.

"Bagaimana kau bisa menemukannya Hyung?" lelaki yang berdiri di sebelah Jaehyun bersidekap; melemparkan tatapan curiga pada Jaehyun yang kini terkekeh.

"Aku baru saja ingin melakukan workout, kau tahu? Salah satu tempat gym yang ada di pusat perbelanjaan. Suara tembakan di tangga darurat menganggu, meskipun tidak terdengar dengan jelas. Aku memeriksa dan menemukan beberapa lelaki mengejar Taeyong." jelasnya.

Itu memang benar, Jaehyun baru saja ingin masuk ke tempat gym, bila saja ja tidak mendengar suara tembakan, mungkin saat ini ia sudah berlari di treadmill. Awalnya Jaehyun ingin membantu ketika Taeyong mengalami kesulitan di tangga darurat, tapi itu terlalu terlambat. Jadi Jaehyun memilih untuk membantu saat di basement.

Jaehyun yakin ada beberapa orang yang mendengar suara tembakan itu. Cctv di pusat perbelanjaan mungkin masih bisa di retas dengan mudah, tapi tidak dengan saksi mata. Mungkin nanti Jaehyun harus mencari tahu siapa yang menjadi saksi mata, ia akan berkompromi atau membunuh mereka bila tidak bisa di ajak bekerja sama.

Ini cukup melelahkan. Padahal Jaehyun mendapatkan libur serta bonus besar karena sudah berhasil menangkap Jeon Somi. Tapi sepertinya masalah terus menerus datang. Ia harus membantu Taeyong.

"Apa tidak masalah membawa orang asing ke dalam organisasi?"

"Johnny itu adik tiri Chanyeol Hyung. Jadi kau tenang saja Mark, tidak perlu di pikirkan."

Lelaki bernama Mark yang berdiri di sebelah Jaehyun menghirup nafas dalam sebelum mengangguk. Ia yang bertanggung jawab atas unit kesehatan dan yang sedang bertugas hari ini adalah kekasihnya; Lee Haechan.

Jaehyun membuang rokok yang masih tersisa setengah ke dalam tempat sampah sebelum membuka pintu ruang kesehatan. Iris cokelatnya menatap Taeyong yang sedang mendapatkan penanganan. Lelaki cantik itu sepertinya tidak mendapatkan anestesi atau obat bius apapun karena Taeyong meringis saat jarum jahit menembus permukaan kulit.

"Kau tidak memberinya anestesi?" tanya Jaehyun pada Haechan yang sedang menjahit bagian bahu kanan Taeyong. Lengan kiri lelaki cantik itu sudah di bungkus oleh perban.

Haechan menggeleng. "Dia tidak ingin mendapatkan obat bius atau anestesi, aku hanya melakukan tugasku Hyung.."

"Kenapa?" Jaehyun berjalan menghampiri Taeyong; melirik mangkuk yang terbuat dari besiㅡada dua peluru berlumuran darah di mangkuk tersebut.

Taeyong mendengus. "Bukan urusanmu," jika ia mendapatkan obat bius dan masih tidak sadarkan diri ketika jahitan sudah selesai, itu pasti akan menjadi akhir yang buruk. Jaehyun mungkin melakukan sesuatu, lelaki tampan itu terlihat cabul.

Yang Taeyong inginkan hanyalah keluar dari Phoenix dan kembali ke Organisasi untuk beristirahat; menikmati sisa liburannya.

Jaehyun menatap tubuh ramping Taeyong yang tidak di halangi oleh kain apapun. Seperti apa yang ia bayangkan, lelaki cantik itu sangat mulus dan seksi. Meskipun ada beberapa luka sayatan serta tembakan di bagian perut serta bahu. Taeyong pasti sering terluka.

"Apa yang kau lihat?!" tanya Taeyong galak.

"Tubuhmu, you're sexy.."

Haechan berdehem pelan, berusaha untuk fokus dan menyentuh bahu Taeyong karena si lelaki cantik bergerak ketika Jaehyun mengatakan hal seperti itu.

"Fuck you Jung!"

"Sebaiknya kau keluar Hyung, tugasku tidak akan selesai bila kau masih berada di dalam.." gumam Haechan pelan.

Jaehyun tertawa dan berjalan keluar dari unit kesehatan. Membiarkan Taeyong mendapatkan penanganan. Mungkin setelah ini ia akan kembali menggoda lelaki cantik itu.

Tbc

Don't Call Me Angel《Jaeyong》✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें