"YA! KAU ADEK SI-"

Haechan memutuskan panggilan telponnya dan melemparkan ponselnya ke kasur. Sekarang ia sudah tidak mood untuk berbaring di kasur lagi. Dan semua itu karena sepupu sialannya itu.

"Mau kemana?" tanya Yangyang yang tampaknya baru selesai mandi.

"Mencari angin, aku muak di kamar terus."

Yangyang menganggukkan kepalanya dan memersilahkan Haechan pergi keluar kamar. Sekamar dengan Haechan selama satu bulan lebih sudah bisa membuat Yangyang tahu tentang kebiasaan Haechan. Apalagi kalau bibir Haechan sudah mengerucut, Yangyang tahu benar anak itu sedang dalam mood yang tidak baik. Jadi daripada Yangyang terkena amukan Haechan lebih baik ia membiarkan Haechan pergi mencari angin.

Pilihan Haechan untuk mencari angin jatuh pada sebuah pohon besar di pinggir lapangan. Ia berbaring di sana sambil menutup matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Mark yang baru selesai dari pergi olahraga pagi melihat seorang Haechan tengah berbaring di bawah pohon langsung berlari kecil ke arahnya. Sebuah senyuman kecil tampak di wajah Mark saat melihat wajah tenang Haechan yang tengah berbaring.

Haechan yang merasakan ada seseorang tengah duduk di sampingnya bergerak membuka matanya. Namun yang didapati Haechan adalah kegelapan karena matanya sudah ditutup duluan oleh orang yang duduk di sebelahnya.

"Siapa kau?" tanya Haechan dengan sedikit kesal.

"Tebak aku siapa?" ucap Mark dengan suara yang diubah-ubahnya.

"Mark Lee, cepat singkirkan tanganmu!" suruh Haechan yang langsung dituruti oleh Mark. Tangan Mark yang awalnya menutupi mata Haechan bergerak menjauh dari Haechan.

"Tidak seru, bagaimana bisa kau menebakku semudah itu?"

"Kakak kira selama aku bersama kakak setiap pagi aku tidak bisa hapal dengan bagaimana bentuk rupa tangan kakak itu? Aku hapal bau tubuh kakak juga jadi menebak kakak adalah hal yang sangat mudah." Jelas Haechan.

Mark menyandarkan tubuhnya pada pohon besar yang dahannya menutupi mereka dari sinar terik. Haechan yang awalnya berbaring memilih bangun dan bersandar di sebelah Mark. Mood-nya untuk tidur hilang lagi tapi kali ini ia tidak marah karena pada awalnya dia memang tidak berniat tidur.

"Kakak habis lari pagi?" Mark mengangguk. "Lain kali kalau lari pagi ajak aku juga. Aku merasa berat badanku menaik."

Mark menolehkan kepalanya. "Yakin mau lari pagi denganku?"

"Yakinlah, memangnya kenapa? Jangan-jangan kakak kalau lari pagi sambil berbuat aneh-aneh, ya? Ayo ngaku!"

"Tidak, aku takut saja kau kelelahan kalau ikut lari pagi denganku."

Bibir Haechan membentuk huruf 'o' setelah mendengar alasan Mark yang masuk akal. Lagian Haechan memang bukan tipe orang yang suka dengan olahraga, sih.

"Kau ikut kompetisi the ultimate tahun ini, tidak?" tanya Mark tiba-tiba.

"Tidak tahu, memangnya kenapa?"

"Ikut saja."

"Hah? Kenapa?" tanya Haechan dengan pandangan bingung 100%. Aneh saja melihat Mark, the ultimate tahun kemarin itu tiba-tiba menyuruhnya untuk ikut kompetisi itu.

Ultimate Kiss | Markhyuck [99 × 00]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt