Ch.01 The First time

Começar do início
                                    

Bangchan suka udara segar. apalagi ketika dia merasa frustasi dan tercekik karena tidak berhasil memdapatkan inspirasi sejak tiga hari yang lalu berkutat dengan music. biasanya, ketika dia sednag bekerja keras tentang hobinya yang masih menguntungkan itu, dia membiarkan perusahaannya jatuh ke tangan Minho, sekretarisnya yang merupakan salah satu sahabatnya. sebenarnya dia tidak terlalu enak juga meninggalkan Minho dengan segudang pekerjaan yang seharusnya dimaksudkan untuknya, tetapi bagaimana jika Bangchan lebih suka untuk terjun ke bidang musik? dia hanya menjalankan perusahaannya karena ayahnya memintanya untuk mengambil alih. dia tidak bisa menolak, dan yah, memikul tanggung jawab besar juga tidak masalah, ketika Minho sendiri menyerahkan diri untuk membantu, dengan Jisung juga yang repot mengurus hidupnya.

Hari ini Bangchan ingin sedikit kebebasan setelah dirinya menyerah atas lagu yang dikerjakannya tanpa perkembangan. dia ingin membuang semua rasa frustasi dan pikiran yang berantakkannya kepada orang lain. seperti biasa, akan datang ke beberapa bar yang menyediakan pelacur cantik dan berbadan seksi. dia butuh pembebasan dan one night stand adalah salah satu hal yang bisa membuat pikirannya terbebas dari kotoran yang menyumbat sehingga, seringkali dia bisa kembali merasa baik.

Kebiasaan jelek-, kata Jisung.

seringkali Jisung menceramahinya tentang kebiasannya ketika sedang buntu ini. seringkali disuruh untuk mencari pacar oleh Minho. tapi Bangchan terlalu ngeyel. dia tidak butuh pacar, tidak juga butuh perasaan dan komitmen. dia sudah terlampau nyaman dengan hanya begini.

komitmen itu merepotkan, perasaanpun begitu. jadi, dia hanya butuh toilet-, pembuangan keresahan. Bangchan ingat ketika Jisung menatapnya dengan khawatir dan mendorongnya untuk pergi ke rumah sakit menjalani pemerikasaan bersih, katanya. tetapi Bangchan menolak karena dia yakin setiap bermain dia selalu bersih dan aman. dia selalu memakai pengaman dan tidak ingin menyulitkan dirinya sendiri. dia tahu dimana dia harus pergi. jadi dia menolak dan Jisung marah padanya sebelum Bangchan mulai meyakinkannya seperti biasa. itu hanya salah satu, dan Jisung sekarang sudah mulai tutup mulut dengan hal itu.

Bangchan bersiul ketika matanya menangkap sebuah plat bar milik Hyunjin. tempat biasa dia memesan pelacur yang seringkali membuatnya cukup puas. Bar milik Hyunjin penuh dengan pelacur berkualitas seperti yang selalu dijanjikan, jadi, dia selalu datang ketika kebutuhan menghampiri, seperti sekarang. dengan langkah dan seringai bak anak – anak dia menghampiri dua staff penjaga di depan pintu memberikan pukulan dingkat dibahu karena penjaga itu sudah hapal dengan wajahnya.

suara musik berdentum akrab ditelinga. Bangchan masuk lebih dalam, menghirup bau yang sama. itu penuh sesak dan menyengat, tetapi cukup nyaman dan menyenangkan untuk didatangi. masuk lebih jauh, dia bisa memperhatikan orang – orang yang begerak di lantai dansa, dan beberapa yang bergemuruh karena penari strip memulai pertunjukkan.

inilah tempatnya, dia merasa dua kali lebih segar dari sebelumnya.

"Oh, lagi frustasi, Chan-ie?"

Bangchan berbalik ketika suara Hyunjin memanggilnya dibawah dengungan lagu. Bangchan nyengir lebar dan menepuk bahu Hyunjin sebelum merangkulnya dan membawanya untuk duduk. "Iya nih. lagi mampet, tiga harian ngga ada perkembangan" Hyunjin terkekeh ketika Bangchan menopang wajahnya dengan sebal ke atas meja bar, memesan satu koktail yang biasa. "Mau main lagi?" Bangchan dengan semangat mengangguk. Tangannya mengusap rambutnya kebelakang, matanya lapar meneliti kearah wanita – wanita yang menggoda, tertarik padanya dan terang – terangan memberi tatapan. Bangchan menyeringai, senang karena perhatian sebelum Hyunjin mendengus di sampingnya. menyerahkan minuman yang sudah tersedia kea rah Bangchan, menyenggol tubuhnya.

"Sepertinya malam ini ada banyak yang cantik. kamu pesan darimana lagi, Hyunjin-ah?" Bangchan menoleh, meraih minumannya dan menyesap dengan wajah senang. malam ini dia harus berburu-, ah tidak berburupun tampang keren Bangchan pasti mengundang mereka. "Nggak banyak kayak sebelumnya sih. tapi, Chan-ie, aku punya penawaran lebih bagus lagi buat kamu nih" Hyunjin melirik sekilas, seringainya masih bertahan di bibir gelas, menunggu reaksi penasaran Bangchan yang mudah ditarik.

Fill You Up |Bangchan X Yoongi|Onde histórias criam vida. Descubra agora