2

3.8K 652 45
                                    


"Hei, bangun. Waktunya makan,"

Pramugari berkeliling membawa makanan yang sudah disediakan.

Felix yang semula menyolek pelan lengan pemuda yang duduk di sampingnya itu kini menyesali perbuatannya.

Ngapain juga bangunin dia buat makan?

Lalu, Felix bersikap bodo amat dan seolah nggak perduli. Pemuda berambut orange itu kini asyik melahap makanannya.

Sementara Changbin, pemuda itu sebenarnya nggak tidur. Ia hanya menyumpali kedua telinganya menggunakan earpods dan memejamkan matanya saja.

Changbin 100% sadar.

Pemuda itu membuka matanya pelan dan menatap Felix yang sedang makan dengan diam-diam. Benar-benar seperti bocah. Makan nggak bener, terlihat dari sisa makanannya yang menempel di sudut bibirnya.

Mungkin merasa diperhatikan, Felix menolehkan kepalanya dengan perlahan.

Matanya bertemu dengan mata Changbin yang kini sudah terbuka lebar, namun dengan cepat Felix melengos.

Changbin tak ambil pusing, dirinya langsung melahap makanan miliknya sembari memperhatikan siaran kartun.

"Changbin.."

Changbin menoleh, menatap pemuda di sebelahnya dengan datar.

"Boarding pass mu jatuh."

Oh...

Pemuda bergaris wajah tegas itu mengambil boarding pass miliknya, lalu memasukannya ke saku jeansnya.

Changbin asyik memakan makanannya lagi.

"Changbin.."

Apaan sih

Kali ini Changbin hanya melirik saja, sedikit terusik karena jujur saja Changbin nggak suka jam makannya gini terbuang cuma gara-gara hal nggak penting.

Pemuda berambut orange itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya begitu Changbin meliriknya cukup tajam.

"Apa?" tanya Changbin tegas.

Felix yang mendengar langsung menciut dan menggelengkan kepalanya. Niat awalnya nggak jadi cuma gara-gara takut.

Iya, takut diocehin.

Changbin merasa ada yang aneh, jadi ia melirik ke sampingnya lagi. Dan pemuda di sampingnya itu sedang melamun ke bawah.

Eh, tunggu...

Pemuda dengan garis wajah bengis itu mengikuti arah pandangan Felix. Ternyata pemuda itu sedang menatap cream soupnya.

Oh, maksudnya manggil tuh ini?

Changbin menyelesaikan makan nasi gorengnya dan nggak lupa minum. Kemudian ia mengambil cream soupnya yang masih terbungkus plastik.

Felix menghela napasnya pasrah begitu benda yang ia tatap sudah di ambil oleh sang empunya. Good bye cream soup..

Pemuda berambut orange berniat untuk tidur saja karena 30 menit lagi pesawatnya mendarat. Entah keberuntungan atau apa, sebuah cream soup tersodor di depan matanya, membuatnya mengurungkan niatnya untuk tidur.

"Lo mau ini, 'kan? Kenapa nggak bilang, sih, bego,"

Felix mengerucutkan bibirnya begitu mendengar kata terakhir yang Changbin ucapkan.

Apa katanya? Bego? Batin Felix.

"Nggak,"

"Nggak nolak maksud lo?" tanya Changbin.

breathing fire ─ changlixOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz