Double date (2)

Začít od začátku
                                    

"Kayaknya gue setuju deh kalau lo jutek sama orang-orang," kata Aileen

Cakra menaikkan sebelah alisnya terheran. "Maksud lo?" tanya Cakra.

"Kalau lo jadi ramah, lo jadi orang jahat tau nggak," ucapan Aileen benar-benar membuat Cakra bingung.

"Huh?"

"Gue saranin jangan banyak senyum deh sama cewek,"

"Huh?"

"Senyum lo bisa buat cewek jadi suka sama lo," ucap Aileen frontal.

Seketika Cakra langsung menjika rem mobilnya hingga orang yang ada di dalam terdorong maju dan kembali ke tempatnya.

"Astaga, lo mau bikin hidung gue tambah mancung ha?" guman Aileen sementara Cakra mengabaikannya memilih menghadap Aileen dan menatap intens gadis itu.

"Kalau lo?" tanya Cakra

"Ha?"

"Senyum gue bisa buat lo suka sama gue nggak?"

Kedua bola mata Aileen langsung membulat sempurna. Astaga, bagaimana sekarang? apa yang harus di jawab Aileen, tidak mungkin ia bilang yang sejujurnya bisa tambah mati kutu dia di hadapan pria ini tapi bohong juga percuma, karena Aileen tahu, Cakra tahu jika ia sedang berbohong.

"Apaan sih,Ka? Ja-jalan yuk, ki-kita menghalangi jalan tau," Akhinya Aileen memilih mengalihkan pembicaraan.

"Jawab!!" kini Cakra semakin membuat Aileen terdesak terlebih lagi tatapan intens yang ia lemparkan kepada gadis itu.

"Ah gue nggak tau, ayo jalan, kalau nggak gue turun," kata Aileen

Lagi-lagi Cakra tersenyum dan kembali menjalankan mobilnya.

Sekitar lima belas menit kemudian akhirnya mereka sampai di sebuah mall. Cakra dan Aileen berjalan bersama dengan kaku. Aneh, dan suasananya benar-benar membuat Aileen muak, tidak pernah sekali ia seperti ini jika berjalan berdua bersama pria. Tapi saat bersama Cakra rasanya ia ingin melarikan diri terlebih lagi jantungnya yang entah kenapa menjadi berdetak tak karuan.

"Ayo." Kata Cakra sambil menggengam tangan Aileen.

Rasanya benar-benar berbeda, bahkan jauh lebih berbeda saat Devan menggenggam tangannya bahkan sebelum bertemu dengan Cakra. Genggaman tangan Cakra jauh lebih menyenangkan dari Devan.

"Kita mau kemana?" tanya Aileen.

Cakra menoleh menatap Aileen kemudian menaikkan kedua bahunya, tanda ia tidak tahu.

Aileen menghela nafas, tebakan Aileen memang benar, pria tembok ini tidak tahu harus kemana atau bahkan dari awal dia juga tidak tahu.

"Kalau nggak tau kenapa sok narik gue masuk," kata Aileen

Cakra tersenyum kikuk sambil menggaruk tengukknya yang sama sekali tidak gatal. Kemudian dengan perlahan Cakra melonggarkan genggaman tanganya dari tangan Aileen, namun dengan cepat Aileen kembai menggenggam tangan Cakra dengan erat.

"Lo yang ikut gue," kata Aileen sambil tersenyum ke arah Cakra.

Mereka pun berjalan berdua di tengah keramain mall, mereka tampak sepasang kekasih walaupun kenyataannya mereka hanya sepasang teman. Tapi kedepannya tidak ada yang tahu, bukan?

Sementara di tempat lain, Vanila dan Devan juga sama. Berjalan berdua di tengah keramainya. Sambil tertawa karena mereka berdua saling mengeluarkan candaan. Di salah satu tangan Vanila sudah berada es krim rasa vanilla yang sering ia beli ketika berada di tempat ini sementara Devan lebih memilih tidak membeli apa-apa.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat