Elise terpaku . Hanya mampu kaku merenung tepat ke wajah lelaki itu yang hampir dengan wajah . Hampir namun ... tidak bersentuhan dengannya . Birai mata menghangat apabila lelaki itu mencium lembut belakang tangannya ... sambil memejamkan kedua matanya .
Perasaan yang kini kembali memenuhi dada , seakan satu rasa yang membangkitkan tubuh yang selama ini kaku . Menyuburkan hati yang selama ini layu , gersang .

































" masih tak jumpa atau you memang sengaja nak sembunyikan dia ? "




Kimberlin Hans mengeluh , surat khabar dilipat lantas diletakkan di atas meja coffee itu . Wajah isterinya , Carla dilirik bosan .



" apa yang you nak cakap ni ? You tahukan memang selama ni I cari Elise . Kenapa bahaskan lagi ? "




Carla mencebik , " macam I tak tahu you , memang you akan selalu menangkan Lise walau apa pun . You biar je dia lari , tak usaha pun bawa dia balik sedangkan you tahu I dengan kawan I dah sepakat nak satukan Lise dengan anak lelaki dia "




" Carla , you tahukan Lise macam mana . I paksa dia sekali pun ... dia tak akan ubah keputusan dia . Kalau bawak dia balik pum , apa you fikir dia setuju ke dengan rancangan you ni ? No . Maybe , dia akan lari lagi . "



" —— lagipun , its her own life . Biar dia buat keputusan sendiri . Biar dia tanggung setiap tindakan dia , so that she can be more responsible . Matured "



Isterinya tersenyum senget , geli hati dengan setiap ungkapan sang suami .




" yeah , biar dia buat keputusan sendiri . Let her fucked up her life and do nothing . I sebagai ibu dia nak yang terbaik untuk dia Hans . And I think that guy suit her well . He can take care of Lise , rather than us . Better than us "



Kimberlin Hans mengeluh berat .




" better than us ... or not . Its all depend on our daughter Carla . Not us —— "



" —— and , kalau you betul-betul care pasal Lise . Why now ... kenapa tak dari dulu Carla because for me ... its kinda too late that she's no longer a child . She' s an adult now . She have her own desire ... "




Sentap . Isterinya hanya mampu membisu . Menelan kebenaran perkataan sang suami .



























Tubuh hanya kaku . Mata tertumpu pada satu tubuh . Tidak bisa dialihkan pandangannya pada yang lain . Rasa berat yang membebani dada sungguh menyeksakan . Melihat sendiri luggage-luggage milik ... lelaki itu diusung keluar oleh Gaz .




Mulut tidak bisa meluah apa yang terbuku dijiwa yang merintih ... tidak mampu melepas pergi lelaki itu . Tangan yang jelas bergetaran dek emosi yang memakan diri dikepal erat .





Judah hanya bersahaja memerhatikan situasi itu . Tidak mampu disembunyikan senyuman dibibirnya . Sesekali anak mata melirik Elise yang mematung disisinya .







Demerez pula membisu , namun lirikan matanya berubah gelap apabila mendapati tumpuan Judah yang tertumpu pada Elise  jelas terbias dicermin di ruang tamu itu . Wajah serta merta tegang , rahang bergeseran dengan otot wajah .




Niat dihati mahu memandang sekali lagi wajah mulus itu , menyentuh sisi wajah wanita itu namun terpaksa dipendam seusai melirik jam dipergelangan tangan . Dia perlu segera ke lapangan berlepas untuk menguruskan prosedur berkaitan ibunya yang mendapatkan rawatan di Amerika .





Tanpa membuang waktu , terus sahaja lelaki itu melangkah keluar dari rumah . Tanpa menoleh . Tanpa sedar , melukakan hati seorang wanita .









Elise memejam rapat kedua matanya yang jelas hangat dengan air mata . Tangan yang sedia tergenggam erat dilepas bersama keluhan lemah .




Mendengar sendiri deruman enjin kenderaan itu yang beredar keluar dari perkarangan rumah ini . Menyentak dadanya dengan satu hentakan hebat . Hampir sahaja dirinya mahu rebah dek rasa sakit yang menekan dada namun dikuatkan diri . Dikumpul semangat yang terbang pergi bersama lelaki itu .






Baru sahaja Elise berura-ura mahu kembali ke biliknya , lengannya ditahan oleh Judah .




" don't you think its a perfect time to talk about us ? " sengihan yang megah terlakar diwajah Judah tidak langsung memberi erti buat Elise .




Elise mengeluh berat , genggeman Judah dilengannya cuba dileraikan dengan kudrat yang tersisa . Mulut baru terbuka , ingin melontarkan butir bicara namun ——



Kaku .
Pegun , terkesima .
Tidak percaya dengan apa yang disaksikan sepasang matanya .







" hand off her Judah because its the perfect time for you to greet me "




Judah menoleh . Wajah lelaki itu turut menunjukkan riak kaget . Tidak menyangka akan kehadiran wanita itu disini . PAda waktu begini .




Derin tersenyum lebar , matanya yang memfokus pada Judah kini dialihkan pada Elise . Hanya sekilas sebelum kembali menikam wajah Judah . Renungan tajam Judah membuatkan senyuman sinis menggantikan senyuman lebarnya.



" good news ! I akan stay sini sepanjang ketiadaan Demerez . Uh , yeah . I dah dapat kebenaran dia of course . "



Elise mematung manakala Judah mengacip gigi . Masing-masing dalam emosi yang menggunung tinggi .




Mata Derin melekap pada susuk tubuh Elise yang kaku . Dimatanya terbias sesuatu , senyuman kecil disembunyikan .











































Deruan angin hasil dari libasan dan pusingan kipas helikopter persendirian miliknya membuatkan sut dan rambut Demerez bergerak mengikut tiupan angin itu . Setiap langkahnya ke arah helikopter itu teguh dan kukuh melawan arus angin yang menolak tubuh .
Berjaya meloloskan diri ke dalam  perut helikopter itu lantas pintu ditutup sang pembantu .




Getaran dikocek seluar membuatkan Demerez pantas menyeluk telefonnya .
Dibuka mesej daripada penghantar itu .










From : 017-8639XX

I 'm here . So , no worries . I will looked after her . Just like what u want .










____________________






TBC

VOTE || COMMENT









Her Mistake His RegretNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ