Chapter 3

8K 217 0
                                    







Oh benar-benar sialan!



Karena aku turun di tempat yang tidak seharusnya, aku harus berjalan sekarang.




Jarak tempat dari posisi ku turun dari bus tadi masih jauh untuk sampai di rumah. Tapi aku tidak mau naik bus lagi, ya..siapa tahu aku bertemu dengan orang yang lebih aneh lagi dari pria tadi. Geezzz...aku tidak mau.





*





Setelah kurang lebih 30 menit akhirnya aku sampai juga di rumah. Namun langkahku yang tadinya mendadak semangat saat melihat bangunan rumah ini jadi ragu. Pasalnya Sel berdiri di depan pintu rumah bersama kekasihnya, Justin.



Aku berjalan sambil menatapnya yang melipat kedua tangannya di depan dada.


" Darimana saja kau? ". Oh bagus! Kini aku harus memutar otakku agar dapat memberikan jawaban yang tepat.


" Uh...aku tadi-- "


" Kau sudah berani sekarang ". Potongnya yang terdengar meremehkan ku. Pasti dia berfikir yang tidak-tidak. Lagi, seharusnya ia mendengarkan penjelasan ku terlebih dahulu.


" Sel aku-- "


" Masuk! Jangan membantah atau kau berakhir dengan kemarahan Mom dan Dad ". Ia memotong ucapanku lagi. Aku mengigit bibir bawahku menahan tangis.


Aku melangkahkan kakiku cepat-cepat dan masuk ke dalam kamar, sempat aku melihat Justin yang seperti menaruh iba padaku.



Ku hempaskan tubuhku di atas kasur, aku benci gadis itu. Ia sudah keterlaluan. Pertama ia sudah memecat Jeff, supir pribadi ku yang selalu mengantarku kemanapun. Aku yakin itu rencana awalnya untuk membuatku harus kesusahan naik bus pulang pergi ke sekolah. Lagi itu diperkuat dengan ia yang melarang ku mengendarai mobil dengan alasan 'bahaya'. Kedua, ia terkadang berbuat semena-mena padaku,memarahiku, dan banyak lagi. Tapi apa yang bisa kulakukan, mengadu pun tidak di dengarkan. Aku selalu bilang baik-baik saja pada Robert dalam arti aku disini baik-baik saja tinggal dengan putri kandungnya yang seperti nenek sihir itu. Percuma saja ia dikaruniai wajah imut dan cantik, nyatanya ia berhati busuk.


Tak terasa air mataku mengalir dan seketika berhenti saat mendengar ponselku berdering.


Ternyata dari Lyn-- ibu Blaire. Tumben...ada apa ini?

" Halo? ". Sapa ku padanya. Ia menghela nafas panjang.

" Reb? Apakah Blaire sedang bersamamu? Ponselnya tidak aktif "

Mulutku terbuka dan mengatup berulang kali, aku bingung harus menjawab apa. Jika aku bilang tidak tahu, itu tandanya aku berbohong. Padahal yang ku tahu Blaire pergi dengan Chazz entah kemana.



" Uh...dia tidak bersamaku. Dia pulang dengan Chazz tadi ". Jawabku akhirnya. Ia mendesah lega.




" Oh.. tapi apakah kau tahu kemana mereka pergi? "




" Maaf aunty, tapi mereka tidak memberitahuku. Mungkin saja Blaire berkunjung ke rumah Chazz. Biasanya ia begitu ". Ia terdiam sejenak mendengar jawabanku, aku tahu pasti Lyn sedang di marahi oleh Marco-- ayah Blaire. Marco adalah tipe ayah yang sangat protektif terhadap anaknya. Apalagi Blaire anak satu-satunya.





" Bisa kau tolong aku? ". Tanyanya. Well... jangan bilang aku harus memastikan bahwa Blaire benar-benar di rumah Chazz sekarang.




Dark Loveحيث تعيش القصص. اكتشف الآن