Ulang Tahun

142 2 0
                                    


"... Jika aku tahu kau akan pergi, maka aku akan menghabiskan waktu lebih lama lagi bersama dengan mu."


*

*

*

"Selamat ulang tahun."

Hari yang sangat dinantikan orang lain, namun tidak baginya.

Kita bertemu dihari ulang tahun yang sama, dimoment yang seharusnya berharga namun dengan pola pikir yang berbeda.

"Kenapa sih lo gak suka sama yang namanya ulang tahun?"

"Memang ngerayain ulang tahun penting ya?"

"Pentinglah kan dengan bertambahnya umur, lo bisa merubah sikap lo jadi lebih baik,"

"Gue bisa kok jadi lebih baik, tanpa harus merayakan ulang tahun,"

Kata itulah yang selalu mengakhiri pertanyaanku kepadanya.

Tahun pertama kita bertemu dihari yang seharusnya spesial namun terlalu biasa baginya.
Tahun kedua hubungan kita terikat terlampau jauh hingga menemui kata cinta, "I Love You", "I Love You too"
dan bertepatan pula dengan bulan yang sangat dinantikan diriku seharusnya juga dirinya namun lagi-lagi dia membencinya.

Tahun ketiga, sangat berat memang bagi diriku ketika harus berpisah puluhan kilometer jarak dengan dirinya.

"Maaf, aku harus pergi keprancis untuk waktu yang agak lama,"

Kata terakhir yg sempat kau ucapkan padaku lewat notif bbm sampai akhirnya dirimu menghilang.

Semua terbayar sudah, ketika nada dering telfonku berbunyi

"Hallo?"

"Hallo,sayang besok malam aku akan pulang. Dan aku janji akan merayakan ulang tahun kita bersama,"

Tersontak tubuhku dengan ucapannya. Betapa bahagianya hatiku ya tuhan ... akhirnya dia bisa mengenyampingkan rasa bencinya, untuk merayakan ulang tahun bersamaku apalagi setelah berpisah selama ini.

"Apakah kamu yakin? Kalau begitu, aku tunggu pukul 9, bye sayang,"

"Bye, love you,"

Malam ini dimana dia akan kembali dan merayakan ulang tahunnya bersamaku, aku ingin memasak makanan yg lezat untuknya dihari yang sangat berharga dalam hubunganku dengan dia.

Tik.. tok.. tik.. tok..
Lelah sudah tubuhku menunggunya bahkan sudah lewat dari pukul 9 malam, dan sebentar lagi jarum panjang akan menunjukan pukul 12 malam. Dimana hari akan berganti dan seharusnya juga perayaan itu dimulai.

Kringg...
Suara telfonku membuyarkan lamunanku.

"Hallo?"

"Hallo sayang?"

"Kamu kapan kerumah?"

"Hmm... maaf sayang, aku gak bisa kerumah kamu. Besok, aku akan menikah dengan perempuan pilihan orang tuaku,"

Tersontak tubuhku dengan penjelasannya, hingga membuat telpon genggamku jatuh dengan sempurna.

Tak sadar air mataku jatuh dari persinggahannya, betapa bodohnya diriku menunggu seseorang yang akhirnya tak bisa kumiliki seutuhnya.
Bahkan dia memutuskan semua ini ketika kita tak saling bertemu.

Setahun berlalu begitu saja, dan 2 hari lagi masa-masa itu akan terulang kembali. Dimana diriku hancur berantakan oleh keputusannya.

Tring...

layar ponselku menunjukan notif bbm yg masuk, dan tunggu ... nama dia terpampang nyata dipesan bbmku.

Aku sempat ragu membukanya, bahkan setelah panggilan itu aku tidak pernah mendapat kabar darinya dan tidak pernah menghubunginya lagi.

"Aku ingin bertemu denganmu,"

Aku mengernyitkan dahiku mendengar perkataannya, bertemu? untuk apa?

"Ini penting, aku mohon tolong buang jauh-jauh rasa bencimu dulu,"
Hingga akhirnya aku memutuskan tuk menurutinya lebih tepatnya aku tidak ingin berdebat.

Sekarang semuanya sangat jelas, elegipun tak lagi berbohong pada fakta. Surat ini, sangat menjelaskan semua pertanyaan yang dulu ada diotakku.

Dan hari ini, tahun keempat dimana kita bersama-sama dan dihari yang paling kau benci.

Aku mengantarkanmu, namun bukan untuk membeli kue ulang tahun ataupun lolipop untuk merayakan ulang tahun kita, namun untuk mengikuti semua perintahmu dalam suratmu.

"Kau mau taukan kenapa aku benci dengan ulang tahun? Itu karena setiap aku merayakan ulang tahun aku akan merasakan terus berkurangnya umurku, dan dekatnya diriku dengan maut yang tak bisa aku cegah. Maafkan aku yang dulu pergi begitu saja meninggalkanmu, aku pergi karena tak ingin kau sakit, aku pergi karena penyakitku. Penyakit kanker otakku, aku takut melihat air mata turun dipipimu. Sekarang hari dimana yang paling ku benci, aku ingin mengucapkan sesuatu untukmu. Happy Birthday sayang ...  aku ingin kado darimu untuk terakhir kalinya, aku ingin kau mengantarkanku."

Dan disinilah aku sekarang berada, untuk mengantarkanmu. Tertunduk kepalaku ... untuk terkhir kalinya aku mengantarkanmu menuju persinggahan terakhirmu yaitu tempat dimana kau akan dimakamkan bersama tangisan dan rasa cintaku padamu yang juga ikut terkubur.

"Aku ingin kau mengantarkan jasadku kepemakaman nanti, I Love You ... sayang, maaf aku tak bisa menjagamu lebih lama."


T H E  E N D
Written by, @Eka_Risty363

Sepenggal KisahOnde histórias criam vida. Descubra agora