#10. Bangkrut Kookie?

Începe de la început
                                    

Iris Jungkook kembali membaca deretan pesan Taehyung yang lain.

From Taetae.
08.30 PM.
*KOOKIEE!! Kau benar-benar keterlaluan! Kenapa kau tidak membalas pesanku?! Wae? Wae? Wae? Hah!?
Sudahlah. Jika begini lebih baik kau tidak usah pulang saja sekalian! Ah, aku juga akan menelpon semua hotel yang ada di Seoul untuk tidak menerima Jeon Jungkook menginap di hotel mereka. Aku akan bilang jika kau itu TERORIS! Lihat saja! Jika kau tidak pulang malam ini kau benar-benar akan menjadi gelandangan Tuan Jeon. Dan jangan membalas pesanku ini-- karena aku tidak akan membacanya. Dan jangan coba untuk menelponku karena aku tidak akan mengangkatnya:v*

Kali ini Jungkook terbahak membaca pesan terakhir dari Taehyung ini. Hahahahaha....ayolah Istri cantiknya itu selalu bisa membuatnya tertawa geli.

Umm, mungkin Taehyung berbakat jadi pelawak? Jungkook mendengus dengan pemikirannya ini.

Tok.....tok.....tok

"Masuk" ujar Jungkook santai sambil terduduk gagah dikursi kerjanya.

Jimin masuk masuk Keruangannya dengan raut lelah, lemah, letih, lesu, dan lunglai sambil menenteng map berwarna hitam. "Aku, sudah menyelesaikan ini, Jungkook," kata Jimin sambil meletakan map itu di meja kerjanya.

Jungkook mendengus, "Formal Jimin, ini masih dikantor," ujarnya sambil memeriksa map hitam tersebut. Dan kali ini Jimin yang mendengus, "Ck, maaf Tuan Jeon Yang Maha Benar, mungkin anda lupa jika ini sudah melewati waktu kerjaku! Jadi ini sudah diluar jam kerja maka aku bebas memanggilmu semauku."

Jungkook mengalihkan pandangannya dari map yang tengah dibacanya, ke arah Jimin yang tengah menatapnya datar-- sedatar wajah kuyunya itu.

Oh man....Jungkook bahkan hampir terkekeh melihat tampilan Jimin yang sudah tampak tidak manusiawi lagi.

Ck....ck....ck, apa dia sudah keterlaluan dengan memberikan banyak pekerjaan bagi Jimin dan menemaninya lembur ini?

Tapikan ini tugas Jimin sebagai sekertaris yang harus selalu mendampinginya, baik susah ataupun senang. Baik on time ataupun lembur. Benarkan?

*iya Oppa mah selalu benar kok*

"Ck, apa masih ada pekerjaan lainnya? Jika tidak sebaiknya kita pulang! Demi Tuhan aku sungguh lelah, Jungkook!"

Jungkook mengangguk santai dengan perkataan Jimin barusan. "Geurae, ayo kita pulang Jiminku sayang, uri Taetae pasti sudah menungguku dikamar," ujar Jungkook sambil beranjak dari duduknya dan meneteng tas kerja, serta ponsel kesayangannya.

"Cih....jangan memanggilku dengan panggilan yang menjijikan itu! Hanya Yoongi Hyung yang boleh memanggilku begitu," balas Jimin kesal.

Jimin melangkah disamping Jungkook, dan mereka masuk kedalam lift untuk turun menuju lantai satu.

"Cinta bertepuk sebelah tangan eoh? ck....ck....ck, aku turut prihatin Jiminie, bersemangatlah!"

Dan demi bokong Taehyung yang semakin semok itu, Jimin bersumpah jika Jungkook bukan atasannya maka-- ia pasti sudah mengubur Jungkook hidup-hidup. "Cih, atasan menyebalkan," gumamnya pelan.

Sementara Jungkook terkekeh pelan mendengar umpatan Jimin yang terdengar pelan itu.

Ting.

Lift pun terbuka dan keduanya berjalan santai menuju mobil masing-masing.

***

Suasana sepilah yang menyambut Jungkook ketika tiba di rumah.

Jungkook melihat jam dinding di ruang tamu. Pukul 22.00. 'Huh, pantas saja Taehyung pasti sudah tidur,' pikirnya sambil melangkahkan kaki jenjangnya menuju Kamar.

KookV Family (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum