"Baik sama adek itu membawa berkah loh!"

Shane mencibir namun pergi ke kamarnya mengambil dompet. Dia kembali dan menjejalkan uang 200 ribu ke tangan adiknya. "Segitu aja!"

"Yah... Kok segini doang?" protes Jun.

"Kamu mah dikasih duit berapa aja habis! Boros banget jadi anak! Makanya jangan pacaran. Udah tau kalau pacaran modalnya gede!"

Jun tertawa. "Gaji tak seimbang sama modal. Aku kan bukan Direktur.... Tapi kasihan Rere kalau dibawa makan gratisan di kantin RS terus."

"Bikin timbel trus pacaran di taman aja, Jun. Biar irit," usul Shane

"Timbelnya Ibu yang buat...."

"Tetep ya... Ga mau modal!"

Mereka tertawa. Setelah bernegosiasi alot, akhirnya Shane mengeluarkan 2 lembar uang lagi membuat Jun tersenyum lebar walau jitakan sudah mendarat di kepalanya.

"Eh, ada kabar dari Ally? Dia ga mau balik, udah sebulan pergi kan?" tanya Jun saat mau keluar.

"Aku nanyain kabar aja. Dia jawab, lagi sibuk, tons of paper works. Trus ga lanjut ngobrol. Mungkin Ally masih butuh waktu sebelum kemari. It hit them hard. I can't imagine what they've been through. Kehilangan anak bukan perkara mudah, Jun, Ibu sama Ayah aja masih suka sedih tiap ingat Kak Kenji kan. Padahal udah puluhan tahun juga."

"Yeah right," sahut Jun sambil mengusap-usap puncak kepala Shane yang terlihat sedih. "Pergi dulu ya... Itu empal goreng jangan dihabisin sekaligus biar ga gendut. Eh, Ibu bilang, nanti balikin rantangnya!"

"Iya, kalau Cakra udah balik, aku main ke sana."

Jun memeluk Shane singkat dan mengecup puncak kepalanya, lalu bergegas menuju tempat Al berada.

----------

"Ngapain loe manggil-manggil? Gue kira loe lagi ribut sama orang," protes Jun saat melihat Al duduk santai sambil ngemil kacang.

"Gak... Cuma garing aja sendirian."

"Njir... Gue berasa maho berdua-duaan sama loe. Setan! Cabut ah gue!"

"Gue juga ogah! Cuma gara-gara emak gue nih...." Al menyerahkan ponsel berisi percakapannya dengan mommy Chika.

Mom
Awasin kakaknya ya... Jangan sampai kenapa-kenapa. Ikutin!!!

Al
Udah gede kali, Mom! Ngapain sih diikutin segala?

Mom
Ih, ga sayang sodara.

Al
Ya bukan begitu, tapi ngapain juga minta aku ngintilin gini, detektif juga bukan, disuruh ngikutin orang.

Mom
Mommy kan khawatir!!!! Kalau mabok, seret pulang aja!

Al
Nyeret AJ? Ogahhhhhh. Bisi dihajar!

Mom
Ya kan badan tinggian kamu, masa kalah....

Al
Kaga ngaruh kalau aura gaharan dia! Mana kayaan dia pula.

Mom
Hubungannya sama kaya apaan, Al??? Hadohhhh anak Mommy kok begini amat! Pokoknya jagain!!! Kalau sampai kenapa-kenapa, Mommy coret dari daftar penerima warisan!

"Nah kan.... ketimbang gue jatoh miskin, mending gue ikutin aja deh, tapi garing juga kalau cuma jadi pengawas. Mau ikutan mabok ga bisa," jelas Al yang melihat ekspresi kosong Jun setelah membaca chat tersebut.

"Trus gue kudu diajak-ajak, gitu? Ngevet!!" maki Jun geram.

"Sodara itu artinya berbagi penderitaan yang sama, Brother. Udeh, loe gue traktir deh. Pesen sesuka loe. Ntar tagihan gue jadiin satu sama tagihan AJ. Moga-moga aja dia ga kelewat mabok buat tanda-tangan. Itu yang dia pesen dari tadi Glen Meckenna 35 years old. Ga kebayang kalau gue kudu nalangin." Al menunjuk AJ yang duduk di sudut bar dekat bartender.

Kang JunedOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz