E n a m

2.1K 227 19
                                    

Adalah sejarah bagi seorang Oh Sehun karena telah datang lebih awal. Biasanya, di jam seperti ini, Sehun masih di atas kasur empuknya dan akan datang satu jam setelah pelajaran dimulai. Kebiasaan menyenangkan yang buruk. Jika bukan ulah Yura yang membangunkannya dan memarahinya seperti orang gila pagi tadi, mungkin Sehun masih akan berbaring di tempat tidurnya menikmati indahnya pagi.

Masih terlalu pagi menurutnya ketika ia hanya menemukan sedikit anak-anak begitu keluar dari mobil kesayangan yang terpakir rapi diantara berapa mobil saja. Sehun akan menganggap hal itu sebagai keuntungan untuknya. Dengan santai, ia melangkah dengan kaki panjangnya sambil mendengarkan lagu western dari earphone-nya. Dunianya terlalu berisik. Setiap langkahnya akan terdengar bisik-bisik orang tentang dirinya. Entah memuja atau menghujat, Sehun tak tahu itu. Yang pasti, orang-orang senang menjadikannya topik pembicaraan, dan ia tak menyukai hal itu.

Lelaki yang mengenakan earphone bewarna merah itu pun duduk pada tempatnya setelah meletakan tasnya di atas meja. Matanya melirik sekilas pada bangku yang berada di sebelahnya.

Kosong , Yoona belum datang.

Mengambil ponselnya yang sejak tadi berada dalam saku celananya, Sehun duduk dengan santai sambil membaca kembali percakapannya dengan Yoona untuk mengingat kembali percakapan penting semalam antara mereka berdua. Well, mereka telah bertukar nomor dan saling berkirim pesan. Sebelum Yoona pulang dari rumah Sehun kemarin, gadis itu sempat meminta nomornya untuk menjalankan tugas atau lebih tepatnya kesepakatan mereka, dan tanpa banyak pikir, Sehun memberikannya.

Mereka tak mengobrol banyak. Hanya membahas hal-hal yang berhubungan dengan rencana mereka tentang Nicole. Yoona juga mengirimkan beberapa informasi perihal Nicole. Seperti apa yang Nicole sukai atau tidak sukai, atau pria seperti apa yang disenangi Nicole. Hal-hal seperti itu, yang bisa membantunya menjadi lebih dekat.

Bosan, Sehun mengotak-ngatik handphonenya random. Membuka galeri lalu keluar. Membuka game lalu keluar kembali. Membuka sosial media, kemudian mencari-cari akun Nicole. Hanya sebentar saja ia melihat akun gadis itu, kesimpulannya, Nicole adalah gadis yang cukup eksis dan cantik menurutnya. Ia mencari akun Yoona, namun tak menemukan satu akun sosial media milik Yoona sama sekali. Sehun mendengus seraya menggeleng tak percaya. Keluar dari SNS, Sehun kembali membuka pesan, mencari kontak Yoona dan mengirimi gadis itu pesan.

To. Yoona

Kau belum datang?

Satu menit, tiga menit, lima menit berlalu, pesannya belum juga dibalas. Sehun berdecak. Semakin ia mengenal Yoona, gadis itu semakin menyebalkan saja. Tak ingin ambil pusing, Ia menelungkupkan kepalanya di lipatan tangannya sambil mendengar alunan musik yang terdengar dari earphonenya.

"Hei bangunlah."

Baru berapa menit, matanya sudah harus kembali terbuka sempurna ketika sebuah suara menginterupsinya beserta sebuah tepukan cukup keras dipundaknya. Sebenarnya dia tak tertidur. Hanya menutup mata sambil membiarkan kedua tangannya terlipat di atas meja yang menjadi bantal bagi kepalanya. Itu Yoona.
Perempuan itu berdiri menatapnya malas saat posisi duduknya memeleh Yoona untuk masuk duduk di tempatnya.

"Aku mau lewat. Minggir."

Sehun mendengus. Mengangkat kepalanya dari meja, memberikan jalan untuk Yoona lewat. "Kenapa kau tak menjawab pesanku?" tanya Sehun terdengar menuntut.

Yoona melepaskan tasnya dari punggungnya, duduk di tempatnya dan kemudian menatap Sehun dengan sebelah alis yang terangkat. "Apa harus?"

"Sebenarnya tidak. Hei, tapi kita sedang punya 'misi' yang sama, jadi kupikir harus. Dan soal pesan yang tadi, aku mengirimnya karena bosan. Tak usah dipedulikan."

AloneUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum