"Rakyat miskin memang di takdirkan untuk miskin. Jika kalian bersimpati dan ingin mereka untuk tetap hidup, aku percaya, Dewa akan segera membantu niat baik kalian. Namun tidak denganku. Seluruh Harta dan tahta di Kerajaan ini, mutlak milikku. Dengan begitu, kalian bisa pergi dari sini sekarang juga."

Aku beranjak dan memutar tubuhku keluar ruangan. Aku sempat membisikkan ke telinga salah satu penjagaku untuk membunuh mereka semua.

Kini lorong panjang dengan pilar-pilar besar menggemakan suara lengkingan tawaku.

Siapa yang tak kenal kejahatan Ramses? Dan mungkin kini, semuanya sudah menurun kepadaku.

Dan apa kalian tahu? Menjadi jahat adalah hal yang paling menyenangkan.

***

Roma.

"Kami hidup dalam perang. Darah di bayar dengan darah. Dan susu tidak bisa di bayar dengan sepotong roti kering."

Hari ini, Kaisar Harry tak berminat untuk menghadiri pelatihan pacuan kuda. Pagi itu, ia membolak-balik halaman buku peninggalan leluhurnya yang sudah berumur ribuan tahun. Dan kini perhatian beralih pada seulas catatan di tengah buku dengan penuh karya arsitektur bertinta hitam.

"Romawi adalah kekaisaran yang terhomat. Dan tak ada satu pun yang dapat menandingi kekuatanya."

Umur Kaisar Harry sudah memasuki umur 22 tahun. Potongan tubuhnya yang kekar dan menggairahkan. Penampilanya yang memikat terkesan eksotis. Mata berwarna hijau bak lautan Zamrud, rahang yang tegas di sertai bulu-bulu halus. Serta rambut ikal panjang sebahu yang berwarna pirang kecoklatan. Membuatnya menjadi salah satu kaisar ter-tampan sebangsa Romawi di abad ini.

Suara ketukan pintu menghentikan aktivitasnya. Ia mendongah, dan melihat Vinick, panglima perang sekaligus sahabatnya itu datang kearahnya.

"Yang Mulia. Bisa kita berbincang sebentar? Pacuan kuda terlalu mudah tanpa hadirnya dirimu."

Kaisar Harry terkekeh. "Ah, Vinick. Kurasa tempat ini masih cukup luas untuk dirimu."

Vinick tersenyum dan berlalu duduk di hadapan Kaisar Harry. "Badai pasir tak datang. Peralatan perang masih lengkap begitu pula dengan pengrajin pandai besi. Apa yang membuatmu terdiam seperti ini, Yang Mulia?

"Jangan lupakan masalah Wanita, sahabatku. Kau tahu, semua leluhurku mendapatkan wanita yang menarik dan anggun. Dan kurasa, aku sudah mulai memikirkan masalah itu sedikit demi sedikit.

Vinick menarik kedua ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman yang menarik. "Apa ini sebuah perintah?"

Kaisar mendegus geli. Pandanganya kini beralih menatap langit-langit ruangan yang penuh asitektur indah peninggalan leluhurnya. "Tidak. Tetapi itu adalah sebuah harapan. Aku tidak bisa berbicara banyak mengenai permasalah seperti ini. Semua sudah di luar perintahku. Biarlah wanita itu datang dengan sendirinya."

Pernyataan Kaisar Harry membuat Vinick tertawa singkat. "Apa kau pernah mendengar kemolekan indah Ratu Mesir saat ini?" Tanya Vinick.

Kaisar bergeming cukup lama dan akhirnya membuka suara. "Ratu Mesir? Apa maksudmu adalah anak keturunan Ramses?"

"Keturunan Ramses, adalah seorang putri. Dan kini, ia sudah di beri penobatan menjadi seorang Ratu Mesir, Yang Mulia." Jelas Vinick.

Ramses, telah memberikan seluruh harta dan tahta nya untuk satu-satunya keturunanya, Cleopatra.

"Pertanyaan singkat yang penuh harapan itu, tak sedikitpun menyiratkan rangkaian peristiwa dramatis yang akan terjadi di kemudian hari. Kau tahu, kita bisa saja menaklukan Kerajaan Mesir dalam satu hari, Yang Mulia." Kilah Vinick menyeringai.

"Tolong jelasan mengenai keturunan Ramses, Vinick."

Vinick mengangguk. "Ramses memberi nama putrinya dengan sebutan Cleopatra. Usianya sudah memasuki umur 22 tahun. Ia memiliki Potongan tubuh yang langsing dan sangat menggairahkan. Mata berwarna biru kelabu, tulang pipi menonjol serta rambut panjang yang lembut berwarna pirang kecoklatan. Kecantikan Cleopatra, merupakan sejanta paling ampuh untuk menaklukan setiap musuhnya, Yang Mulia."

Kaisar Harry terkekeh. "Kita pecah belah kedua tentara Romawi, Vinick. Dan aku menugaskanmu untuk menghancurkan semua ladang, perternakan dan beberapa tempat lainya yang menjadi sumber makanan mereka."

Vinick mengangguk dengan mata yang menatap lekat setiap bait yang keluar dari mulut Kasiar Harry.

"Aku sudah mengerti. Sekarang apa?" Tanya Vinick kembali.

"Setiap harinya manusia membutuhkan makanan untuk di asumsi. Dan aku tahu, cepat atau lambat, Kerajaan Cleopatra akan datang dan membuat perjanjian denganku."

Mendengarnya, mulut Vinick tersenyum miring. "Bisa kita mulai hari ini, Yang Mulia?"

Harry menggeleng. Tak lama ia kembali tersenyum lebar hingga lesung pipinya kini tercetak dengan jelas.

"Tidak, kita mulai saat fajar. Aku tak mau mengganggu ketenangan wanita cantik dalam tidurnya, Vinick."

------------
A/n
Hi. Awal mah santai-santai dulu lah ya. Kalian bisa sedikit nebak kan gimana karakter Cleopatra dan Kaisar Harry?

Mereka bakal ketemu di Next part, Maybe?

Btw, gue bakal bikin ff ini sampai 10 chap aja, oke. Jangan lupa vomments. :)

All the love, -Nabil x.

CLEOPATRA [h.s]Where stories live. Discover now