Fate - 24

82.7K 6.2K 50
                                    

Holla... Penulis punya cerita baru berjudul Waiting For You. Yang mau mampir silahkan. Maaf Penulis di sini membuat ceritanya asal-asalan. Lagi masa perbaikan insyaallah.

Enjoy reading...

PS : Plot cerita ini spontan. Disesuaikan dengan perasaan Penulisnya. Jadi bagi para Pembaca part ini pasti tahu Penulisnya lagi kenapa...

-Princess Series-

Aku membuka mata. Hal pertama yang kulihat adalah nuansa kamar. Di pojok kanan terdapat kamar tidur bayi, lalu di tengah ruangan tergeletak boneka barbie, dot, dan beberapa kaus kaki. Dinding ruangannya berwarna cokelat muda. Aku terpekur. Sekilas aku merasa ini adalah kamarku versi bayi. Maksudku, kamar ini terasa sangat familiar di mataku. Tidak mungkin aku tidak mengira ini adalah kamarku. Terpekur di situ, akhirnya aku berjalan perlahan ke depan. Tepat begitu kakiku melangkah, derap langkah kaki dari luar menarik perhatianku.

Aku menoleh.

Mereka keluarga bahagia.

Aku yakin itu. Seorang pria yang menggendong penuh kasih buah hatinya beserta seorang wanita yang ada di sampingnya. Mereka masuk ke dalam kamar dan menimang bayi tersebut.

Sang pria berbadan proporsional. Berwajah oval. Matanya berwarna cokelat, terkesan tenang dan bijaksana. Dia memakai kemeja putih dan celana hitam. Pria tersebut juga memakai jas hitam. Walaupun wajahnya datar, aku bisa merasakan bahwa pria itu bahagia.

Sang wanita mirip sekali dengan mami. Dia memakai gaun tidur berwarna putih gading. Badannya sedikit berisi. Rambutnya hitam panjang dan berkilau. Aku juga tahu, wanita tersebut bahagia.

Sementara sang bayi, aku tidak terlalu melihatnya. Hanya punggungnya sekilas. Rambut cokelat kemerahannya pun hanya terlihat sesekali saat sang pria mengangkat bayi tersebut tinggi-tinggi. Membuat bayi tersebut tertawa khas.

"Dia cantik sekali," sang pria tersenyum pada wanita. "Seperti ibunya."

Wanita tersebut tersipu malu, dia mengambil alih bayi tersebut dari tangan suaminya. "Tapi dia memiliki rambut yang sama persis seperti kamu."

Perkataan wanita itu benar, rambut cokelat kemerahan milik bayi tersebut mirip sekali dengan warna rambut sang pria. Sang pria meneliti wajah anaknya sebentar.

"Kau benar." Ujarnya datar.

Sang wanita yang tadi ikut meneliti wajah anaknya lantas mendongak. Dia menatap suaminya heran. "Kau tidak suka?" tanyanya.

"Aku suka," sang pria tersenyum kecil menandakan kebahagiaannya, "tapi ada sesuatu di hatiku yang aneh. Aku tak tahu. Tapi aku merasa itu seperti lambang untuk mengenangku. Entahlah."

"Apa maksudmu? Kau tidak bermaksud untuk meninggalkanku kan?" tanya sang wanita was-was. Dia menggenggam erat tubuh bayi mungil tersebut.

Aku terpekur di tempat.

Jika ini mimpi, mimpi macam apa ini? Apa aku harus melihat pertengkaran suami-istri sekarang?

Pria itu terlihat panik, "tidak. Aku tidak pernah bermaksud seperti itu. Hanya saja... Entahlah. Jangan bahas itu lagi."

Sang wanita menatap ke kedalaman mata pria itu. Dia mendesah. Lalu tersenyum kecil pada suaminya. "Aku rasa kau benar."

"Ya," pria itu menatap sang wanita.

"Karena sekarang yang penting adalah bayi kita, si Taylor kecil."

Hatiku mencelos. Gambaran keluarga bahagia langsung hancur di benakku. Apa-apaan mereka! Setelah membuat hatiku lagi-lagi sakit mereka langsung pergi dari kamar ini. Kamarku. Tanpa mengacuhkanku yang berdiri terpaku tak jauh dari mereka.

ST [1] - (Fat)eWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu