"Aku menderita tahun ini dari gabungan delapan belas lalu." Kataku acuh. Sontak ia berhenti dan tidak lagi terlihat di sebelahku. Kelihatannya ia kecewa dengan jawabanku. Tentu saja aku tidak mungkin bilang kalau tahun ini paling berkesan dari pada tahun-tahun sebelumnya. Sejak dia datang dengan surat cintanya, tawanya, senyumnya, kebodohannya, kekikukannya dan kebaikan hatinya.

Seusai acara kelulsan tiba-tibanya banyak cewek yang datang menggangguku meminta kancing seragamku. Aku tidak mengerti kenapa kancing menjadi barang special yang selalu di dambakan para siswi. Bukan itu saja, mereka mengangguku dengan meminta foto. Mereka sangat berisik membuat moodku jadi jelek.

Aku mersa ada orang menabrak punggungku.

"Oh... Irie-kun." Kejutnya membuatku sontak berbalik. Kotoko bertingkah sangat aneh.

"A-ano, bisa kau berikan kancing keduamu..."

Huh lagi lagi masalah kancing. "Tidak." Tolakku berlalu pergi begitu saja. Wanita benar-benar aneh dan merepotkan. Lagi pula kenapa ia memintanya di depan semua orang, dasar bodoh.

***

Hari ini teman-teman sekelas mengadakan perayaan bersama di sebuah gedung. Aku terkejut melihat apa yang ada di depan mataku sekarang. Kinnoshuke dan Kotoko, apa yang sedang mereka lakukan?! Bukan itu saja, ternyata teman kelas kotoko merayakan kelulusan di gedung yang sama.

"Irie-kun?!" seru Kotoko terkejut. Sontak semua ikut terkejut.

Akhirnya kelas kami merayakan kelulusan kami sendiri dan kelas mereka sendiri. Membosankan sekali, karena itu aku tidak terlalu suka ikut acara-acara gak jelas seperti ini. Anak-anak dari kelas F sempat iri melihat sajian makanan dari kelas A. Tapi dengan segera Kotoko mencairkan suasana dan membuat anak-anak kelas F kembali bersemangat. Menyebalkan sekali. Kemudian wali kelas kami dan wali kelas mereka mulai beradu mulut. Sausana menjadi tegang dan lebih ramai di waktu bersamaan.

"Ya ampun, anak kelas bawah selalu saja menyedihkan." Sahut salah seorang teman kelasku, Kobayakawa.

"Apa kau bilang!" bentak Kinnosuke keras.

"Dan selalu memakaik ekerasan."

"Aku tidak melakukan apa-apa." Balas Kinnosuke berang.

"Kekerasan lisan bisa kena sansi pidana."

"Lagipula, untuk melawan kami siswa dari kelas F lebih suka memakai ototnya dari pada otaknya." Tambahku tak kalah sisnis. Kotoko melotot marah padaku. Kinnosuke menatapku tajam kemudian ia berlalu pergi begitu saja. Teman-temannya panic dan dengan segera Kotoko mengejarnya. Kenapa harus Kotoko? Aku tahu perkataanku keterlaluan, ah... rasanya sangat kesal.

Ketika hendak ketoilet lagi-lagi aku melhiat cowok bodoh itu dengan Kotoko. Mereka terlihat sangat dekat. Apa mereka mau berciuman?

"IRIE NAOKI!" seru seseorang membuat Kotoko dan Kinnosuke sadar akan keberadaanku. Kotoko nampak gugup dan Kinnosuke nampak kesal.

"Aku kembali dulu." Ujar Kotoko sembari berlalu begitu saja.

Entah kenapa aku merasa ada yang aneh denganku. Aku merasa begitu marah sampai-sampai aku tidak mampu bicara sepatah katapun.

"ada apa denganmu Mr jenius?" Tanya Kinnosuke sembari tersenyum mengejek.

"kau ke sini untuk mencari tahu tentang apa yang aku dan kotoko lakukan kan?" tebaknya.

"Salah! Aku hanya mau ke toilet dan apa yang kalian lakukan tadi bukan urusanku." Handai aku bisa meneriakkannya keras-keras, tapi berurusan dengan cowok bodoh hanya akan membuang-buang waktuku. Aku putuskan untuk tidak menghiraukannya.

ITAZURA NA KISS : LOVE IN TOKYO (IRIE NAOKI)Where stories live. Discover now