21

122 5 1
                                    

"Kami akan mengurus jenazah anak kami sendiri, kami akan membawanya pulang." Jelas Saera sambil menandatangani lembaran administrasi rumah sakit.

"Baiklah kalau begitu, kami sudah siapkan ambulan untuk menghantarkan anak ibu."

Saera mengangguk, lalu pergi keluar bersama Jeno yang berada di sampingnya.

"Jadi Renjun itu beneran meninggal Ma?" Tanya Jeno masih tak percaya akan semuanya. Sampai saat ini nafas Renjun masih berhembus, namun detak jantungnya yang tak terdeteksi.

"Mama juga gak tau, Jen. Semoga aja masih ada harapan."

Selepas itu Saera dan Jeno pergi masuk ke dalam mobil yang di kendarai oleh Mark. Haechan menjaga ayahnya yang masih di rumah sakit, sedangkan Chenle menemani Renjun di mobil ambulan.

Sesampainya di rumah, Renjun di baringkan di ruang tengah. Masih dengan keadaan yang sama, Renjun hanya terbaring lemah dan belum sadarkan diri.

"Johnny, dia udah siuman?" Tanya Yoona pada Saera yang baru saja masuk ke dalam rumah, pihak rumah sakit sudah pergi dari sepuluh menit yang lalu.

"Udah, katanya dia kena serangan jantung." Jelas Saera dengan nada lelah.

"Tapi kondisinya membaik kan dari sebelumnya?"

Saera mengangguk lemas.

"Lumayan membaik dari kondisi kemarin, cuma ya emang harus di rawat dulu buat sementara waktu sampe bisa pulih lagi." Jelas Saera.

Yoona hanya menghembuskan nafasnya pelan, sama sama terlihat begitu lelah untuk menghadapi semua masalah ini.

"Jadi ini keadaan Bang Renjun gimana?"

Tanya Chenle yang masih terlihat khawatir dengan keadaan abangnya itu.

"Di liat liat, keadaan Renjun emang sama kayak Jaemin. Liat, Jaemin juga sama detak jantungnya gak terdeteksi tapi nafasnya masih berhembus."

"Kenapa bisa gitu?" Tanya Saera.

"Aku juga gak tau sih apa penyebab nya, aku juga baru liat sih kasus kayak gini. Aku juga gak terlalu tau harus ngelakuin apa lagi buat sembuhin mereka. Tapi kayaknya mereka yang kayak gini ada kaitannya sama ruh mereka yang dalam bahaya, mungkin aja ruh mereka bener bener udah di tahan oleh Jin itu dengan mantra yang sangat sulit ditembus." Jelas Yoona.

"Kok bisa sih? Bukannya Taeyong udah musnah ya? Harusnya bisa dong mereka sembuh lagi, kok ini malah makin parah sih?" Tanya Jeno tak habis pikir.

"Kita kita juga bingung Jen, harus lakuin apa." Jelas Saera.

"Tapi Ma, denger denger ya ada tetangga yang tau soal keadaan Renjun sama Jaemin." Jelas Mark yang membuat semua mata tertuju padanya.

"Kamu tau dari mana?"

"Beberapa hari lalu ada yang Dateng kesini kan?" Tanya Mark pada Yoona, perempuan itu hanya mengangguk.

"Waktu Mark pergi buat belanja, orang yang datang ke rumah itu nanyain Jaemin gitu." Jelas Mark.

"Hah? Serius? Dia nanyain apa?" Tanya Yoona.

"Pokoknya tiba-tiba aja dia nanya sama Mark, itu adeknya lagi sakit ya? Kok saya gak pernah liat dia keluar rumah kayak kalian? Setiap saya perhatiin kayaknya dia tidur terus. Gitu lah kurang lebih nya,"

"Apa ini bener aman kak? Takutnya tetangga nanti curiga sama kakak."

"Aman, mungkin emang dia heran aja. Terus kamu jawab apa Mark?"

"Ya Mark jawab aja, oh dia emang agak introvert anaknya jarang keluar rumah. Terus udah gitu Mark pamit buat pergi duluan soalnya takut ditanya aneh-aneh lagi." Jelas Mark.

"Takutnya Kak nanti orang itu lapor sama pihak setempat, nanti kalau gitu kita mau jelasin apa sama mereka Kak?"

Tok...tok... tok...

Tak berselang lama dari pertanyaan Saera tadi, tiba-tiba pintu rumah terketuk. Mereka yang sedang mengobrol di dalam seketika panik.

"Bawa Renjun sama Jaemin ke kamar." Jelas Yoona cepat, yang lain langsung gerak cepat membawa Renjun dan Jaemin ke kamar.

Yoona mencoba berusaha setenang mungkin, saat membuka pintu dan menemui tamu tersebut.

"Eh Pak RT?" Tanya Yoona sambil tersenyum kaku.

"Permisi Mbak Yoona, maaf ya saya datang tanpa ada kabarin Mbak dulu." Jelas Pak RT sambil tersenyum kecil.

"Gak apa-apa Pak, mari masuk dulu kita ngobrol di dalam aja."

"Oh gak usah Mbak, saya juga gak akan lama-lama kok. Saya cuma mau nanya sesuatu," ujarnya.

"Oh, mau nanya apa Pak?"

"Tadi kata tetangga ada ambulan yang datang kesini, kalau boleh tau siapa yang sakit ya Mbak? Saya takutnya kenapa-napa. Kalau ada apa-apa saya bisa bantu."

Yoona sedikit kaget, namun dia berusaha menyembunyikan rasa kagetnya itu, ternyata benar ucapan Mark.

"Oh, tadi suami adik saya masuk rumah sakit karena sakitnya kambuh lagi Pak. Tapi sekarang udah pergi ke rumah sakit kok, suami adik saya sudah di tangani oleh pihak rumah sakit kok Pak." jelas Yoona.

"Oh begitu Mbak, maaf ya bukan bermaksud untuk apa-apa. Saya takutnya Mbak tadi kenapa-napa soalnya baru baru ini tetangga ada yang bilang kalau di rumah Mbak katanya keliatan kayak ada yang aneh." Jelas Pak RT yang membuat Yoona menelan ludah.

"Oh gak apa apa kok Pak, gak ada apa-apa disini."

"Baiklah, kalau begitu saya pulang dulu maaf ya Mbak saya ganggu."

"Gak apa-apa Pak, malah saya yang terima kasih karena Bapak sudah peduli."

"Iya Mbak, kalau gitu saya pulang dulu ya."

Yoona mengangguk, setelah Pak RT itu benar benar sudah pergi Yoona menutup pintu sambil membuang nafas lega.

"Gimana aman Kak?"

Yoona mengacungkan jempolnya.

"Aman, tapi kayaknya mereka mulai curiga deh sama kita."

|Death Spells|

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Apr 27 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

Death Spells | Park Jisungजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें