18. The new beginning

24 11 0
                                    

❦ ── · ✦

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❦ ── · ✦

Tak hentinya Lau mengingat kejadian kemarin yang membuat dirinya kesulitan tidur semalaman. Berakhir pagi ini kantung matanya menghitam seperti panda.

Lau bangkit dari kasur lalu pergi ke ruang makan untuk sekedar membasahkan dahaganya dengan air putih. Ingat ya, minum air putih di pagi hari saat bangun tidur itu baik. Lau selalu melakukan kegiatan itu setiap hari.

Belum menenggak habis minumnya, bel pintu berbunyi. Dahi Lau mengernyit, bertanya-tanya siapa yang datang ke apartemennya di pagi sekali. Setelah meletakkan gelasnya, Lau melangkah untuk sampai kedepan pintu.

"Loh Kak? Beneran ke Jakarta." Lau tercekat karena yang berada dihadapannya sekarang adalah Manajer Jo.

"Mana yang katanya pergi hanya seminggu?"

Lau meringis, "kan aku udah bilang, gak mau pulang ke Paris lagi."

Manajer Jo membuang napasnya, kesal menghadapi atasannya yang sedikit keras kepala. "Bersiap se–"

"Aku mau berhenti jadi model."

"Laurence! jangan melantur, kamu gak bisa putusin semuanya sendiri." Ucap Manajer Jo yang sedikit menaikkan suaranya membuat Lau tersentak, karena ini adalah kali pertama Manajer Jo terlihat semarah ini.

"Keputusanku udah bulat Kak."

"Apa ada masalah?" wajah Manajer Jo telah kembali datar, Lau menjawabnya dengan gelengan.

"Cuma cape aja, aku masih bisa lanjutin melukis."

"Ta–"

Dari dalam ponsel Lau berdering nyaring membuat Lau langsung berlari kedalam, meninggalkan Manajer Jo diambang pintu.

Bahu Lau kian melemas saat tahu yang meneleponnya bukanlah Rae, melainkan agensinya. Dia berdecak, melempar ponselnya di sofa, sengaja tidak menjawab. Manajer Jo yang sudah masuk pun melihat Nona nya yang abai dengan panggilan agensi.

Lau melirik tak suka pada Manajernya, "Kakak kesini disuruh agensi?"

Manajer Jo hanya diam, tidak berniat untuk menjawab ucapan Lau. Karena jengah dengan Manajer Jo, Lau pun mendorong Manajernya sampai depan pintu.

"Pulang Kak."

"Sebentar," Manajer Jo menjawab telepon, dan sepertinya Lau tahu siapa yang menelepon Manajernya jika bukan agensi. Setelah selesai berbincang singkat dengan orang diseberang, Manajer Jo menatap Lau seraya berkata, "kita urus masalah ini nanti." Setelahnya Manajer Jo keluar dari apartemen dan pergi begitu saja.

The LouvreWhere stories live. Discover now