Ch.9 Uwa Sehebat Itu

7.6K 145 7
                                    


Ch.9 Uwa Sehebat Itu

Sudah sekitar dua puluh menit aku dan Uwa bergumul dalam situasi terlarang ini, nafas Uwa terengah engah, namun tidak ada sedikit pun ekspresi diwajah Uwa yang menunjukan bahwa dia lelah, tatapan matanya dan mataku bertemu, sorot matanya penuh dengan nafsu,
gerakan maju mundur yang Uwa lakukan semakin menjadi jadi, pentil susu ku terasa mati rasa, kaki ku sudah menggantung tak kuasa menahan nikmat yang tiada tara ini, Uwa kemudian menghentikan genjotan nya di pahaku, meluruskan cara berdiriku, tidak serta merta langsung menggenjot ku kembali, Uwa merengkuh wajah ku dengan kedua tanganya.

"lihat Uwa Di." bisiknya, Aku membuka mataku yang terpejam, menatap tepat kearah mata Uwa yang membara.

"masih kuat apa mau udahan ?." tanya Uwa tegas.

"Masih-Hhh M-mau Wa." balasku terbata bata, Uwa mengangguk mengiyakan.

"Uwa boleh cium bibir kamu, atau itu juga buat cinta pertama kamu?." tanya nya lagi kepadaku, memang jiwa gentleman mengalir kuat, dalam keadaan bernafsu saja Uwa masih meminta izin untuk menciumku, tak kuasa menjawab karena bagaikan berlari berpuluh puluh kilometer, tidak ada lagi energi yang tersisa ditubuhku, dengan umurnya yang menginjak usia 57, stamina Uwa memang layak dipuji, aku kemudian hanya bisa mengangguk pelan mengiyakan izin nya untun mencium bibirku.

setelah mendapatkan izin dariku, tanpa basa basi, Uwa dengan buas mencium bibirku, mencumbu bibirku kasar, menjilat bibirku, menggigit gigit kecil bibir bawahku sedangkan lidahnya bergerak liar dibibir atasku, Uwa menghentikan cumbuanya dibibirku.

"buka mulutnya Di." titah Uwa kepadaku, yang tentu saja aku turuti, sesaat setelah aku membuka mulut, Uwa dengan tergesa kembali mencumbu bibirku, kali ini lidahnya tidak lagi bermain dibibir atasku, melainkan menyusup masuk kedalam mulutku, mencari dimana letak lidah ku, sesaat lidahku bertemu dengan lidah Uwa tidak berhenti bergerilya bak dua prajurit yang beradu pedang dimedan pertempuran, pagar gigi yang membatasi lidah kami juga tak luput dari sapuan lidah Uwa, setan, beginikah rasanya berciuman dengan orang yang sudah berpengalaman, tak berdayanya aku dibuat Uwa, Uwa kembali memberhentikan cumbuannya.

"buka yang lebar."  Ujarnya dengan penuh ketegasan, mulutku yang setengah terbuka kini terbuka lebih lebar.

"Cuhhh." Uwa meludah di mulutku.

"Telen ludah Uwa Di." Ujarnya sembari membekap mulutku, entah kenapa Uwa membekap mulutku, padahal tanpa dibekap pun aku akan dengan senang hati menelan ludah Uwa, Uwa kemudian memutar badan ku, dari yang awalnya kita berhadapan kini aku membelakangi Uwa.

Uwa kembali merapatkan pahaku, menambahkan lotion lagi dan kemudian mulai menggenjot pahaku, kali ini dari belakang, tangan Uwa melingkar dari depan kebelakang leherku, menjadikan leherku sebagai tumpuan agar genjotanya semakin kuat dan dalam, genjotan Uwa semakin kencang, namun tiba tiba Uwa melepaskan kontolnya dari pahaku, juga melepaskan peganganya dari leherkuz membuatku limbung dan jatuh kebawah karena lemas, aku hanya bisa pasrah terduduk dibawah dengan nafas terengah engah, Uwa kemudian membopongku.

"Tiduran di kasur Di!." perintahnya, kaki ku di rapatkanya kembali, diangkatnya kakiku, disimpan didadanya, kali kali ini Uwa benar benar menggenjotku dengan cepat, dan kali ini kedua tanganya bermain di puting susu ku, membuatku makin kelojotan, baju ku sudah basah oleh keringat, sedangkan celanaku basah oleh lotion yang bercampur dengan air kenikmatan yang terus menerus mengalir dari kepala kontol Uwa, Uwa ? jangan ditanya, pahanya sama licinya dengan pahaku, basah semua oleh keringat, genjotan Uwa semakin kencang, kali ini wajah Uwa sudah menunjukan keresahan, kurasakan kontol Uwa mulai berkedut kencang, sebuah teriakan yang tertahan keluar dari mulut Uwa, dan benar saja, semprotan demi semprotan meluncur dengan deras dari kontol Uwa, bahkan semprotan pertama sampai ketig mendarat dengan tepat diwajahku, sebagian bahkan masuk kedalam mulutku yang setengah terbuka, Uwa menggeram tertahan, begitu juga dengan aku, kontol ku juga menyemprot secara bersamaan, tidak sederas Uwa, namun tetap saja memiliki efek yang sama yaitu kenikmatan surga duniawi.

Uwa menatapku dalam dalam, wajahnya tersnyum manis kearahku, matanya tidak lagi menyorotkan nafsu, melainkan kelembutan.

"Mana tisu ?." tanya nya langsung.

aku hanya bisa menunjukan dengan jariku dimana tisu itu berada, tak kuat aku untuk mengeluarkan kata kata, Uwa menghampiriku yang tak berdaya dengan beberapa lembar tisu ditanganya, mengelap bajuku yang dipenuhi dengan pejuhnya, namun melewatkan wajahku dengan sengaja, aku kemudian menunjuk wajahku untuk memberitahunya agar melapnya, namun Uwa hanya terkekeh sambil berbisik.

"Kamu seksi pisan kalo ada pejuh nya diwajah." aku hanya bisa menepuk tanganya pelan sambil mengambil tisu ditelapak tanganya, kemudian melapnya sendiri, Uwa menarik tanganku membuat ku terduduk, kami saling berhadapan, aku kemudian membuka mulutku menunjukan sisa pejuh nya yang tersisa didalam mulutku, bukanya jijik, Uwa malah dengan buas kembali menciumku, membuat pejuh didalam mulutku terbagi dua dengan Uwa, setelah itu Uwa kemudian menidurkan ku kembali, dengan Uwa dibelakangku, kasur yang sempit membuat kami tidur berhimpitan, Uwa mengarahkan kontolnya tepat dibelahan pantatku yang terhalang celana pendek, lalu mendiamkanya disana, tanganya memelukku erat.

"Jangan bilang bilang bapak ya Di." bisiknya ditelingaku, aku hanya bisa mengangguk.

"Kalo tau bisa gini mah, dari dulu lebih sering main main ke sini Uwa." lanjutnya, kemudian bangun dari kasur dan mematikan saklar lampu dan kembali kekasur dengan posisi yang sama, Kontol di boolku, kami berdua terlelap dalam rasa yang sama, kontol yang puas dan aku dengan puting pentil susuku yang mati rasa.

*******

[ HALO HALO!!!! UPDATE HARI INI!!!!!!
Gimana ? So far so good kah ? Kasih insight dan komen dong, dan jangan lupa vote yaaaa!!!!. ]

Menggoda BapakWhere stories live. Discover now