⌗3 . H A L O - !

64 0 0
                                    

KERICUHAN pun mulai terjadi sebab ulah Cassandra yang menampar gadis penganggunya, hal itu mengundang teriakan dan bisikan - bisikan, dari siswa di sekitaran kantin. Ramai siswa yang hanya menyaksikan. Tak berani berlaku lebih apalagi jikalau Cassandra sudah naik pitam seperti ini.

Hal ini memang berulang kali sering terjadi. Bahkan, hampir setiap kali Cassandra memunculkan diri keluar dari kelas. Akan ada yang selalu mengejeknya, karena perbedaan spesies antara manusia dan iblis yang membuar Cassandra jadi pengecualian.

Cassandra sejujurnya jengkel, jengkel sekali. Dia hanya diam, tak pernah mengusik circle pertemanan seseorang. Namun, selalu saja mereka memancing dan mengusik duluan. Entah apa kesenangan mereka menjadikannya bahan untuk di tertawakan ataupun di ejek kaena enggan bergaul.

Walaupun begitu, Cassandra bukanlah tipikal orang yang diam atau pasrah jika sudah di usik dan di permalukan. Pastinya ia akan melawan, tak peduli siapa lawannya. Kecuali ...

.
.
.
.
.

"Cass!!" Seruan seseorang mengudara di sela keriutan dan kehebohan yang sedang terjadi saat ini. Itu adalah suara Pico, yang dengan cepat bangkit dari bangku kantin. Melayangkan pandangannya kerumunan yang mendatangi gadis itu bagai sekumpulan semut yang mengerumuni gula.

Namun, Cassandra sudah tak terlihat lagi disana. Pergi entah kemana.

"Hadeh ... emang gak habis - habis deh soal Cassandra." komentar Nene, hanya bisa menggelengkam kepala sembari menyesap minuman manisnya melalui sedotan.

Hal seperti ini memang sudah biasa terjadi. Apalagi jika pelakunya adalah Cassandra.

Beberapa siswa mulai turun tangan membantu gadis yang masih menangis terisak. Masih beruntung tamparan itu tak berlanjut hingga bertubi - tubi mengenai wajah berbedak tipis serta make up tebalnya.

Bayangkan saja, jika Cassandra sudah kalap terbakar emosi. Ia akan melayang beribu - ribu kepalan tinju hingga lawannya K.O. Siapa suruh cari gaduh dengan gadis tangguh ini


Melihat Pico yang beranjak dari meja, hendak keluar dari area kantin. Nene sontak berseru.

"Heh, mau kemana lo!?" tanyanya pada Pico.

"Aku mau keluar bentar!!"

Tapak kaki agak laju dan ia kian menjauh dari meja tempat Nene dan Darnell berada. Entah kemana ia hendak pergi mereka pun tak tahu. Mereka berdua hanya bisa saling melempar pandangn bingung.

"Palingan janjian ma temen yang lain." gumam Darnell, acuh tak acuh.

Nene memangut. "Kebiasaan dah, Punya temen gonta - ganti bestie mulu!" oceh Nene.

"Si populer gitu, lho~" sahut Darnell seraya menyuap keripik kentang dalam bungkus snack. Sekarang tinggal mereka yang masih asyik menyaksikan gadis yang kena tampar tadi di bawa pergi dari tempat kejadian. Keluar dari kantin, di bawa ke UKS.

🏫🍎

Pico menghela nafas tersenggal - senggal, jantungnya berpacu cepat seperti habis berlari maraton berkali - lipat meter dari tempat kantin sampai ke koridor.

"Kemana sih dia?" tanya Pico pada diri sendiri. Ia mengedarkan pandangan ke sudut ruangan koridor. Mencari sosok Cassandra yang pergi berlalu begitu saja tanpa berpamitan. Pico sangat yakin Cassandra menuju kesini sebelumnya.

⌑ 𝐏𝐈𝐂𝐎 𝐒𝐂𝐇𝐎𝐎𝐋 ⌑ ─ ⌗ . 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓Where stories live. Discover now