8. Jadikan Aku Kekasihmu

En başından başla
                                    

Tanpa Zhan bertanya saja mereka mengerti dan dengan serempak mereka mengangguk mengiyakan.

Kesabaran Zhan telah habis sudah, dia langsung pergi dengan bibir yang dimajukan dan Jingyu berlari untuk mengejarnya.

"Bisakah kau berjalan lebih hati-hati lain kali?" Laki-laki bernama Acheng itu bertanya dengan lembut penuh perhatian saat ini.

Namun, lelaki bernama Haikuan  itu terlihat tak senang, merenggut memalingkan wajahnya.

"Kenapa kau marah?"

"Aku tidak marah!"

"Lihatlah bibirmu manyun begitu! Dan lihatlah! Kau berjalan di depanku sekarang, meninggalkan aku."

"Acheng dengar! Jangan lagi buat masalah dengan orang lain!"

"Itu semua gara-gara kau! Bagaimana bisa kau mengobrol dengan begitu dekat dengan wanita itu!"

"Jadi ... Itu semua karena kau cemburu?!" Saat ini hati Haikuan yang kesal tiba-tiba saja tumbuh banyak bunga bermekaran.

"Arghh!! Bagaimana bisa kau menyimpulkan seperti itu!"

"Tolong jelaskan jika aku salah menyimpulkan."

Alih-alih menjawab, kini wajah Acheng memerah. Bingung bagaimana menyembunyikannya, sepertinya dia ketahuan.

"Sudahlah lupakan! Kita pergi ke kantin saja!" ajak Acheng yang saat ini sambil menggandeng tangan Haikuan.

Di lain tempat.

"Apa kau masih marah padaku?" tanya Jingyu yang sejak tadi duduk di samping Zhan, tapi tidak dihiraukan sama sekali olehnya.

"Kau, kan tahu Jingyu, kalau aku benci jika ada orang yang mengolokku seperti itu. Memang, aku tidak sekeren Xu Kai yang mempunyai banyak pacar, tetapi aku kan laki-laki, aku merasa jengkel jika dibilang seperti itu, dari aku kecil semua orang yang bertemu denganku akan mengatakan hal itu, berbeda dengan Xu Kai, semua orang akan memujinya bocah tampan, kenapa saat giliran aku selalu di bilang bocah manis, bocah cantik!" cerita Zhan panjang lebar, dengan bibir yang maju menggemaskan. 

"Lihatlah aku yang tampan ini! aku optimis jika aku bakal mempunyai pacar di kampus ini."

"Laki-laki atau wanita Zhan?" goda Jingyu yang membuat Zhan kesal.

"Argh! Jingyu, apa maksudmu?" tanya Zhan kesal sambil memukul lengan Jingyu "jika aku mencari pacar laki-laki aku tidak akan susah-susah, pasti kamu sudah kujadikan pacarku sejak lama." Zhan kini tertawa sambil menggoda balik Jingyu. Sungguh moodnya cepat sekali berubah.

Jingyu menatap Zhan yang saat ini sepertinya tengah bahagia karena berhasil mengolok dirinya yang terkenal si paling lurus itu. Sampai-sampai seluruh rumor tentang kekasih Jingyu kandas seluruhnya di tengah jalan. Beberapa kali memang Jingyu sempat memiliki kekasih, tetapi sepertinya tidak ada yang sampai tiga bulan, semua berakhir begitu saja. Dia benar-benar terlihat si orang paling benar.

Dari sudut pandang Jingyu Zhan yang masih tertawa lepas dengan mata  menyipit itu begitu cantik, tidak pernah berubah di mata Jingyu sejak saat pertama kali bertemu.

Dia perhatikan dalam-dalam wajah sahabat dekatnya itu dari samping. Melihat Zhan yang sepertinya tidak fokus, Jingyu merapatkan tubuhnya semakin dekat ke Zhan, hingga tidak ada celah sedikitpun di antara mereka, tiba-tiba Jingyu membisikan sesuatu di telinga Zhan dengan sangat lembut.

"Jika kau mau, aku bersedia menjadi kekasihmu."

Mendapat jawaban seperti itu, Zhan langsung kaget dan menoleh ke arah Jingyu yang berada di sampingnya, dia tidak menyadari jika jarak mereka saat ini benar-benar rapat, sampai-sampai wajah mereka berdua sangatlah dekat, mungkin kurang dari lima centimeter, bahkan hidung mereka sepertinya sudah bersentuhan.

Zhan yang sepertinya terkejut hanya diam memandangi Jingyu dengan mata sipitnya, mulutnya bahkan masih terbuka seperti ingin berbicara, tetapi tertahan.

Tidak ada yang memulai untuk bergerak mengubah posisi canggung itu. Hingga akhirnya Zhan memecah kecanggungan. "Ah, Jingyu! Kau terlalu dekat!" Sembari mendorong dada bidang Jingyu.

Namun, dia tak dapat bergeser , tangan Jingyu sudah berada di belakang kepala dan leher Zhan tanpa dia sadari, menahannya agar tak bergerak.

Tiba-tiba saja sebuah ciuman paksa terjadi tanpa bisa Zhan hindari. Mata Zhan membola tak percaya yang saat ini tengah mereka lakukan, ini di bangku taman kampus! Di tempat terbuka! Jingyu sepertinya sudah gila jika bercanda masalah seperti ini!

Saat ini Zhan benar-benar sadar, jika ini semua salah. Salah! Zhan mulai berontak, mencoba mendorong dada Jingyu yang kokoh. Tapi, perlawanan Zhan malah membuat Jingyu bersemangat.

Jingyu kini memaksa menerobos  mempermainkan lidah Zhan yang terus menghindar. Menjilati bibirnya yang basah karena saliva keduanya.

Entah apa yang ada di pikiran Zhan saat ini, dirinya yang tengah dicium oleh sahabatnya itu, malah tiba-tiba teringat adegan ciuman pertamanya dengan Yibo. Persekian detik Zhan seperti hilang kendali membiarkan Jingyu bertindak sesukanya.

Zhan mulai kehabisan napas, dia memukul-mukul dada Jingyu mencoba memberitahu untuk mengakhiri ciuman ini. Jingyu yang tersadar Akhirnya melepaskan ciuman dengan terpaksa.

Tampak Zhan langsung meraup udara sebanyak yang dia bisa, dadanya terlihat kembang kempis seperti orang yang baru berlari maraton.

Diam-diam Jingyu tersenyum dan berkata pelan. "Akhirnya aku mendapatkan ciuman pertamamu, Zhan."

Hal itu tak mungkin didengar Zhan, karena saat ini Zhan telah berdiri, dengan napas yang masih memburu, Zhan dengan kesalnya memukul kepala Jingyu setelah berhasil menenangkan diri. "Dasar bodoh! bercanda juga ada batasnya," ujar Zhan sambil melangkah pergi meninggalkan Jingyu yang sedang menahan hasratnya yang terlanjur bangkit itu.

"Aku tak menyangka jika melakukan denganmu ternyata jauh berkali-kali lipat lebih baik dari bayanganku selama ini."

Bersambung.

Chasing His FeelingHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin