Thalia tersenyum penuh makna, dalam hati ia ingin membuka dua butik sekaligus. Tapi, untuk pusat butik akhirnya Thalia memutuskan akan membuka Butiknya di pusat kota Othello yaitu Kota Denally. "Sebenarnya saya ingin membuka di dua tempat itu jika memungkinkan," Jelasnya sambil meminum teh dan mengambil kudapan yang telah Madam Jasmine sajikan. "Akan tetapi, untuk pusat toko saya akan merintisnya di pusat kota terlebih dahulu. Kota Denally."

Madam Jasmine mengangguk, "Saya ada beberapa rekomendasi tempat yang bagus, Nona. Jika nona berkenan, saya siap menemani nona untuk melihat-lihat kesana,"

"Baiklah saya setuju, 2 hari jika Madam tidak sibuk aku akan menjemput madam pagi hari!" Ujar Thalia mengusulkan dan di sambut anggukan setuju Madame Jasmine.

"Dan ini aku ada beberapa desain Madamen, aku ingin kau membuatkanku pakaian dan gaun sesuai dengan desainku ini. Mungkin nantinya juga akan kita jual di butik." Thalia menyodorkan gulungan kertas yang sedari tadi di bawa oleh Yasmin.

Kedua mata Madam Jasmine fokus melihat gambar di gulungan kertas itu, ia baru pertama kali melihat model desain seperti itu. "Cantik sekali dan beberapa dari desain ini terlihat asing aku tidak pernah melihat model seperti ini,"

Senyum Thalia mengembang, "Itu bagus sekali! Pasti akan banyak pembeli berdatangan di butik nanti. Toh, saya tidak hanya berfokus membuat gaun untuk kalangan atas saja, rakyat jelata pun bisa membelinya dengan harga yang ramah," Jelasnya.

"Apa nona sudah menemukan nama butiknya?," Tanya Madame Jasmine.

Thalia mengangguk, "BTQUE" Ujarnya.

"Nama yang unik," Ucap Madame Jasmine dengan sorot mata masih melihat desain yang Thalia buat.

"Bisa kah madam membuatnya dalam waktu kira-kira satu minggu?" Tanya Thalia mengingat dua minggu lagi ada acara ulang tahun Putra Mahkota.

"Saya usahakan tepat waktu nona. Jika sudah selesai saya akan mengabari Nona," Kata Madame Jasmine

"Baiklah Madame! Nanti saya akan meminta tolong pengawal untuk mengambilnya." Jawab Thalia singkat.

***___***

Bukan Thalia dari masa depan namanya jika ia belum menjelajah tempat baru. Sepulang dari rumah Madame Jasmine, ia tidak langsung pulang. Thalia kembali berkeliling desa setelah mendapat informasi dari Louise, jika di kota Denally terdapat festival perayaan panen raya.

Setiap tahun setelah panen bahan pokok, maka akan di adakan perayaan panen raya. Acara tersebut di lakukan sehari semalam saja, tapi untuk persiapan sudah berbulan-bulan yang lalu. Mengingat kota kecil di wilayah kekuasaan Orthello itu banyak.

Thalia membeli beberapa buah tangan untuk orang di rumah. Ia memilih beberapa aksesoris dan baju pria, Yasmin dan Louise masih setia menemani Nona mudanya jalan-jalan dengan tangan yang sudah membawa beberapa bungkus bingkisan buruan Nonanya. Tak lupa juga, bingkisan untuk kedua pelayannya yang masih setia mengekori Thalia di belakang.

Bruk

Aksesoris wanita yang Thalia coba jatuh berhamburan ke tanah. Sontak ia mengalihkan kedua mata tajamnya kearah bocah lusuh yang menabraknya tadi. Louise tak tinggal diam, secepat kilat ia menangkap bocah lusuh tersebut sebelum lari semakin menjauh.

"Berlutut!" Bentak Louise pada bocah itu sambil mendorong tubuhnya ke bawah sampai ia jatuh bersimpuh di hadapan Thalia. Kedua matanya Thalia melembut menatap teduh bocah lusuh yang sedang berlutut di hadapannya.

Ternyata selain menabrak, bocah itu juga mengambil kantong penyimpanan emas miliknya. Thalia takjub, ia tidak merasa bahwa dirinya sedang di copet.

"Nak, kenapa kau melakukan hal tak terpuji seperti ini?" Tanya Thalia dengan posisi sudah sejajar dengan bocah lusuh itu. Thalia duduk berjongkok tanpa takut mengotori gaunnya. Bocah itu diam, kedua mata coklatnya menatap Thalia takut-takut.

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now