1. (S2) Kamu Jelek

Começar do início
                                    

Seketika melihat Bram, pemuda itu terpikirkan sesuatu untuk bisa mempertahankan hubungan Nicholas dan Angga.

Anak itu memasang wajah polos dan menggemaskan seraya menggoyangkan lengan Bram.

"Opa~ bikin Om Angga naik pangkat dong... atau langsung nikahkan aja Bang Nic sama Om Angga sekarang. Kalo Opa yang nyuruh, Om Angga pasti mau. Ya! Ya! Ya!"

Bram nampak berpikir sejenak. Sebenarnya Ia berharap Nicholas akan menikah dengan seseorang yang bisa memberinya keturunan.

Namun, mendengar permintaan cucu kesayangannya ini, mana mungkin Ia akan menolaknya.

Bram mengusap surai lebat milik pemuda itu lembut. Mengatakan jika dia akan memikirkan permintaannya itu. Lanjut menyuruhnya untuk masuk ke dalam ruangan.

"Dengar Angga, saya ti— Adek? Opa?"

Penuturan Nicholas terpotong sesaat dua insan itu masuk ke dalam ruangannya.

Angga yang melihat pemilik perusahaan Sanjaya ada di hadapannya, lekas membungkuk memberi salam dan segera pamit untuk angkat kaki dari tempat itu.

Sayang, langkahnya tertahan oleh Bram yang mengatakan untuk tetap berada di dalam ruangan.

Bram berdehem sekali lalu memulai buka suara,

"Saya ingin masalah pribadi kalian selesaikan dulu sekarang. Jadi, jangan kembali ke kantor ini sebelum permasalahan kalian selesai."

"Lah?! Opa gimana sih? Kok malah diusir??" batin pemuda yang masih digandeng tangannya oleh Bram.

"Anggara, saya akan memecatmu jika kau tidak bisa jujur dengan perasaanmu sendiri," lanjut Bram membuat lawan bicaranya sukses terperanjat.

"Ma—maaf Tuan besar...maksud anda?"

Bram tak menjawab dan justru menepuk pundak lebar Nicholas.

Nicholas mengangguk paham dan kembali menatap Angga.

Detik kelima Bram membawa pemuda yang sedari awal digandengnya keluar dari ruangan.

"Ayo, Boy. Kita makan siang di luar sama-sama," ajak Bram pada cucu kesayangannya itu.

"Loh? Loh? Jadinya gimana terus itu?? Eh Bang! Nyoh dokumennya!" pemuda yang kelimpungan itu melemparkan map coklat pada Nicholas sebelum dirinya ditarik keluar dari ruangan.

Hingga kini kembali tersisa dua insan yang masih dalam masa pertengkaran.

Nicholas dengan ekspresi terlihat tak bersahabat dan aura gelap menyelimutinya beranjak keluar dari ruangan itu.

"Kenapa masih diam? Kamu ga dengar perintah dari Direktur tadi?" ucap Nicholas tanpa menoleh pada Angga.

Angga yang masih belum paham dengan situasinya hanya patuh berjalan mengikuti sang majikan yang ada di depannya.

Singkat cerita Nicholas hendak membuka pintu mobil miliknya, sebelum Angga menahannya,

"Tuan, biar saya saja yang menyertir."

"Gak. Kamu jelek," tolak Nicholas dengan menyertakan alasan yang tidak jelas.

Detik kedua Ia masuk ke dalam kursi kemudi dan menutup pintunya dengan tidak santai.

Angga terkekeh tak kuasa menahan gemas dengan tingkah laku kekasih yang lebih muda darinya itu. Lanjut Ia ikut masuk ke dalam mobil di sebelah kursi pengemudi.

Nicholas melajukan mobilnya entah akan pergi ke mana. Suasana dalam mobil itu hening tak ada obrolan.

Selang 30 menit lamanya perjalanan. Nicholas memarkirkan mobilnya di area yang dekat dengan pinggir danau.

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Onde histórias criam vida. Descubra agora