video call

1K 161 10
                                    

siang ini seperti biasa junkyu akan menjemput dua anaknya di sekolah saat jam makan siang, gerbang warna-warni sudah terbuka dan bisa dilihat junkyu anak-anak mulai berlarian keluar menghampiri para orang tuanya yang menjemput mereka.

mata cantik junkyu memicing saat melihat junhyuk berjalan pelan sambil menggandeng hikaru yang sedang menunduk, junkyu bingung karena tidak seperti biasanya anak kembar itu akan lomba berlari siapa yang lebih dulu sampai di depannya.

"bunda... hiks..."

raut junkyu berubah menjadi sangat khawatir saat mengetahui hikaru menangis dengan jawah yang sudah sembab, sedangkan junhyuk juga terlihat sedang menahan air mata yang sudah siap tumpah dari pelupuk matanya.

"kenapa sayang? hikaru kenapa menangis? ada yang nakal sama hikaru?" junkyu berjongkok untuk bisa menyamakan tingginya dengan junhyuk dan hikaru.

"pulang. junhyuk mau pulang ke rumah, bukan ke rumah uncle seungmin" junhyuk berucap dengan suara bergetar yang membuat junkyu langsung membukakan pintu mobil untuk mereka.

diperjalanan tidak ada canda tawa dan celotehan tentang keseharian mereka seperti biasa, hanya ada suara tangis hikaru dan isakkan pelan dari junhyuk yang menemani perjalanan pulang mereka siang ini.

junkyu tidak mau bertanya terlebih dulu, pria manis itu memberikan waktu untuk keduanya meluapkan emosinya sampai tuntas. walaupun segenap rasa khawatir menyelimutinya, ditambah junhyuk yang jarang menangis saja sampai ikut menangis seperti itu berarti ada sesuatu yang terjadi, tapi junkyu tidak boleh memaksa kedua anaknya itu untuk bercerita disaat mereka belum tenang.

setibanya di rumah tangis junhyuk langsung pecah begitu saja, diikuti dengan hikaru yang sudah mulai kesulitan untuk sekedar mengambil nafas karena anak itu sudah menangis lebih lama dari pada sang kakak.

junkyu memeluk dua buah hatinya, membawa mereka ke dalam pelukan hangatnya berharap itu bisa sedikit menenangkan mereka.

"it's okay twins, it's okay... everythings gonna be alright, bunda is here..." junkyu mencium pucuk kepala junhyuk dan hikaru secara bergantian.

setelah dua puluh menit berlalu, tangis keduanya mulai mereda. hanya tersisa sesegukan kecil.

"minum dulu ya, pasti kalian haus" junkyu memberikan dua botol minum yang diambil dari tas sekolah mereka.

"sudah mau cerita?" tanya junkyu.

"bunda..." panggil hikaru dengan suara parau.

"apa sayang? cerita sama bunda, yuk. kalau ada yang jahat sama kalian jangan takut buat bilang sama bunda"

"hikaru mau telepon uncle haru... boleh?"

"junhyuk juga,"

junkyu terdiam, mencoba memikirkan alasan apa dibalik permintaan junhyuk dan hikaru barusan. tapi mengingat tangisan hebat si kembar tadi membuat junkyu segera mengambil ponselnya dan mendial kontak haruto untuk melakukan panggilan video.

"halo? kenapa kyu?"

panggilan video sudah tersambung, menampilkan wajah tampan haruto yang sepertinya baru bangun dari tidurnya.

junkyu merasa tidak enak karena mengganggu tidur pria tampan itu, yang tentu saja junkyu tau seberapa kurangnya waktu haruto untuk tidur.

"hiks.. uncle h-haru... hiks.."

tangisan kecil hikaru kembali terdengar saat wajah haruto muncul dilayar pipih tersebut.

"loh? hikaru kenapa menangis, kyu?"

"aku juga gak tau, haru. dari pulang sekolah mereka berdua sudah menangis, tapi setelah tangisnya reda mereka minta telpon kamu. maaf ya kalau aku jadi ganggu tidur kamu,"

"no need to say sorry, kyu. jadi, dua jagoan uncle haru kenapa menangis, hmm?"

"uncle, ada yang nakal sama junhyuk dan hikaru di sekolah. uncle pernah bilang kalau ada yang nakal sama kita berdua di sekolah harus bilang ke uncle, kan?"

junhyuk akhirnya buka suara walaupun suaranya terdengar serak dan parau.

"siapa yang nakal sama kalian?"

"teman-teman dan ibu guru!"

"waktu sebelum pulang, ibu guru memberikan kita semua undangan untuk graduation nanti. teman-teman mendapatkan dua undangan, satu untuk bunda dan satu lagi untuk papa. tapi junhyuk dan hikaru hanya mendapat satu, hanya untuk bunda. jadi teman-teman bertanya kenapa kita cuma dapat satu, ibu guru bilang karena kita tidak punya papa. hiks.. lalu teman-teman menertawakan junhyuk dan hikaru, mereka bilang kita anak nakal jadi tidak punya papa. apa itu benar, uncle haru? junhyuk dan hikaru tidak punya papa karena kita anak nakal?"

junkyu bungkam saat mendengar alasan kenapa anak kembarnya menangis hebat yang akhirnya keluar dari mulut junhyuk, dadanya berdenyut nyeri membayangkan betapa sakitnya hati junhyuk dan hikaru diperlakukan seperti itu. mereka berdua belum mengerti apa-apa, dan semua ini sama sekali bukan salah keduanya.

"hey, dengarkan uncle haru ya, jagoan? junhyuk dan hikaru anak baik, mereka semua yang nakal. biarkan mereka mau berbicara apa, yang penting junhyuk dan hikaru tetap menjadi anak yang baik untuk bunda junkyu. junhyuk anak hebat, junhyuk selama ini menjaga bunda junkyu. hikaru anak pintar, selama ini hikaru sudah menemani bunda junkyu. junhyuk dan hikaru anak baik, bukan anak nakal."

"tapi mereka benar kalau hikaru dan junhyuk hyung tidak punya papa, hiks.. selama ini hanya ada bunda yang bersama kita"

"iya uncle, kita tidak punya papa. kenapa kita tidak punya papa? jaeyun hyung saja punya daddy dan mommy, tapi kenapa junhyuk dan hikaru hanya punya bunda dan tidak punya papa? kita juga ingin bermain seperti jaeyun hyung bermain dengan uncle christ,"

"kalian punya papa, uncle haru–"

"haru, aku harus masak untuk makan siang. akan aku sambung lagi nanti,"

junkyu dengan segera memutuskan sambungan panggilan video itu tanpa membiarkan haruto berbicara lebih banyak lagi, karena demi apapun si manis belum siap untuk memberi tau si kembar tentang semuanya. alasan apa yang akan diberinya untuk menjelaskan semua kesalahannya.

"bunda? kenapa dimatikan? uncle haru tadi belum selesai berbicara" protes hikaru.

"bunda harus masak untuk makan siang, sayang. uncle haru juga akan segera berangkat bekerja. sekarang kalian ganti baju di kamar ya, setelah itu kita makan siang" ucap junkyu sambil mengirim pesan pada mashiho karena sepertinya siang ini dia tidak bisa kembali lagi ke kantor.

menghindari pertanyaan lebih lagi dari si kembar, junkyu langsung meninggalkan keduanya dan pergi menuju dapur dengan perasaan bersalah. karena junkyu sadar kalau selama ini yang memisahkan si kembar dari ayah biologisnya adalah dirinya sendiri.

sedangkan junhyuk dan hikaru hanya diam di tempat sambil memandang punggung sang bunda yang sudah menghilang dibalik tembok, anak kembar itu saling bertukar pandang.

"hyung, apa mungkin uncle haru tau siapa papa kita?"

to be continue

selcouth; harukyuNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ