"Iya, sih, mbak. Tapi aku nggak mau jadi bahan gosip banyak orang."

"Bener juga sih. Apalagi dengan posisi Pak Al sebagai bos ternama, pasti jadi gosip yang meleber kemana-mana. Belum lagi entar pasti ada saja asumsi-asumsi aneh dari orang-orang."

"Makanyaaa..."

"Yaudahlah, nggak usah diambil pusing. Selama kalian bahagia, ngapain mikirin komentar orang. Kalau kata pepatah sih, kita nggak bisa menutup mulut semua orang, tapi kita bisa menutup dua telinga kita." Komentar Windy. Andin tersenyum tipis dengan perasaan resah.

//TRIIING TRIINGG!//

Andin reflek melihat pada ponselnya yang tiba-tiba berdering. Disana tertera nama sang kekasih yang sedang memanggilnya. Ia melirik Windy yang tampak berusaha ikut melirik pada ponselnya dengan tatapan penasaran.

"Ayang, ya?" Windy bertanya, usil. Andin mengulum senyumnya. Tanpa menjawab pertanyaan dari rekan kerjanya, Andin langsung menyambut panggilan telepon tersebut.

"Halo, Mas."

"Andin, kamu jadi masuk kerja hari ini?"

"Iya. Ini aku masih di kantor, Mas."

"Ohh. Terus, hari ini jadi mau ngajak saya belanja?"

"Jadi. Kenapa? Kamu sibuk, ya?"

"Oh, nggak. Saya hanya memastikan saja. Takutnya kamu masih sakit dan harus banyak istirahat. Belanja kan harus banyak jalan, kalau kamu kecapekan nanti bahaya."

"Aku baik-baik saja, Mas. Percaya deh. Lagian aku mau bantuin kamu menyiapkan keperluan untuk keberangkatan kamu nanti." Mendengar suara kekasihnya yang antusias membuat Aldebaran menyunggingkan senyumannya.

"Yasudah, kalau memang kamu mau seperti itu. Tapi ingat, kalau merasa sakit atau capek bilang, ya."

"Iyaa."

"Pas jam makan siang nanti, sayang jemput kamu di kantor, ya."

"Oke, Mas." Sahut Andin sambil melirik jam tangannya.

__________________________________

Dua sejoli sedang menikmati makan siang mereka di sebuah resto Jepang di salah satu mall besar di pusat kota Jakarta. Mereka menikmati sajian menu khas Jepang seperti aneka sushi dan sashimi sesuai dengan pilihan Andin. Sementara Aldebaran hanya mengikut saja.

"Aku sudah lama nggak mampir kesini." Tukas Andin di tengah-tengah makan mereka.

"Kamu sering kesini?"

"Lumayan."

"Suka makanan-makanan jepang begini?"

"Sushi dan sashimi aku suka. Tapi makanan jepang yang lainnya kurang suka sih."

"Sering kesini sama siapa?" Tanya Aldebaran, mulai kepo.

"Paling sering sama Baskara. Tapi terakhir waktu itu makan siang disini sama Daniel." Jawab Andin, yang tampaknya dengan sengaja ingin memancing reaksi Aldebaran. Benar saja. Raut muka pria itu berubah menjadi tak bersahabat begitu mendengar nama yang baru saja Andin sebut.

"Kapan?" Tanya Aldebaran.

"Kapan, ya? Lupa, sih. Sudah lumayan lama juga."

"OH." Respon Aldebaran berusaha terlihat santai.

Andin tersenyum usil begitu mengetahui bumbu-bumbu cemburu itu tengah mengusik mood pria tersebut. Andin pun mengambil satu potongan sushi miliknya dengan sepasang sumpit lalu menyodorkannya ke dekat mulut pria itu. Aldebaran mengerutkan keningnya namun dibalas dengan senyuman manis kekasihnya.

Forever Afterحيث تعيش القصص. اكتشف الآن