Pelecehan seksual

2.7K 40 0
                                    

Hal buruk yang menimpa seseorang diwaktu kecil akan berpengaruh besar pada psikologisnya. Trauma yang mendalam bisa menyebabkan seorang anak memiliki sikap dan perilaku yang menyimpang disaat ia dewasa.
Tidak ada seorangpun di dunia ini yang ingin mengalami hal yang buruk, begitu juga denganku. Namun apalah daya peristiwa kelam itu telah merenggut kebahagiaan sebagian masa kecilku. Kisah ini berawal saat aku ikut kakak ke pemandian air panas di sebuah tempat yang banyak dikunjungi di kota tempat aku tinggal. Sebuah kejadian yang sangat membekas dalam ingatan yang akhirnya mengubah orientasi se***alku.

Perkenalkan namaku Julian panggil saja Ian, anak kedua dari tiga bersaudara. Kakakku Reihan dan adikku Nina.

Hari Minggu pagi. Bang Reihan sudah siap dengan segala perlengkapan dan bekalnya, hari ini aku akan ikut bersamanya ke pemandian air panas yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Bersama dua orang kawan Bang Reihan, kita berangkat naik motor.

"Lu bawa adik-lu juga Rei?" Tanya Yongki salah seorang teman kakakku.

"Iya. Kasihan, gue bawa jarang main soalnya."

"Kelas berapa sekarang?" Tanyanya lagi.

"Kelas lima"

"Gue jarang liat!"

"Ade gue emang pendiam, juga jarang gaul. Wajar kalau lu jarang lihat."

Sejak tadi ada yang aneh dari tingkah Yongki teman kakakku itu, dia selalu melihat, memperhatikanku dengan tatapannya yang aneh.
Setelah satu jam lebih perjalanan tibalah kita di tempat pemandian air panas. Disana ada lima kolam air panas dan beberapa kamar mandi yang berjejer rapi. Dan satu kamar mandi yang posisinya menjauhi kolam dan kamar mandi lainnya.
Bang Reihan menyuruhku berganti pakaian yang telah disiapkan dari rumah. Aku masuk ke salah satu kamar mandi itu dan keluar hanya mengenakan Bokser.
Bang Reihan dan kedua orang temennya berenang di satu kolam denganku. Keduanya tampak sangat asik berenang. Aku berenang sedikit menjauhi mereka, sampai tiba-tiba Bang Yongki mendekat.

"Ian! Kok kamu malah ngejauh sih."

"Gak papa, Bang, aku lebih suka disebelah sini."

"Oh. Ikut Abang Yuk! Tuh ke kolam yang itu." Ucap Bang Yongki sambil menunjuk salah satu kolam yang tidak terlalu banyak orang.

"Aku disini aja Bang."

"Ayolah, disana lebih bersih dan airnya gak terlalu panas." Bujuknya.

Karena memaksa, akhirnya aku menurut. Bang Yongki menarik tanganku,  sedikit memaksa. Kemudian dia menuntun masuk ke kolam. Ternyata benar, kolam yang ini lebih bersih dan tidak terlalu panas. Baru beberapa menit berenang, tiga orang yang ada di kolam ini naik, tinggallah aku sama Bang Yongki.
Dan lagi, Bang Yongki menunjukkan sikapnya yang aneh, ia seakan berusaha ingin sedekat mungkin.Saat aku berenang menjauhinya, tiba-tiba dari arah belakang ia memeluk. Bibirnya hampir bersentuhan dengan leherku.

"Abang mau ngapain?" Tanyaku sedikit kaget.

"Gak papa, takut kamu gak bisa berenang."

"Lepas Bang! Aku gak papa kok."

"Ya udah, kamu berenangnya jangan jauh-jauh, Deket Abang aja."

Apa yang Bang Yongki lakukan, membuatku  takut, bagaimana tidak disaat aku berenang, entah disengaja apa tidak, dia meraba-raba pa**at-ku, sesekali menggesekkan bagian paling sensitinya pada paha.

"Ki! Udahan dulu yuk, kita makan." Teriak Bang Reihan dari tempatnya berenang.

Tidak banyak bicara, Bang Yongki naik diikuti oleh aku. Setelah makan dan minum, kami tidak langsung berenang, duduk-duduk menikmati pemandangan sekitar kolam. Sesekali berkeliling.
Sekitar satu jam lebih kita kembali berenang. Aku memilih tempat sendiri, memisah dari Bang Reihan dan kedua temannya. Namun baru beberapa menit, Bang Yongki kembali mendekat.

KISAH CINTAKU BERSAMA BANG RIAN SANG KULI BANGUNANWhere stories live. Discover now