{ HFK 01 }

4.9K 418 59
                                    

🅦︎🅐︎🅡︎🅝︎🅘︎🅝︎🅖︎
- Typo ( selalu bertebaran )
- Bukan BL
- Bahasa baku + non baku
- Cerita tidak selalu sesuai alur
- cerita murni hasil imajinasi author
- Dilarang menjiplak karya author!

[ Happy Reading ]

Disebuah ruangan yang gelap hanya sebuah lilin sebagai sumber cahaya didalam ruangan gelap gulita tersebut terlihat dua orang.

Yang satu terbaring di lantai dengan keadaan yang jauh dari kata baik dengan darah yang terus mengalir dari lukanya sementara yang lain Seorang pria hanya menatap datar kearah pemuda yang terbaring di lantai yang dingin dengan luka yang cukup serius di seluruh tubuhnya serta yang paling parah adalah luka di kepalanya yang mengeluarkan darah

" Seharusnya aku sudah membuang mu sejak lama bahkan kamu tidak bisa melakukan hal yang mudah harusnya kamu menjadi seperti kakak mu " suara bariton pria tersebut yang terdengar dingin dan acuh sambil menatap dingin disertai rasa jijik yang di arahkan ke pemuda yang terbaring lemah di lantai

Sementara pemuda itu hanya diam karena rasa sakit yang dia rasakan dari luka - lukanya apalagi kepalanya yang terluka parah serta darahnya yang terus menerus keluar

" Ck harus aku tidak merawat makhluk tidak berguna seperti mu hanya menyusahkan saja seandainya kamu dapat mencontoh sedikit dari kakakmu pasti aku akan memaafkan mu " sekali lagi pria tersebut berujar masih sama dengan sebelumnya

Pemuda tadi hanya diam dirinya lelah dengan semua tuntutan yang diperintahkan oleh pria yang berada di hadapannya tersebut yang tidak lain adalah ayahnya sendiri

Seorang pria yang hanya menginginkan kesempurnaan dan sesuai keinginannya apapun itu harus sesuai dengan dirinya pria yang tidak pernah menatap ataupun memberi kasih sayang kepadanya hanya kakaknya dan hanya kakaknya lah yang akan selalu di perhatikan oleh pria tersebut

" Aku lebih baik mendinginkan kepala ku dari pada terus di sini dan melihat mu semakin membuat ku jijik " ujar pria tersebut dan langsung meninggalkan ruangan gelap tersebut dan langsung menutup pintu dengan kasar

Meninggalkan pemuda yang terluka tersebut tanpa seorangpun yang membantu nya ataupun merawat lukanya

Pemuda itu dengan perlahan bangun sambil menahan sakit kepala dan seluruh tubuhnya yang disebabkan oleh pukulan dari ayahnya

Pemuda itu bersandar pada dinding ruangan tersebut yang tidak lain adalah Kamar nya kamar yang tadinya rapi dan bersih menjadi Ruangan yang berantakan dan gelap semua barang miliknya hancur dan rusak

" Ha .... Ha ... Ha ... HAHAHAHA " pemuda itu tertawa miris dengan nasib nya yang sangat tidak beruntung

" Ha ha ha ha yang ada di pikiran pak tua itu hanya kesempurnaan dan putra kebanggaannya itu tidak ada tempat bagi ku di keluarga ini sejak aku di lahir kan hanya ada satu tempat dan itu hanya untuk putra sulung kebanggaannya itu " ujar pemuda itu dengan kecewa sambil tersenyum miris

Pemuda itu hanya bisa menghela nafas panjang lalu kembali berujar

" Mommy hiks zie kangen sama mommy Kenapa zie ditinggal disini bersama mereka ? hiks kenapa zie tidak mommy ajak hiks ? Zie lelah mom zie capek selalu menjadi pelampiasan amarah nya zie capek selalu di banding - bandingin sama kak Axel terus hiks zie sudah berusaha buat dia bangga tapi semua itu sia - sia karena dia tidak akan memperhatikan zie " ujar pemuda itu dengan lirih sambil terisak meluapkan semua emosi yang dipendamnya selama ini

🄷🄰🄿🄿🄸🄽🄴🅂🅂 🄵🄾🅁 🄺🄴🄽🅉🄸🄴 Where stories live. Discover now