08

452 45 11
                                    

Jangan lupa vote dan coment <3

Hujan lebat sedari subuh tak juga berhenti ditanah Narnia hari itu

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Hujan lebat sedari subuh tak juga berhenti ditanah Narnia hari itu. Edmund masih berdiri didepan pintu Aslan's how memandangi langit Narnia yang selimuti awan gelap yang tebal. Kapan sekiranya hujan ini berhenti, begitu pikir Edmund. Ia merasa sedikit kecewa, karena entah apa yang terjadi tapi dia cukup bersemangat untuk latihan hari ini dengan Zea.

Sejujurnya Edmund merasa sedikit bingung dengan dirinya sendiri karna tiba-tiba pertanyaan tentang 'untuk apa aku mempelajari sihir' muncul menjadi tanda tanya besar.

Diketerdiamaan Edmund ditengah hujan itu ia tak kunjung menemui jawaban yang ia mau. Tapi hanya dua hal yang pasti, entah karena dia ingin mempelajari hal baru atau mungkin dia hanya ingin Zea dekat dengannya.

"Hujan. menurut mu akan lama?" Tiba-tiba suara zea muncul disebelah Edmund membuat lamunan pria itu buyar seketika.

Edmund menunjuk langit gelap diatas sana, "Terlihat begitu." dan Zea mengangguk menyetujui jawaban Edmund.

Berbanding terbalik dengan Edmund yang sudah berpakaian rapi, Zea masih dengan piyama lusuhnya yang entah dari mana ia dapatkan, rambutnya juga masih berantakan dan tampaknya hanya dirapikan asal-asalan.

"Kau langsung kemari setelah bangun tidur?" Tanya Edmund sembari mengalihkan perhatian dari Zea.

"Hm, aku langsung mencari mu. Trumpkin bilang kau disini."

"Mencari ku untuk apa?" Tanya Edmund kebingungan mendengar bahwa ia menjadi orang pertama yang Zea cari setelah bangun tidur.

Zea mengernyitkan dahinya bingung, perhatiannya ia alihkan dari rintik hujan untuk melihat Edmund yang sama bingungnya. "Untuk?" Ada jeda selama tiga puluh detik karena gadis itu berusaha mengais jawaban yang tepat, tapi tak ia dapatkan, "aku juga bingung, hanya ingin?"

"Kita baru berjumpa berberapa jam yang lalu dan kau sudah begitu merindukan ku, Zea?" Goda Edmund tersenyum puas. Kedua tangannya ia taruh dipingang dengan dada terbusung pertanda dia merasa tersanjung.

"Aku." Zea menunjuk dirinya sendiri "Merindukan mu?" Lanjutnya dengan wajah setengah ingin muntah, "Lebih baik aku membuang tubuh ku ke dalam jurang."

"Cih, suatu saat kau akan merindukan ku sampai gila." tutur Edmund.

"Kau ini sudah seribu kali aku bilang bahwa kau dan rasa percaya diri mu ini sangat menyebalkan." Zea berkacak pingang.

"Baiklah aku anggap untuk kali ini kau tidak merindukan ku, tapi untuk yang lain kali sudah pasti aku anggap begitu."

Zea menaikan ujung salah satu bibir nya, "ak.u jamin tidak ada lain kali, Edmund pevensie."

Edmund terkekeh kecil, merasa puas sudah membuat zea kesal dipagi hari. Edmund ingin sekali bilang bahwa wajah zea yang kesal dengan bibir mengerucut dan jangan lupa gaya berkacak pinganggnya itu begitu imut.

𝐓𝐖𝐎 𝐖𝐎𝐑𝐋𝐃जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें