Chapter 16

19 7 22
                                    

Assalamualaikum.

Hallo para reader's
Gimana nih pada sehat sehat semua kan?
Jadi ada yang kangen nggak sama Anya?

Jam berapa kalian baca cerita ini?

Baterai kalian berapa persen?

Ini cerita pertamaku.
Typo dimana-mana.

Jika terdapat kesaaman dalam penulisan baik dalam nama, dialog, alur, dan lain-lainnya,

Aku sebagai penulis/pengarang meminta maaf.
Ini murni pikiran aku sendiri.

Selamat Membaca♥♥
B
A
C
K

T
O

C
E
R
I
T
A
____________________________________

Anya bangun dari tidurnya dan mengambil Hp-nya untuk melihat jam. Setelah melihat jam, Anya langsung bergegas ke kamar mandi untuk menyelesaikan ritual mandinya.

Sekitar 20 menit, Anya sudah keluar dari kamar mandi dan memutuskan untuk sholat ashar terlebih dahulu.
Sebelum sholat Anya mengecek handphone nya terlebih dulu, takut Putri minta di jemput. Namun Putri belum mengirim pesan ke Anya dan Anya memutuskan untuk sholat.

Ting..

Putri
Mbak, jemput aku ya sebentar lagi.

Anya yang sedang melipat sajadah segera mendekati handphone nya saat terdengar suara notif. Lalu Anya memutuskan untuk keluar dari kamar dan pergi ke rumah ibu.

Saat di ruang tamu, Anya sempat melihat ke jendela tampak sangat jelas Faris dan Aurel baru saja sampai.

Kamu dari mana Ris? Bukankah kamu sudah memilihku namun kenapa kamu masih saja berbohong. Batin Anya.

Lalu Anya pun melanjutkan langkah kakinya untuk ke rumah ibu.

"Assalamualaikum," salam Anya saat sampai di depan rumah ibu.

"Wa'alaikumsalam," jawab Faris dan Aurel yang kebetulan masih ada di ruang tamu.

"Oh ada kalian, kalian dari mana?" tanya Anya dengan sedikit menekan pembicaraanya.

Faris yang sangat gugup pun menjawab dengan terbata-bata.
"A-aku d-dari nganterin A-aurel Nya."

"Oh gitu, enak ya keluar tanpa izin, tadi aja bilangnya nggak mau nganter, eh tau-tau nya malah tetep pergi aja." ungkap Anya yang sangat menahan amarahnya.

Sesaat suasana menjadi hening akibat perkataan Anya yang sangat tajam tadi.
Faris pun mencoba mencairkan suasana dengan mengalihkan pembicaraan.

"Ekhem.. Jemput Putri jam berapa Nya? Sekarang ta?"

"Gausah aku bisa sendiri."

"Anya ayo aku antar saja. Stasiun sangat jauh, aku takut kamu kenapa-napa."

"Gausah sok peduli Ris, kamu tungguin aja Aurel kamu tuh, biar nggak ngoda cowok orang. Kasihan." ucap Anya dengan amarah yang sudah sampai di puncak.

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Mar 02, 2022 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Cahaya Dalam KegelapanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt