12

676 81 9
                                    


Minho merebahkan tubuhya diranjang besar milik Chan. Matanya menerawang langit-langit sembari melemparkan senyum miringnya.

"Aku masih ingat dia berkata 'aku tidak sudi menerima apapun darimu' hahahaha" tawa Minho membuat Chan menggelengkan kepalanya.

"Bahkan kau lihat sendiri Chan, sudah empat bulan setiap dia mabuk, dia akan datang padaku dan meminta aku memuaskannya. Cih. Berandal kecil."

Minho duduk dari posisi awalnya. Menatap Chan yang masih terdiam.

Sebenarnya, Chan merasa kehilangan Minho akhir-akhir ini karna Minho terus berada di sisi Jisung.

"Kau sudah berhenti bermain-main denganku?" tanya Chan dengan nada serius.

Manik Minho membulat karna tak menyangka Chan akan bertanya seperti itu. Dalam hatinya, seperti tercubit. Mungkin karna Minho merasa belakangan ini mengabaikan Chan.

Drrrt drrtttt
Terasa ponselnya bergetar, Chan segera mengangkatnya.

"Ya, halo?"

"Ini Hyunjin. Aku minta tolong. Han. Ah ayah Jisung mengejarku. Aku menemukan telfon umum disekitar Distric 9." Tuuuuutttttt

Chan bergegas memakai jaketnya. Minho menampilkan mimik bertanya tapi tidak sempat menanyakan.

"Hyunjin." singkat Chan.

Mendengar namanya, Minho segera bangkit dari duduknya dan mengikuti arah jalan Chan ke garasi mobil.

Mereka berdua menuju ketempat dimana Hyunjin terakhir kali memberi tau lokasinya.

Dilain sisi,

Drrrttt
Ponsel Jisung juga bergetar. Menampilkan kontak 'Ayah' dilayarnya. Dia segera mengangkatnya karna tak ingin ada lagi keributan.

"Kenapa ayah?" tanyanya.

Yang diujung telfon menahan emosinya karna si anak pura-pura tidak maksudnya menelfon. "Bagaimana dengan usahamu? Apa yang sudah kau dapat dari Minho?"

"Aku tak mendapat apa-apa" kata Jisung pasrah.

"Hah? Selama ini kau belum mendapat apa-apa darinya? Dengar, jika sampai akhir bulan nanti kau belum bisa mendapatkan posisi di perusahaan Minho, maka sahabatmu Hyunjin, akan datang padamu dengan sisa nafas yang dia punya. Hahahaha" tut.

Telfon itu dimatikan. Jisung segera berlari ke garasi mengambil juga mobilnya dan menuju kerumah ayahnya. Persetan dengan keberadaan Minho sekarang, yang Jisung pikirkan hanyalah sahabatnya.

Namun sesampainya dirumah Ayahnya, Jisung tak menemukan Hyunjin. Tak ada tanda kehadiran ayahnya juga disana.

"Anu tuan Jisung, tuan sedang ada di mansion. Bersama Hyunjin." kata salah satu pengawal yang selalu berada dipihak Jisung.

Dengan cepat Jisung berbalik ke mobil dan menuju ke mansionnya.

Tapi setibanya disana, ada pemandangan yang sangat asing terlihat.

Minho, menciumi Hyunjin didepan Chan dan ditengah para pengawalnya yang sudah serempak berdarah. Entah dimana ayah Jisung tak terlihat pula disana.

Dengan langkah pelan dan hati yang sedikit sakit, Jisung maju menemui mereka. Tapi Minho tak menatapnya sedikitpun.

Minho hanya mengintruksi Chan untuk memapah Hyunjin dari sebelah kiri, sedang Minho sebelah kanan. Mereka, meninggalkan Jisung tanpa sepatah kata.

"Aku, tak terlihatkah?" batin Jisung.


.







ini kepikiran dari mv winter falls deh

ini kepikiran dari mv winter falls deh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

yeah aku ss belom sempet crop wkwkkwkw

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

yeah aku ss belom sempet crop wkwkkwkw

darĸѕιde || jιĸnowWhere stories live. Discover now