"Kau sendiri? bagaimana bisa seorang model ada di perusahaan besar? apa kau meninggalkan pekerjaan mu?" Balas nya tak mau kalah

"Hoi! Model juga butuh kehidupan!"

"Kau pikir polisi tidak butuh kehidupan?"

"Tetap saj– "

Kuroo menghela nafas "Oikawa berhenti mengajak daichi berdebat." Kepala nya sudah pusing karena pekerjaan, sekarang ia harus melihat perdebatan di antara kedua teman nya "Dan daichi bagaimana kelanjutan kasus nya?"

"Tida enak kalo berbicara di sini, terlebih lagi ada dia – "

"Baiklah, baiklah mari kita pergi mencari makan" Ucap oikawa memotong kalimat daichi, dia berjalan mendahului keduanya "Aku akan traktir"

"Aku meragukan sebenarnya siapa yang paling tua di sini?"

"Kau tau oikawa memang kekanak-kanakan sejak dulu."

"Yah"

"Woy! aku mendengar kalian berdua."

🐈🐈

"Kau memesan bir juga?" Tanya kuroo

Oikawa menyunggingkan senyum nya "Ayolah pasti kalian berdua lelah bekerja kan? minum saja aku yang traktir"

"Berhenti menyombongkan diri, kau sudah membicarakan soal traktiran berkali-kali" Timpal kuroo

"Aku masih ada pekerjaan setelah ini, kalian berdua saja" Tolak daichi, ia lebih memilih mengambil air putih dingin yang juga sudah disediakan

"Tidak asik, ayolah daichi aku sudah menghubungi bokuto juga dia akan sampai kurang dari satu jam" Mohon oikawa "Kita minum, lagi pula pekerjaan macam apa yang kau lakukan di tengah malam?"

"Punya janji bertemu di hotel dengan seorang wanita?" Mata si Surai coklat berkedip menggoda

"Aku punya jadwal patroli malam" Daichi tetap menolak

Oikawa mendengus sebal

"Baiklah abaikan oikawa, kita lanjut pembicaraan kita yang tadi?" Ucap polisi berpangkat jenderal itu, tangan nya menyerahkan map coklat yang sebelumnya ia bawa ke tangan kuroo "Menurut pemeriksaan ia mengalami gangguan jiwa"

"Maksud mu?"

"Kantor polisi tidak bisa menahan nya, mantan istri mu mengalami gangguan jiwa saat melakukan penyiksaan hingga penculikan beberapa bulan lalu. jadi kami menyarankan untuk melakukan rehabilitasi terlebih dahulu"

"Jadi dia tidak di tahan?!"

Daichi mengangguk "Kami tidak bisa menahan nya."

"Tapi daichi kau tau kenma sampai– "

"Tenang lah. polisi masih tetap memberi pengawasan ketat pada mantan istri mu, saat ini ia berada di tempat rehabilitasi."

Kuroo menghela nafas, sedikit mengacak rambut nya. ia bahkan tak sadar kalo sudah hampir menghabiskan satu gelas bir

"Lalu bagaimana keadaan kenma chan?" Tanya Oikawa "Ah aku merindukan nya, apa dia sudah bisa memanggil ku paman?"

"Jauh lebih baik" Kuroo sempat terkekeh pelan "Tapi memanggil ku papah saja tidak pernah"

Tawa daichi terdengar keluar dari mulut nya "Kau bilang dia memanggil wanita asing mami?"

"Hem, aku benar-benar cemburu bisa-bisanya dia tidak mengakui ku sabagai papah nya tapi malah memanggil orang lain mami" Tangan itu menuangkan satu botol ke gelas bir nya lagi

"Apa memiliki anak begitu merepotkan?" Tanya oikawa, seperti nya laki-laki itu juga sudah setengah mabuk

"Kau tau– terkadang mereka sangat lucu, terkadang mereka juga menjengkelkan" Kuroo tersenyum sambil memangku pipinya dengan kedua tangan, mengingat-ngingat bagaimana sifat putra nya "Saat melakukan kombi dengan maminya mereka berdua jadi terlihat seribu kali lebih lucu"

"Aku jadi ingin punya anak" Ucap daichi tampa sadar

Oikawa dan kuroo mengambil botol bir untuk ke sekian kalinya

"Hoy! Berhenti minum." Daichi merebut gelas-gelas itu dari kedua tangan teman nya "Aku tidak mau mengantar kalian pulang"

"Ayolah daichi kau harus mencoba untuk memilih anak, mereka akan sangat harum saat selesai mandi" Rancauan kuroo sudah kemana-mana

"Hahaha" Sekarang oikawa tertawa dengan cukup keras "Kau tau daichi bahkan tidak punya calon istri."

"Apa perlu aku belikan kaca?" Timpal daichi

"Ayolah kalo oikawa tooru ini menikah fans ku akan patah hati, aku tidak mau menyakiti hati wanita"

Daichi menghela nafas lelah "Hentikan ayo pulang kalian berdua."

"Yo! bro maaf aku telat?" Akhirnya setelah satu setengah jam orang yang mereka tunggu datang juga

"Satu jam lebih bodoh!" Triak kuroo

"Maaf aku punya kekasih, bukan jomblo seperti kalian"

"Baguslah kau datang bokuto, angkat kuroo dan antar dia pulang aku akan mengantar sampah masyarakat ke peristirahatan terakhir nya"

Bokuto mengerutkan dahi "Tunggu aku baru sampai"

"Lakukan saja" Daichi menyeret oikawa terlebih dahulu menyisahkan bokuto dan kuroo di sana

"Ayo bro, aku akan mengantarmu pulang" Sebagai teman yang baik, bokuto mengangkat sambil sedikit menyeret tubuh kuroo dari sana "Bagaimana kalian bisa mabuk tanpa aku"

"Bokuto kau lama sekali, ayo minum satu gelas lagi"

"Tidak bro. aku bisa di denda oleh daichi kalo sampai berkendara dalam pengaruh alkohol" Tolak bokuto

🐈🐈

Yaku menghempaskan tubuh laki-laki tinggi itu ke kasur dengan kasar, hingga membuat dirinya ikut terhuyung

"Kau berat sekali!" Ia mendorong kaki yang memeluk pinggang nya "Menjauh dari ku."

Namun sepertinya percuma, kuroo jauh lebih besar dan lebih tinggi dari nya– ini sangat menyulitkan

Tapi bukan yaku kalo menyerah begitu saja, dengan sekuat tenaga tangan kecil perempuan itu mendorong kuat tubuh yang mengungkuh nya "Hah!" Begitu terlepas yaku buru-buru bangkit dari sana

Sejujurnya yaku ingin segera pergi masa bodo dengan duda tampan ini, namun entah kenapa ia merasa ibah dengan wajah lelah kuroo

Akhirnya yaku memutuskan untuk melepas jaz dan sepatu yang laki-laki itu kenakan terlebih dahulu

Dengan perlahan dan penuh kelembutan, berharap tidak membuat laki-laki itu terganggu "Lain kali jangan membuat ku sulit untuk meninggalkan mu sialan."

Setelah semuanya selesai yaku bisa kembali ke kamar nya dan tidur dengan damai




















Agak kaku yah nulis pake bahasa baku, jadi kalo tulisan nya kurang enak di baca tolong maklumi ehe 😁

Semoga suka

Stayenjoy 🐈

Kenma Need Mom [End]✅Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ