after (12)

293 57 3
                                    

biar ga lupa
votement juseyo 🙈

"... from now on, you can live as good as you want. You are old enough to lead your own way. Mulai sekarang papah lepas tangan sama keinginan kamu ..."

"... tapi turuti satu saja permintaan papah ..."

Ini sudah hampir empat pekan lamanya sejak kejadian papahnya yang tiba-tiba datang ke rumah secara diam-diam.

Dan Arin masih larut dengan satu hal yang membuatnya merasa tak nyaman.

Dia memutuskan untuk kembali ke rumah sakit setelah satu bulan lebih perawatan dan pemulihan di rumah.

Ya meskipun harus banyak debat dengan Seungwoo, Jiho, Mingyu, Prof Johnny, bahwa dia benar-benar sudah pulih dan bisa menjalankan kewajibannya kembali.

Orang rumah ga banyak yang ikut campur tangan. Papahnya tampak sungguh-sungguh untuk tidak banyak mencampuri urusan anak putrinya mulai saat itu. Beliau hanya sesekali memeriksa dan mengingatkan, dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya.

Rian? Bocah itu mungkin tipe-tipe tsundere, yang keliatannya ga peduli sama sekali tapi dia yang paling khawatir.

Dan akhirnya di sini, di rumah sakit, Arin merasa banyak yang berubah. Orang-orang jadi sedikit banyak khawatir dengan keberadaannya. Menurut Arin itu membuatnya cukup ga nyaman.

"Dokter Arin gapapa?"

"Ada yang sakit ga dok?"

"Mau istirahat sebentar?"

"Biar saya gantiin dok, dokter Arin silahkan istirahat aja."

Hey, Arin kembali ke rumah sakit karena dia masih punya tanggungjawab atas pekerjaannya. Jadi wajar kalo dia banyak gerak atau lelah seperti biasa.

Arin mungkin sedikit bersyukur karena ga ada media yang membahas soal kasus kecelakaannya. Mungkin papah sudah membereskannya dengan tangan emas yang beliau punya.

Tapi kenapa di rumah sakit, semua orang memperlakukannya seperti dia adalah barang antik yang bisa pecah kapan saja. Sangat berhati-hati dan penuh waspada.

Dan yang paling keliatan beda adalah profesor Johnny.

"Yap. Oke. Bagian ini saya terima. Kamu bisa lanjut penelitian yang kemarin sekaligus persiapan buat sidang tesis bulan depan."

Semudah itu? Bahkan Arin ga yakin kalo prof Johnny memeriksa berkasnya dengan baik.

"Prof, mohon maaf sebelumnya. Mungkin berkas ini saya tinggal di sini dulu ya prof. Besok saya minta lagi kalau sudah ada beberapa revisi dari-"

"Semuanya lulus, Rin. Semuanya sudah benar, sesuai dengan revisi yang saya berikan di pertemuan sebelumnya. Kamu bisa lanjut sekarang."

Prof Johnny mengakhiri pernyataannya sambil mengangguk beberapa kali. Tangan beliau memberi sinyal untuk keduanya, Arin dan Mingyu, agar segera keluar dari ruangan.

"Rin, beneran itu prof Johnny udah kelar. Yuk balik keburu dia berubah pikiran." Bisik Mingyu pelan dan sedikit cemas.

Memaksa Arin untuk keluar dari sana dengan menarik ujung snelli-nya setelah membungkuk memberi salam ke arah si dokter senior.

"Lo, jangan ikut-ikutan jadi baik kaya mereka."

"Gue? Engga lah. Gue kan udah baik sama lo dari lama, Rin. Dari SMA. Nih ya, persahabatan itu bagai kepompong. Mengubah ulat menjadi kupu-kupu."

Arin mendengus. "Apa hubungannya?"

"Ga ada. Udah sana jalan. Balik ke kantor."

***

After | Han Seungwoo ✔Where stories live. Discover now