Sap(r) i

1 0 0
                                    


"Ti, cepat kesini!"
Panggil Supri yang badannya dua kali lebih ringan daripada kapuk randu satu kandi yang di kumpulkan oleh para pengepul dan dijual dengan harga dua puluh lima ribu per-kilo, sulit membedakan kapuk randu dengan Supri karena keduanya sama-sama terbang ketika tertiup angin dan sama-sama mempunyai biji.

Pernah suatu siang Supri bertanya, apakah dahulu ketika ibunya mengandung ia tidak diberi minum susu sapi milik juragan paling kaya diujung kampung yang memiliki tujuh belas hektar sawah, sehingga sekarang Supri lebih mirip papan triplek daripada sebuah badan, bapaknya meyakinkanya bahwa air cucian beras jauh lebih sehat daripada satu tetes air susu sapi segar milik juragan paling kaya diujung kampung,

"Benarkah itu papah?"

"Ya. Dan karena kau anak manusia bukan anak sapi, Supri!"

Supri mengangguk mantap dan percaya, dari situ ia mulai mendeklarasikan dirinya ke seluruh penjuru kampung bahwa ia adalah keturunan manusia asli yang suci dan bersih, didarahnya tidak ada sedikit pun air susu sapi mengalir sehingga badannya yang dua kali lebih ringan daripada kapuk randu patut diberi hormat serta perlakuan khusus. Ia adalah seorang dewa.

"Sinting bukan main, kau itu memang bukan manusia biasa karna tubuh maupun otak mu isinya tai sapi! "

Umpat warga kampung Topong atas ketidak setujuannya terhadap Supri, ditambah tidak terima karena waktu nya tersita untuk mendengarkan pidato Supri yang otaknya sinting miring sembilan puluh derajat membuat pengumuman di balai desa pukul setengah enam pagi.

"Tercelalah kalian! perlu ku koreksi beratku sudah naik sepertiga dari setiap kapuk yang kalian panen."

Persetan dengan itu semua, warga Topong sudah bergerak bubar sebelum Supri terbang kontal tertiup angin.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Harusnya Namanya IngatanWhere stories live. Discover now