2. How It All Began

344 53 0
                                    



Bae Irene adalah wanita yang awalnya tidak pernah percaya dengan konsep pernikahan. Wanita itu bahkan hanya berpacaran sekali seumur hidupnya, tanpa berniat untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Ia berpisah juga karena kekasihnya menuntut untuk menikah, dan tentunya Irene menolak semua itu.

'Pernikahan itu konyol', merupakan pemikiran yang selalu tertanam dalam diri Irene. Ia bingung dengan orang-orang yang menikah dan memperumit kehidupannya, ketika di sisi lain mereka bisa bebas melakukan apapun sendirian jika mereka tidak menikah.

Tidak, Irene bukan berasal dari orang tua yang bercerai atau keluarga yang tidak sehat, faktanya justru keluarga Irene adalah keluarga yang harmonis dan berkecukupan. Konsep 'pernikahan itu konyol' terbentuk murni dari pemikiran Bae Irene sendiri.

Irene yang lembut dan polos, tidak ingin hidupnya dikekang. Ia ingin menikmati hidupnya sendirian, menjadi sosok yang ia idamkan, menjadi wanita yang bebas melakukan apapun yang ia inginkan tanpa harus bernegosiasi dengan spesies pria bernama 'suami'.

Semua itu terwujud. Irene sukses mewujudkan impiannya, menjalani kehidupan yang menyenangkan tanpa halangan dan gangguan dari orang lain. Semuanya baik-baik saja, sebelum kedua manik matanya menangkap pemandangan pria yang duduk berhadapan dengan ayah Irene di ruang tamu rumah Bae Irene.

"Dia Kim Junmyeon, anak dari pemilik KJ Corporation," ujar ayah Irene kala itu.

Saat itu Bae Irene hanya bisa melongo, lalu sedetik kemudian ia tersenyum manis, yang hanya ditanggapi dengan kernyitan di dahi oleh Kim Junmyeon. Ya, jatuh cinta memang semudah itu. Hanya dengan melihat ekspresi seriusnya, tatapan dinginnya, dan senyuman kaku milik pria itu, Irene telah sadar sepenuhnya bahwa ia sudah jatuh dalam pesona seorang Kim Junmyeon.

Lalu beberapa bulan setelahnya, Bae Irene mendengar kabar yang sangat konyol. Ia akan dijodohkan dengan Kim Junmyeon, atas dasar kerja sama perusahaan dan juga karena ayah Irene dan ayah Junmyeon berteman baik. Tapi yang lebih konyol lagi dari semua itu adalah, Kim Junmyeon justru menyetujui perjodohannya, tanpa penolakan sedikitpun.

"Kenapa kau tidak menolak?"

"Kenapa aku harus menolak, Irene?" jawab Junmyeon saat itu, tanpa ekspresi dan penyesalan.

Dan beberapa bulan setelah itu, keduanya resmi menikah. Berjanji di hadapan Tuhan untuk hidup bersama dalam susah senang dan mencintai hingga maut memisahkan.

Tidak ada yang tau seberapa bahagianya Bae Irene setelah resmi menjadi istri Kim Junmyeon. Setiap hari ia merasa sangat bahagia hingga ia merasa Tuhan sangat berbaik hati kepada wanita itu, hingga ia begitu takut Tuhan akan mengambil kebahagiaan itu secara tiba-tiba. Right, Irene was very innocent at that time.

Hari demi hari ia jalani dengan bahagia. Saat itu, ekspresi dingin Junmyeon dan perilakunya yang tetap dingin pada Irene hanya dianggap sebagai angin lalu oleh wanita itu. Bae Irene menganggap bahwa memang seperti itu lah sifat suaminya.

Irene treat Junmyeon well, so well, hingga ia tidak mempedulikan hal lain selain Junmyeon. Hingga ia tidak menyadari betapa seringnya Junmyeon bermalam di kantor, betapa seringnya pria itu melewatkan makan malamnya bersama Irene, dan juga betapa seringnya Junmyeon diam-diam meninggalkan Irene sendirian di kamar lalu pindah ke ruang kerja.

Rasa sakit itu mulai muncul dalam diri Bae Irene, sedikit demi sedikit menggerogoti Irene dari dalam. Membuat Irene selalu memikirkan hal negatif tentang suaminya sendiri. Irene tau bahwa ia tidak boleh bersikap seperti itu, bagaimanapun, ia harus tetap percaya pada Junmyeon, karena kepercayaan adalah dasar dari sebuah pernikahan. Namun Junmyeon, pria itu enggan membuka mulutnya walau hanya untuk memberi penjelasan pada istrinya sendiri.

Irene yang tenggelam dalam kubangan ketidakpercayaan pada suaminya, hanya bisa menunggu. Menunggu sesuatu yang bisa menjadi penjelas dari semua hal yang terasa abu-abu bagi wanita itu.

Hingga kemudian, penjelas yang ia harapkan tiba-tiba muncul. Tepat di depan kedua mata Bae Irene sendiri.

Malam itu, Irene masih ingat dengan jelas. Sederas apa hujan yang melanda Seoul, dan sedingin apa udara yang menyentuh permukaan kulitnya. Pukul 10 malam, Kim Junmyeon belum juga pulang dari kantor. Membuat Irene merasa begitu khawatir hingga wanita itu memutuskan untuk menunggu di ruang tamu, ditemani segelas cokelat panas dan juga cardigan tipis yang membalut tubuhnya.

Lalu suara itu terdengar.

"You said you will always be alone, Kim Junmyeon."

Suara wanita yang sedikit berteriak, membuat Irene tertegun detik itu juga.

"Aku memang akan selalu sendirian."

Setelahnya suara Junmyeon terdengar, membuat Bae Irene semakin yakin bahwa ia tidak sedang menghayal tentang suara yang ia dengar.

Kedua kaki Irene melangkah mendekati sumber suara, hingga ia bisa melihat dengan begitu jelas, pemandangan Junmyeon yang sedang berhadapan dengan seorang wanita.

Wanita itu berambut panjang sepunggung dengan warna cokelat tua, tingginya hanya sedagu Kim Junmyeon. Keduanya saling berhadapan di bawah guyuran hujan, dengan tatapan yang sulit untuk dimengerti oleh Bae Irene.

"Kau bilang kau akan selalu sendirian, tapi apa ini Junmyeon? Kau menikah?"

Junmyeon kala itu hanya diam.

"Kau menikah, dan entah kenapa aku merasa terkhianati. Ini salah kan, Junmyeon?"

Hujan begitu deras, namun anehnya Irene bisa mendengar tiap kata yang wanita itu lontarkan pada Kim Junmyeon.

"Nana, kau harus pulang sekarang."

"Aku tidak akan pulang sebelum kau mengatakan sesuatu tentang - "

Lalu detik berikutnya, Junmyeon mendekap wanita bernama Nana itu tepat di hadapan mata Bae Irene, disertai kalimat yang seolah menusuk Irene tepat di jantung.

"Kim Nana, tidak perlu khawatir. Aku akan selalu sendirian, seperti yang kau harapkan selama ini. Aku tidak bisa mencintai orang lain, aku benar-benar tidak bisa melakukannya, Nana."

Kalimat yang keluar dari bibir Junmyeon malam itu, telah menjadi penjelas dari semua hal yang membuat Irene kebingungan tentang pernikahannya sendiri.

Irene berbalik, mengalihkan pandangannya yang terasa buram karena air mata. Malam itu semuanya menjadi begitu jelas bagi Bae Irene. Tentang wanita bernama Nana yang memiliki hubungan istimewa dengan Junmyeon. Tentang Junmyeon yang mengatakan bahwa ia akan selalu sendirian. Dan juga tentang..

Kim Junmyeon yang tidak akan bisa mencintai Irene.. someone who has already become his wife.

*

To be continue.

GaareyWhere stories live. Discover now