6. Glum

145 22 12
                                    



"Ya?" ujar Irene sesaat setelah wanita itu menempelkan ponselnya di telinga.

"Ayah menghubungiku," ujar Junmyeon tanpa basa-basi.

"Lalu?"

"Ayah ingin kita datang ke acara makan malam keluarga besok."

Bae Irene diam, ia tau Junmyeon belum selesai bicara, ia tau suaminya berusaha menyusun kalimat terbaik untuk 'melarikan diri' dari undangan ayah Bae Irene.

"... kau tau 'kan, aku di Jepang."

Irene tersenyum kecut. "Aku tau."

"Kau bisa datang tanpa aku, 'kan?"

Bae Irene memejamkan matanya. "Bukankah selama ini aku memang selalu datang sendirian?"

"Irene," Junmyeon merendahkan nada bicaranya. "Aku selalu berusaha untuk datang, tapi acara keluargamu entah kenapa selalu bersamaan dengan kesibukanku."

Wanita itu menghela napas berat. Ya, dugaan Irene memang tidak akan pernah salah. Kim Junmyeon akan selalu mencari beribu alasan agar tidak hadir ke acara keluarga Bae Irene. Seolah itu adalah acara yang tabu untuk Junmyeon, seolah Junmyeon benar-benar akan 'mati' jika menginjakkan kakinya disana. Namun, sampai kapan Junmyeon akan 'bersembunyi' dari keluarga Bae Irene? Jika Junmyeon terus melarikan diri, entah cepat atau lambat, keluarga Irene akan curiga tentang hubungan pernikahannya yang hancur lebur- dan tentu saja, hal itu tidak boleh terjadi.

"Tidak bisakah kau datang? Katakan pada sekretarismu bahwa kau akan kembali ke Jepang lusa - "

"Bae Irene ...."

" - ah tidak, bahkan satu jam setelah acara keluargaku selesai pun.. kau boleh kembali ke Jepang. Tapi aku mohon, datanglah bersamaku, Junmyeon."

"..." Kim Junmyeon hanya terdiam di seberang sana.

"Ayah hanya ingin melihat kita datang bersama." Irene berujar lembut, penuh dengan permohonan.

Hening beberapa saat, hanya deru napas Junmyeon yang terdengar di ponsel Irene, hingga kemudian pria itu berujar singkat dan padat. "Aku tidak bisa."

Ya, tentu saja dia tidak bisa. Memangnya apa yang Irene harapkan dari Junmyeon? Pria itu jelas tidak akan menukar waktunya bersama Kim Nana dengan apapun.

Namun, entah setan apa yang memengaruhi Bae Irene, wanita itu tiba-tiba mengucapkan serentetan kalimat yang diluar dugaan Junmyeon.

"Jika kau memang menganggap ayahku sebagai 'penyelamat' KJ Corp, aku harap kau datang besok, Junmyeon."

"..." Kim Junmyeon terpaku, merasa kalimat itu seolah menampar wajahnya.

Mungkin kalimat itu terdengar kasar dan sombong, tapi apa boleh buat? hanya itu satu-satunya cara yang terpikirkan oleh Bae Irene; Mengusik harga diri suaminya.

"Aku mengatakan ini sebagai istrimu, Junmyeon."

Hening.

Tak terdengar suara, namun Irene tau bahwa Junmyeon merasa terusik dengan ucapan istrinya.

"Aku akan berusaha untuk datang," ujarnya setelah terdiam beberapa saat. Jeda, pria itu menghela napas kasar. "Tapi aku harap, kau tidak akan mengatakan kalimat 'kasar' seperti itu lagi, Irene."

***

Lalu disinilah Irene sekarang, berdiri di tengah acara megah yang diadakan oleh ayahnya dan dihadiri oleh sanak saudara Irene. Wanita itu terlihat berdiri di dekat pintu yang menjadi penghubung hall dengan kolam renang. Tubuhnya bersandar, dan kedua matanya menatap satu persatu sanak saudara yang berlalu-lalang. Sayangnya Irene tidak terlalu hapal dengan wajah mereka karena banyak yang melakukan studi ke luar negeri dan baru kembali ke Korea ketika sudah dewasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GaareyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang