3. Hong Jisoo

2.1K 164 14
                                    

[ Husband Series ]

[ +++ ]

"Sayang?"

"Hm."

"Sayang."

"Apa, sih?"

Kudengar Joshua membuang napas kasar. Dia menarik buku yang sedari tadi kubaca. Yang sebenarnya dari pagi sudah lebih menarik perhatianku daripada kehadiran Joshua di sampingku sekarang ini.

Dia mengambil buku yang kupegang dan menaruhnya di nakas samping tempat tidur kami, tepat di belakangnya. Dia beralih menyender dengan posisi miring menghadapku. Tangan kiri menjadi tumpuan kepalanya.

"Aku mau bilang. Coba dengerin dulu jangan buku terus yang diperhatiin. Akunya juga mau." cerocos Joshua.

"Hm?" aku juga menyamankan posisi. Aku miring ke kanan dan bersandar. "Bilang apa, my gentleman boy's?"

Joshua mengusap kepalaku. Dia menyingkirkan anak rambut yang sudah memanjang sampai mata bahkan hampir menutupi. Diletakkannya di belakang daun telingaku.

"Mama kangen sama kita."

Aku mengernyit. "Mama siapa? Mamaku atau mamamu?"

"Mamaku, sayang." jawabnya. "Dia pengen kita ke LA. Mama nyuruh kita pulang ke sana. Kangen banget katanya."

Aku terdiam sesaat. Bukan, bukan karena aku tidak suka dirindukan mertuaku. Tapi, tumben saja dia menyuruh Joshua dan aku untuk pulang ke kampung halaman suamiku itu. Biasanya Mama Josh yang akan ke sini, menemuiku. Atau menginap di rumah.

"Ada apa emang? Kok  tumben Mama nyuruh kita ke sana?"

"Nggak papa sih katanya. Aku tadi juga nanya gitu, kok. Tapi, kata Mama gak ada apa-apa. Ya, cuman kangen aja."

"Beneran?" tanyaku memastikan. "Aku takut kalo ada apa-apa makanya kita disuruh ke sana."

"Nggak, sayang. Nggak ada apa-apa. Tenang aja."

Aku menghela napas pasrah. Ya sudahlah, syukur kalau tidak ada apa-apa. Aku hanya mengangguk singkat guna merespon Joshua. Aku beringsut duduk dan berniat mengambil buku bacaan tadi yang tepat berada di belakang suamiku.

Namun, baru saja tanganku ingin menggapainya, Joshua dengan gerakan tiba-tiba memegang tanganku. Dia mendorong tubuhku hingga terlentang.

Joshua bergerak lalu merubah posisinya dan sekarang tepat berada di atasku. Kedua tangannya berada tepat di samping telingaku. Menyangga badannya agar tidak menindih. Aku yang melihatnya hanya terkekeh pelan. Memang benar-benar ya suamiku ini? Tinggal bilang mau minta apa susahnya, sih?

"Aku nggak tahan dari tadi sore."

Aku tertawa geli. "Emang kenapa? Nggak tahan buat makan, ya?" tanyaku berani. Aku memang suka menggoda Joshua.

"Iya, aku pengen makan kamu." kata Joshua serak. Dia menatapku dengan tatapan luar biasa beda.

"Kamu sengaja, ya?"

"Hm?" aku menyilangkan kedua tangan di depan dada. "Aku sengaja gimana?"

Joshua berkedip penuh arti. "On purpose wearing clothes like this. You don't wear pants either."

Seventeen ImagineWhere stories live. Discover now