kesepakatan

88.6K 2.4K 15
                                    

Aku memicingkan mataku dan mencoba membuka mataku walau masih terasa berat. Lampu kamar sudah hidup dan kulihat cuma aku sendiri, mungkin Mas Dev sudah terlebih dahulu bangun, aku menggeliat dan turun dari tempat tidur.

Kuraih handuk digantungan dan masuk ke kamar mandi untuk segera mandi, kemudian sholat maghrib. Aku segera mandi dengan cepat, karena waktuku untuk menyiapkan makan malam akan semakin sedikit.

Saat aku selesai mandi kudapati Mas Dev tengah melepas kaosnya, ia menoleh dan terseyum, “kamu sudah selesai ya? Kamu tata makanan di meja ya, aku tadi sudah selesai masaknya.”

Apa? Mas Dev masak? Aku ga tahu mas Dev bisa masak. Dan kali ini dengan tenang ia menyuruhku menata makanan?

Aneh sekali saat mengetahui Mas Dev jadi seperti ini, bukan dirinya. Aku berjalan ke meja makan dengan perasaan tak menentu. Kucium bau harum masakan, aku mengendusnya dan mendekati sumber bau itu di atas wajan dan piring.

Mas Dev benar-benar masak, ada ayam goreng, tumis kacang panjang, dan lalapan mentimun dan kemangi. Air liurku mengumpul dimulut, entah kenapa makanan itu terasa menggiurkan.

Segera saja kuambil pring dan kusiapkan semuanya diatas meja. aku duduk dan menunggui makanan itu sembari menunggu kedatangan mas Dev yang baru mandi.

ini pertama kali aku tahu ia bisa memasak. dan aku sangat penasaran dengan rasa masakan. masih banyak sifat dan sikap mas Dev yang aku tak tahu, terlalu banyak yang ia sembunyikan.

"sudah lama menungguku?" aku terkesiap saat suara orang yang tengah ada dipikiranku ternyata suda ada didekatku.

"eh.. iya mas. ayo makan, aku sudah lapar!" aku membalik kan satu piring dan mengambilkan nasi untuknya, kemudian baru untukku sendiri. 

ia duduk didepanku dan memandangku hangat, hemmm aku jadi salah tingkah menghadapinya. 

"gimana masakan ku?" saat aku menggigit ayam goreng buatannya itu.

aku mencecap dan mengunyahnya perlahan. "enak mas, pas asin dan manisnya! boleh kasih tau resepnya!"

ia tersenyum, dan aku selalu saja melongo menikmati senyum penuh pesonanya itu.

"ya sudah kalau kau suka, lanjutkan saja makannya, setelah ini kita ngobrol-ngobrol santai sambil nonton TV!"

 aku mengangguk, mas Dev tak begitu suka bicara saat makan kalau tidak mendesak. ia lebih senang tenang dan menikmati makanannya dari apda harus ngobrol.

 selesai makan aku segera membereskan makanan dan menyimpannya kemudian aku mencuci perabot makan yang tadi kami gunakan untuk makan.

 Mas Dev sendiri nampak sibuk didepan televisi sambil membuka tabnya dan terlihat mengerjakan sesuatu. mungkin urusan kerjanya, karena yang kutahu dari jam makan siang ia tak kembali ke kantor lagi.

 dengan perasaan takut aku berjalan menuju sofa depan TV, dan memandangi Mas Dev yang masih sibuk dengan tabnya.

 "sini duduklah dsampingku. aku tak akan marah-marah. jadi jangan takut!" ia menoleh dan tersenyum.

 huft lagi-lagi senyum itu membuat hatiku kebat-kebit menahan perasaan yang membuncah dihatiku, perasaan penuh cinta yang tak boleh aku perlihatkan padanya.

 ia meletakkan tabnya dimeja dan mematikan Tv yang tadi menyala saat aku sudah duduk disampingnya.

 "kita buat kesepakatan saja. katakan yang kamu inginkan!"

 aku memandangnya heran, kesepakatan apa? apa ia ingin aku melakukan sesuatu hal lain lagi?

 "maksud Mas kesepakatan untuk apa? apa aku salah lagi?" ujarku bingung tak menentu.

Maaf Aku MencintaimuWhere stories live. Discover now