"Sini duduk disebelah saya, dari tadi siang saya mau ngomong sama kamu tapi kehalang anak-anak." Kata Seungwoo sambil nepuk-nepuk sofa disebelahnya yang kosong.
Ranti pun nurut, dia duduk tepat disebelah Seungwoo.
"Emangnya Om mau ngomongin apa?" Tanya Ranti.
"Jangan panggil Om, saya gak setua itu."
"Jadi mau dipanggil apa? Kak? Sayang? Woo? Baby? Ayahnya Pyo? Ayahnya Esa?"
"Jadi ini sifat asli anak tunggal Agung Jarot Rahman." Sinis Seungwoo.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kenapa? Emangnya sifat saya gimana?" Bingung Ranti.
"Banyak omong." Jawab Seungwoo singkat.
"Terserah." Ranti muter bola matanya males. "Jadi mau dipanggil apa?" Tanya Ranti.
"Terserah." Kata Seungwoo ngikutin nada bicara Ranti tadi.
"Gak jelas nih Om-Om."
"Saya capek mau tidur." Seungwoo berdiri dari duduknya.
"Yaudah, aku juga mau pulang." Ranti juga berdiri dan bersiap ninggalin kediaman keluarga Seungwoo itu.
Seungwoo angguk aja biarin perempuan yang jadi calon istrinya itu pulang sendirian.
Emang tega bener si Seungwoo, udah malem padahal, gak ada niatan anterin Ranti sedikitpun.
Ranti mendengus kasar, gini amat calon laki nya, coba aja kalo Hangyul, pasti dia gak bakal biarin Ranti pulang sendirian malem-malem gini. Jangankan malem, siang aja Hangyul tetep bakal anterin Ranti kemanapun Ranti mau.
Aduuh jadi kangen Hangyul :'(
*****
"Hadehh... pake mogok segala lagi." Kesel Ranti.
Motornya tiba-tiba mati dan berhentinya tepat ditempat yang sepi, Ranti gak takut hantu cuman takut ada begal aja.
Kalo Ranti kena begal kan gak lucu, mana motornya belom lunas lagi. Iya belom lunas, ini motornya Ranti sendiri yang nyicil, dia gak mau orangtuanya campur tangan sama keinginan Ranti.
